Mirza Roesli | Bekerja dengan Hati & Ikhlas

“Di mana pun kita bekerja tekanan pasti ada. Namun, sepanjang tujuannya agar kita bekerja dengan benar dan berdampak positif ke diri kita. Ya, kita jalani saja dengan ikhlas dan bekerja sepenuh hati.”

 

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Pria bernama lengkap Mirza Roesli ini ternyata
sudah lebih dari 22 tahun lamanya berkarier di Unilever Indonesia. Meskipun, awalnya
perusahaan tersebut bukanlah pilihan pertama untuk dimasuki, namun karena ‘jodoh’ dia pun memutuskan untuk berkarier di sana.

Saat itu, dia sebenarnya lebih tertarik ingin bekerja di dunia perbankan atau industri listrik dan kebetulan ayahnya seorang insinyur listrik. Namun, Mirza yang tadinya hanya berharap mendapatkan pengalaman wawancara saat melamar pekerjaan di Unilever, tak disangka dia beruntung malah diterima di sana.

Padahal, saat itu dia masih dalam tahap menyelesaikan kuliah jenjang S2 di
Brussel, Belgia dan berniat ingin berlibur terlebih dahulu, setelah sekolahnya selesai.
Begitu sampai di Tanah Air dia pun langsung bekerja di bisnis unit es krim Walls bagian marketing dalam program management trainee.

Lulusan Master of Business Administration dari United Business Institute (UBI) Brussel, Belgia ini menerangkan, “Setelah dua tahun masuk ke bagian customer development atau di luaran dikenal dengan sebutan sales, saya diminta menangani modern tradegeneral trade baik lokal maupun global role. Dari posisi area sales manager Walls Jawa Barat, key account manager cash and carry sampai key account manager Carrefour Indonesia.

Khusus untuk global role saya sempat mendapat tugas internasional ke Paris tahun 2008 bekerja tiga tahun dalam global team sebagai global key account manager
Carrefour Global.” Terbukti kurva perjalanan karier pria berkacamata ini selalu mengarah ke atas.

MEMILIH TETAP LOYAL
Sekembali di Indonesia dia mendapatkan amanah untuk menempati posisi head ofcategory customer development personal care dan dipindahkan menjadi head ofHypermarket and cash & carry. Lalu, tahun 2015 kembali mendapatkan tawaran di bidang marketing untuk kategori oral care.

“Awalnya, saya sedikit ragu, namun lama-kelamaan setelah mendalaminya saya malah senang dengan profesi marketeer. Selain itu, pengalaman saya ketika di bagian sales turut mendukung tanggung jawab saya sebagai head of oral care Unilever,” sambung Mirza.

Dibandingkan rekan-rekan kuliah seangkatannya, ternyata hanya dialah yang memilih tetap loyal tidak berpindah-pindah perusahaan. Dia merasa cocok bekerja di Unilever, karena perusahaan tersebut memberikan banyak hal bermanfaat untuk kehidupan kerjanya.

Selaras dengan misi personal dirinya, yaitu dia bisa berkarya dan pada saat yang bersamaan tidak hanya untuk pribadi maupun keluarga. Tapi, juga bagi masyarakat luas dan sejalan dengan impiannya selama ini.

Pria yang senang tantangan baru tersebut berkomentar, “Di mana pun kita bekerja tekanan pasti ada. Namun, sepanjang tujuannya agar kita bekerja dengan benar dan berdampak positif ke diri kita. Ya, kita jalani saja dengan ikhlas dan bekerja sepenuh
hati. Dalam hal ini saya belajar dari prinsip kerja istri saya. Yaitu, let it flow saja, tidak perlu ngoyo dan pada akhirnya yang lainnya akan datang dengan sendirinya.”

Urusan oral care untuk masyarakat Indonesia sangatlah penting dan menjadi bagian yang cukup besar dalam bisnis Unilever. Produk seperti Pepsodent berada dalam posisi terdepan, itulah sebabnya menjadi tantangan bagi Mirza dan timnya untuk bisa mempertahankannya. Ini bukanlah pekerjaan mudah.

“Kami harus mempunyai range product sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan paling penting adalah memberikan edukasi akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Jumlah penduduk di Tanah Air sangatlah besar, sehingga kami tetap memiliki peluang pasar yang menggiurkan.

Namun, kesadaran terhadap kesehatan gigi dan mulut masihlah minim. Ini menjadi tugas, sekaligus tantangan bagi kami. Sebagai market leader, kami harus terus mengedukasi memberikan pelajaran maupun informasi kepada masyarakat luas mengenai kesehatan gigi dan mulut,” lanjut peraih bachelor dari Ecole Publique des Hautes Etudes Comerciales (EPHEC) Brussel, Belgia, ini serius. Elly Simanjuntak | Foto: Fikar Azmy

 

 

Untuk membaca artikel selengkapnya, dapatkan majalah Women’s Obsession edisi Juli 2018

<iframe src="https://www.youtube.com/embed/NRKjSBRY7BI" width="696" height="392" frameborder="0" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>