Kartini Inspiratif 2024 | Irma Gamal Sinurat: Lestarikan Budaya dan Berdayakan Perempuan

Pembina Pengrajin Batik Tulis Rumah Susun DKI Jakarta

Bermula dari relokasi warga di sekitaran Pluit dan Bukit Duri ke Rumah Susun Sewa (Rusunawa), Irma Gamal Sinurat menggagas sebuah proyek pemberdayaan terhadap ibu-ibu rumah tangga bernama “Batik Marunda”. Batik ini dicirikan dengan corak dan motif ikonik kota Jakarta, mulai dari ondel-ondel, bajaj hingga Monas yang hadir membawa warna baru bagi dunia batik di Indonesia.

 

Lahir sebagai perempuan berdarah Batak, tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Irma untuk dapat berkiprah di luar perannya sebagai ibu rumah tangga. Terlebih berkarya sebagai penginisiasi hadirnya kelompok pengrajin batik, yang biasanya berasal dari Jawa. Namun, karena niatnya ingin memberdayakan para ibu di sekitar Rusun Marunda, dia pun bertekad untuk terus belajar, hingga hasilnya hari ini Batik Marunda telah dikenal sebagai salah satu suvenir khas dari Jakarta.

 

 

Baca Juga:

Kartini Inspiratif 2024 | Lisa Tjokro: Komitmen dalam Karya dan Kreativitas

Kartini Inspiratif 2024 | See Mun Suparno: Jatuh Cinta Pada Dunia Pendidikan Anak

 

 

Tidak memiliki latar belakang seorang pengrajin atau seniman, Irma yang justru merupakan seorang arsitek mengakui bahwa dari proyek Batik Marunda ini, dirinya mendapatkan banyak pelajaran, terutama mengenai kebudayaan Indonesia. Dari awalnya yang hanya seorang awam, hingga menjadi pembina rumah Batik Marunda, yang sekaligus berhasil menciptakan mata pencaharian bagi para ibu rumah tangga di rusunawa.

 

Saat ini, dia sendiri menjabat sebagai pembina dari Batik Marunda, sebuah proyek yang awalnya terbentuk pada era kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Para warga, khususnya perempuan yang awalnya memiliki mata pencaharian sebagai buruh serabutan di sekitar Kota Jakarta, saat direlokasi ke Rusunawa Marunda harus kehilangan mata pencahariannya. Untuk mengatasi hal tersebut, Irma yang saat itu tergabung dalam organisasi PKK dan Dekranasda akhirnya mencari cara, agar mereka bisa memiliki keterampilan untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.

 

Setelah beberapa kali mengadakan pelatihan keterampilan, ternyata membatik menjadi sebuah kegiatan yang diminati. Terlebih, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun tengah gencar berusaha menciptakan suvenir atau oleh-oleh khas Jakarta yang berbeda dari yang telah beredar di pasaran. “Menjadi perempuan jangan diam di rumah. Kita bisa di rumah, mendampingi anak-anak, tapi kita tetap paling tidak bisa mencari tambahan untuk membayar listrik sendiri. Jadi, memang itu yang kami ajarkan kepada ibu-ibu di Rusunawa Marunda,” kata Irma.

 

 

Baca Juga:

Kartini Inspiratif 2024 | Mariani Solihah: Lead by Example dan Selalu Beri Dukungan

Kartini Inspiratif 2024 | Polana Banguningsih Pramesti: Tak Henti Berinovasi untuk Efisiensi

 

 

Sembilan tahun berkiprah, kini nama Batik Marunda pun telah dikenal oleh masyarakat luas. Bertepatan dengan Hari Batik Nasional tahun 2023 lalu, brand ini diketahui turut berpartisipasi di pameran Batik Nusantara, yang diikuti oleh para pengrajin batik UMKM dari seluruh Indonesia.

 

Bertepatan dengan momen peringatan Hari Kartini, Irma menuturkan harapannya untuk generasi muda, khususnya para perempuan, untuk melestarikan kebudayaan Nusantara, seperti ragam wastra dan batik yang penuh akan filosofi. Karena menurutnya, perempuan yang berkarya akan turut meningkatkan kesejahteraan bagi keluarga. Perempuan sebagai role model bagi anak-anaknya dapat ikut berkontribusi dan membawa nama Indonesia ke kancah internasional di masa yang akan datang.

 

Perempuan yang mencintai ragam wastra dan batik ini juga mengoleksi berbagai batik yang tersebar di Indonesia. Tak hanya memiliki ragam motif, corak dan warna yang indah, namun juga memiliki filosofi mendalam. “Proses membatik itu luar biasa sulit, sehingga memang harus lebih kita hargai. Dengan detail dan cerita yang ada, narasi dari sehelai kain bisa bercerita banyak tentang kehidupan. Itu yang saya suka dengan batik,” tambahnya menutup pembicaraan dengan Women’s Obsession.

 

(Arfi | Dok. Batik Chic)