Puasa Aman Penderita Diabetes

Saat puasa gula darah kita akan menurun. Tentunya bagi penderita diabetes,
penurunan kadar gula darah drastis bisa memiliki konsekuensi serius. Saat berpuasa, pengidap penyakit ini berpotensi mengalami hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah tiba-tiba, menyebabkan kejang dan ketidaksadaran atau hiperglikemia.

Ada pula gejala peningkatan gula darah yang dapat menyebabkan penglihatan kabur, nyeri
kepala, kelelahan, dan haus yang meningkat. Jarak antara makanan yang berkisar antara 12 hingga 14 jam dapat menyebabkan perubahan metabolik di dalam tubuh, berpotensi menimbulkan masalah kesehatan bagi pasien diabetes.

Karena itu, diperlukan catatan khusus dalam menjalaninya. Tingkatan Risiko Penderita diabetes disebut memiliki risiko ringan, jika kadar gula darahnya terkontrol dengan diet
saja atau menggunakan obat metformin atau TZD.

Sementara, diabetes tipe 1 atau yang memiliki riwayat hipoglikemia kambuhan, berada pada risiko lebih tinggi jika berpuasa. Sehingga diminta memantau kadar glukosa darah secara berkala. Jika memakai insulin, mungkin ada kebutuhan tertentu untuk mengubah dosisnya.

Seseorang dibilang memiliki risiko tinggi, jika dia sudah mengalami gangguan
fungsi ginjal, tinggal sendiri, dan menggunakan insulin atau sulfonilurea. Termasuk juga orang tua yang sakitsakitan. Sedangkan mereka yang sudah memiliki risiko sangat tinggi, tidak direkomendasikan berpuasa. Yaitu bagi yang telah mengalami hipoglikemia berat, dan memiliki komplikasi diabetes ketoasidosis atau dalam kondisi hiperglikemia hiperosmolar.

Namun, penderita diabetes juga bisa mendapatkan keuntungan jika berpuasa. Pola makan teratur dan asupan kalori yang sama setiap hari akan membuat kadar gula darah yang biasanya naik turun menjadi kian stabil. Komposisi diet seimbang dalam satu hari bagi penderita diabetes adalah karbohidrat 50%, protein 35%, dan lemak 15%.

Asupan karbohidrat sebaiknya diperbanyak dari jenis buah dan makanan, seperti nasi dan kentang. Karbohidrat ini bisa dikonsumsi 10% setelah tarawih, dan 25% saat makan
sahur. Seiring dengan stabilnya produksi insulin oleh pankreas, maka sebenarnya penderita diabetes dapat menjalankan puasa dengan lancar dan aman.

Panduan Makan
Kunci pola makan bagi pengidap diabetes adalah pengaturan jumlah kalori yang masuk dalam tubuh secara bertahap. Kebutuhan kalori setiap orang tergantung dari usia, jenis kelamin, berat badan, dan aktivitas. Salah satu tantangan para penderita diabetes adalah memilih makanan sahur dan berbuka, karena biasanya yang tersedia banyak bersifat manis.

“Pilihlah karbohidrat kompleks saat sahur dan makan sesuai jumlah kebutuhan energi. Minuman manis atau makanan dengan kandungan karbohidrat sederhana, sebaiknya tidak melebihi 10% kebutuhan energi. Pilihan yang baik adalah buah potong,” jelas dr. Tirta Prawita Sari ahli spesialis gizi RS Pondok Indah Kebayoran. Angie Diyya | Istimewa