Darmayanti Lubis: Berjuang untuk Perempuan, Anak, dan Pendidikan

A Dedicated Senator: Wakil Ketua DPD RI

Berbincang-bincang dengan Prof. Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis, tampak jelas sosoknya tak lepas dari pemikiran-pemikiran jauh ke depan. Senator yang telah sepuluh tahun duduk di DPD RI ini bertutur tentang prinsip dan capaian serta perjalanannya memperjuangkan aspirasi. Beralih dari seorang akademisi menjadi politisi diakuinya tak mudah dilakukan. Untuk terjun ke dunia politik, dia harus rela melepaskan pekerjaan sebagai dosen di jurusan Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara (USU).

“Mengundurkan diri dari profesi dosen sebenarnya pilihan yang tidak menyenangkan bagi saya. Namun, karena tekad sudah bulat, saya memilih risiko kehilangan pekerjaan, bila tidak lolos ke Senayan. Untungnya, usaha dan pengorbanan tidak sia-sia. Alhamdulilah, pada Pemilu 2009, saya mewakili Sumatera Utara menjadi anggota DPD RI sekaligus berkesempatan memperjuangkan dan memengaruhi kebijakan untuk rakyat,” ungkap lulusan S3 University of Leeds, Inggris ini.

Darmayanti memiliki perhatian besar terhadap berbagai persoalan sosial di tengah masyarakat, khususnya menyangkut perempuan dan anak. Kepada Women’s Obsession, Darmayanti mengungkapkan sejak dulu amat mendambakan Indonesia menjadi bangsa unggul, mandiri, dan kuat dalam segala bidang, yang sering disebutnya sebagai Gerakan Indonesia Emas 2045.

Indonesia sejatinya unggul dalam berbagai bidang, termasuk sumber daya manusia dan alam. Negara ini memasuki periode bonus demografi, jumlah penduduk usia muda jauh lebih banyak. Fakta itu harus menjadi pendorong peningkatan pembangunan.

Bekerja selama 35 tahun sebagai pendidik di universitas, dia banyak melihat mahasiswa yang memahami visi misi ke depan dan membangun karakter diri. Namun, sayangnya sangat dirasakan saat ini terjadi degradasi moral, baik itu karena pengaruh dari luar, teknologi, maupun lingkungan. “Diharapkan pada tahun 2045, seratus tahun setelah kemerdekaan Indonesia, generasi anak terbaik diwujudkan mulai dari keluarga, lingkungan, maupun pertemanannya, sehingga dihasilkan anakanak berkarakter yang mampu menggapai cita-cita. Pendidikan karakter ini implementasinya harus dipikirkan bersama dalam bentuk yang sistematis dan terstruktur. DPD memiliki peran besar mewujudkan prinsip itu,” ujar ibu tiga anak ini.

Salah satu upaya untuk mewujudkan obsesi tersebut ialah terjun ke dunia politik. Dia menyadari kekuatan politik tak bisa diabaikan untuk mewujudkan gagasan besar. Bahkan, mempercepat terealisasinya obsesi itu. Dedikasi pemikiran dan perjuangannya dalam pembelaan terhadap kaum perempuan membawanya meraih Karya Satya XX dan Karya Satya XXX, serta menjadi kebanggaan sebagai putra daerah Sumatera Utara.

“Di beberapa daerah, jumlah perempuan rata-rata di atas 50%. Kita berharap potensinya diperhitungkan kalau Indonesia mau maju. Sekarang kita tidak bisa mengabaikan ilmu dan teknologi. Kita melihat peran perempuan dalam membangun daerah, bahkan lebih menonjol dibandingkan peran kaum laki-laki,” tuturnya.

Di tengah padatnya kesibukan, dia justru merasa tiada hari tanpa bekerja keras meskipun usia tak lagi muda. Dia mengimbangi dengan selalu menjaga asupan makanan dan istirahat, serta selalu berbuat yang terbaik untuk membangun semangat sehingga lelah pun tidak dirasakan. Tak lupa, dia berbagi makna sukses baginya.Yakni dapat diukur sejauh mana kita memberikan manfaat kepada orang lain, baik sebagai pribadi, istri, ibu, maupun anggota masyarakat. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak bermanfaat untuk orang lain. (Angie | Foto: Fikar A)