Tradisi Kala Mendirikan Bangunan

Menjadi negara kepulauan terbesar di dunia, berbagai tradisi ada di Indonesia. Mulai dari perayaan menyambut tahun baru, hari raya, juga banyak tradisi yang ada di Tanah Air terbentuk untuk menyatukan rasa kekeluargaan antar masyarakat. Salah satunya adalah tradisi membangun rumah yang ada di beberapa daerah di Indonesia. Jika masyarakat umumnya menggunakan penyedia jasa, beberapa daerah berikut ini mengandalkan rasa kekeluargaan dan gotong royong dalam mendirikan sebuah bangunan, terutama rumah tinggal.

Mendirikan pondasi

Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki tradisi membangun rumah ialah Sumatra Barat. Batagak kudo-kudo adalah kegiatan gotong royong membuat bangunan yang dimiliki masyarakat Padang Pariaman. Tradisi ini telah dilakukan sejak puluhan tahun silam dan masih diteruskan hingga saat ini. Meskipun dikenal sebagai tradisi gotong royong saat membangun rumah, tapi batagak kudo-kudo juga berlangsung kala ingin membangun rumah gadang, tempat-tempat ibadah, dan lain sebagainya.

Menjunjung tinggi adat istiadat, masyarakat di sana akan berbondong-bondong mendatangi lokasi didirikannya bangunan. Menjadi salah satu kebiasaan yang telah dilakukan selama puluhan tahun, masyarakat membantu dengan senang hati bahumembahu. Mereka akan merasa malu jika tidak terlihat dalam kegiatan tersebut.

Upacara batagak kudo kudo umumnya berlangsung saat pembangunan kuda-kuda atau pondasinya. Tidak datang dengan tangan kosong, para tetangga dan sanak keluarga biasanya akan membawa berbagai macam barang. Mulai dari uang hingga berbagai perkakas bangunan, seperti beberapa helai seng, bahan-bahan untuk atap, dan lain sebagainya. Semua perlengkapan yang dibawa saat prosesi dianggap sebagai hadiah bagi sang pemilik bangunan.

Pemilik rumah juga akan menyiapkan panganan mulai dari camilan, minuman, hingga nasi lengkap dengan lauk pauknya. Makanan yang umumnya ada di upacara ini, yakni gulai ayam, pangek ikan, samba campua-campua, gulai cubadak, dan banyak lagi.

 

Baca Juga:

Eat Healthy & Save the Planet

Sumpit Sebagai Tradisi

 

Ritual di Tanah Jawa

Berbeda dengan ritual sebelumnya yang dilangsungkan saat pembuatan pondasi atau kuda-kuda, tradisi di Jawa Tengah yang dikenal dengan Munggah Molo ini digelar saat proses pemasangan atap rumah. Berlangsung secara turun-temurun, tradisi ini merupakan bentuk akulturasi budaya Jawa dan Islam. Oleh sebab itu, setiap prosesi yang dikerjakan memiliki makna sendiri-sendiri.

Untuk menggelar upacara Munggah Molo diperlukan beberapa barang yang menjadi persyaratan. Pertama, yakni tebu yang dicabut dari pangkalnya dengan makna semoga pemilik rumah selalu mampu berbuat baik layaknya pangkal tebu yang menopang batangnya. Kemudian satu ikat padi kuning yang menjadi harapan semoga keluarga pemilik rumah akan meraih kejayaan, namun tetap menjunjung kerendahan hati.

Terdapat pula berbagai camilan, ayam panggang, dan pisang yang menjadi salah satu penyambung rasa kekeluargaan dengan tetangga dan sanak saudara. Pemilik rumah juga membagikan penganan tersebut ke sekitar. Menurut adat Jawa, komunikasi dengan lingkungan memang dikenal masih sangat kental.