Usir Kemalangan dengan Ritual tradisional

Hingga saat ini, Indonesia masih menjadi salah satu negara yang melestarikan upacara adat istiadat dan dilakukan secara rutin setiap tahunnya. Salah satu adat yang masih dilakukan ialah tradisi Kebo-keboan. Setiap tahun, acara ini dilangsungkan secara rutin setiap awal bulan Suro dalam penanggalan jawa. Kebo-keboan sendiri memiliki arti kerbau jadi-jadian.

Masyarakat suku Osing—dibaca Using—di Banyuwangi melakukan tradisi ini sejak abad ke-18. Di awal kemunculannya, ritual ini dilakukan saat salah satu desa, yakni Desa Alasmalang diserang wabah penyakit. Ketika hal tersebut terjadi, seorang leluhur bernama Buyut Karti mendapat wangsit dan untuk menggelar ritual bersih desa dan melakukan ritual kebo-keboan yang dilaksanakan para petani.

Baca juga:

Dian Siswarini – Siap & Optimis Mengarungi 2019

Evy Indahwaty – Berpikir Positif Hadapi Tantangan

Seiring berjalannya waktu hal ini terus dilakukan sebagai bentuk syukur terhadap hasil bumi yang melimpah. Selain itu, menurut kepercayaan setempat, tradisi ini juga sebagai bersih desa agar warganya diberi keselamatan. Sementara, jika ritual ini tidak dilaksanakan, desa mereka akan tertimpa musibah.

Kerbau sendiri dipilih, karena dianggap sebagai rekan setia para petani saat menggarap sawah. Hewan ini juga menjadi andalan atau tumpuan mata pencarian masyarakat setempat yang mayoritas petani. Selain kerbau, ada pula seorang wanita yang berdandan layaknya Dewi Sri. Dia dianggap sebagai simbol kesuburan masyarakat agraris.

Tampil begitu cantik, pemeran Dewi Sri biasanya mengenakan pakaian adat, kalung yang terbuat dari rangkaian bunga, dan mahkota. Para pemeran kerbau dan Dewi Sri merupakan orang-orang yang dipilih oleh tetua adat.

Untuk membaca artikel selengkapnya, dapatkan majalah cetak dan digital Women’s Obsession edisi Februari 2018