West Side Story ala Steven Spielberg

 

Steven Spielberg adalah ahli dalam koreografi pemblokiran kamera yang cermat. Bakatnya untuk mengomunikasikan urutan gerakan yang rumit dalam skala besar dengan jelas tidak ada duanya. Jadi, ketika dia akhirnya menangani film musikal tentu menjadi sebuah tantangan yang jelas-jelas dapat dia hadapi.

 

Nembuat ulang West Side Story, sebuah pertunjukan yang telah menjadi pemenang Film Terbaik bukanlah perkara mudah. West Side Story tahun 1961, yang disutradarai Robert Wise dan Jerome Robbins, masih begitu dinamis secara visual sehingga beberapa bingkainya terpatri dalam memori budaya kolektif kita. Enam puluh tahun kemudian, apakah ada ruang untuk ekspansi atau reinterpretasi?

 

 

West Side Story ala Spielberg adalah pertunjukan karismatik di layar lebar, dan pembaruan yang benar-benar cermat. Berlatar di lingkungan Upper West Side, sebuah lingkungan multiras yang terdiri dari pekerja buruh. Pada awal 1950-an, daerah tersebut akan diratakan untuk pembangunan Lincoln Center for the Performing Arts, Universitas Fordham, dan proyek lainnya.

 

Cerita ini mengeksplorasi persaingan antara Jets dan Shark, dua geng remaja jalanan dari ras yang berbeda. Kedua kelompok ini mengalami perjalanan penuh emosi dalam memperebutkan wilayah yang akan hilang. Cerita semakin rumit ketika Tony, mantan anggota Jets dan sahabat sang pemimpin geng, Riff, jatuh cinta dengan Maria, saudara perempuan Bernardo, pemimpin Sharks.

 

 

Adaptasi drama musikal populer ini dibintangi Ansel Elgort (Tony); Rachel Zegler (Maria); Ariana De Bose (Anita); David Alvarez (Bernardo); Mike Faist (Riff); Josh Andrés Rivera (Cina); Ana Isabelle (Rosalía); Corey Stoll (Letnan Schrank); Brian d'Arcy James (Petugas Krupke); dan Rita Moreno (sebagai Valentina, pemilik toko tempat Tony bekerja).

 

Film West Side Story juga memiliki latar set yang spektakuler, mengambil lokasi asli di kota New York seperti Bush Terminal di Brooklyn, Museum Cloisters di Manhattan, Harlem, Washington Heights, Sungai Hudson di New Jersey, dan masih banyak lagi. “New York merupakan karakter dalam ‘West Side Story’, sangat penting bagi kami untuk dapat menciptakan sinergi antara narasi dan sejarah komunitas yang tinggal di lingkungan New York pada saat itu,” ujar Produser Kristie Macosko Krieger.

 

 

West Side Story hadir di bioskop Indonesia mulai tanggal 8 Desember 2021 dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.