Emmy Haryanti Presiden Direktur Bank Mega Syariah | Bekerja adalah Ibadah

Setiap pagi sebelum bekerja kami selalu mengawalinya dengan doa bersama dan tak lupa mengucapkan rasa syukur. Lalu, dilanjutkan dengan morning briefing. Seluruh kantor cabang pun melakukan hal yang sama.

Memimpin lebih dari 1200 karyawan, bukanlah hal yang mudah bagi Emmy Haryanti sebagai Presiden Direktur Bank Mega Syariah untuk mengajak seluruh karyawan bekerja dengan hati dan menerapkan prinsip bekerja adalah ibadah.

Hal tersebut terkait dengan karyawan yang tidak beragama Islam saja, karena filosofi ekonomi syariah merangkul semua kalangan. Tidak mengenal ras maupun agama apapun. Mengapa ini menjadi penting? Karena jika diniati dengan sungguh-sungguh bukan hal yang tidak mungkin, karyawan pun akhirnya bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya sesuai dengan deskripsi kerja yang telah diamanahkan perusahaan. 

Kariernya di dunia perbankan diawali di Bank Pinaesaan sebagai head teller kantor cabang Sudirman, Jakarta. Kemudian, pindah ke Bank Jaya dengan menempati berbagai posisi, hingga akhirnya bergabung di Bank Mega dengan jabatan terakhir sebagai Pimpinan Wilayah Jakarta. Lalu, sejak Juni 2015 dipercaya oleh Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung untuk memimpin Bank Mega Syariah.

Dia pun merasa tertantang untuk membawa perusahaan yang dulu sempat berada di tiga bank besar dalam skala perbankan syariah di Tanah Air ini untuk berjaya kembali.

“Bergabung di Bank Mega Syariah membawa suasana baru bagi saya yang sebelumnya terbiasa dengan pola kerja bank konvensional. Setiap pagi sebelum bekerja kami selalu mengawalinya dengan doa bersama dan tak lupa mengucapkan rasa syukur. Lalu, dilanjutkan dengan morning briefing.

Seluruh kantor cabang pun melakukan hal yang sama. Kami diingatkan pula untuk tidak lupa menunaikan ibadah shalat dzuhur, ashar, maupun maghrib. Mengingat kekuatan doa itu sangat luar biasa, kami percaya lewat doa dan kerja keras akan bisa mencapai target yang ditetapkan perusahaan baik jangka pendek maupun panjang,” ujar peraih gelar sarjana ekonomi jurusan manajemen Universitas Trisakti ini seraya tersenyum. 

PERUBAHAN MEMBAWA PROFIT

Emmy tak pernah lelah menggerakkan seluruh karyawannya untuk komit melakukan transformasi secara konsisten. Termasuk fokus menjalankan transformasi bisnis dari bisnis mikro ke bisnis retail dan komersial, baik dari pendanaan maupun pembiayaan.

Setelah berakhirnya masa kejayaan bisnis mikro ditandai dengan memburuknya kualitas pembiayaan, perubahan fokus bisnis dan efisiensi jumlah kantor cabang dari 300-an menjadi 67 kantor cabang menjadi solusi untuk Bank Mega Syariah meraih kinerja terbaiknya dan terbukti menghasilkan profit kembali.

Itulah sebabnya, dia menerapkan sistem punishment and reward untuk memacu karyawan terus berprestasi di setiap bagian masing-masing. Sehingga ujung-ujungnya kinerja perusahaan pun akan semakin membaik. 

Ketika ditanya mengenai kinerja Bank Mega Syariah di semester I tahun ini, dia menjelaskan, “Alhamdulillah, kita masih bisa tetap on track. Dana Pihak Ketiga per Juni 2018 semakin membaik dari Rp4.8 triliun di periode yang sama tahun lalu ke Rp5 triliun pada semester I – 2018. Sementara, dari Capital Adequacy Ratio naik dari 20.89% pada Juni 2017 menjadi 22.92% di Juni 2018. Kualitas pembiayaan juga terus membaik NPF dari 3.20% menjadi 2.63%.

”Namun, kita tidak boleh berpuas diri, karena para stakeholder tentunya menginginkan lebih lagi. Mencapai target itu adalah hal yang biasa, kami harus dapat memberikan lebih dari yang sudah ditargetkan. Apalagi, potensi pasar syariah masih sangat luas.” Elly Simanjuntak | Fikar Azmy

 

Untuk membaca artikel selengkapnya, dapatkan Majalah Women’s Obsession edisi Juli 2018

<iframe src="https://www.youtube.com/embed/COJlSG3mPHw" width="696" height="392" frameborder="0" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>