Meramu Riset dan Cita Rasa

Ketika berbicara tentang perkembangan bisnis kuliner, kita tidak bisa lepaskan dari induknya, yaitu industri makanan dan minuman (mamin). Pada awal tahun ini, Menteri
Perindustrian Airlangga Hartanto mengungkapkan industri mamin menjadi subsektor prioritas pada 2018.

Diharapkan mencapai target pertumbuhan industri non-migas 2018, yakni 5,67%.
Berkaca pada 2017, pertumbuhan industri mamin mencapai 9,23%. Selaku regulator, Kementerian Perindustrian juga berkomitmen mendorong para pelaku industri makanan dan minum, agar memanfaatkan produk-produk kebanggaan lokal.

Melansir data dari Parama Indonesia, perusahaan yang mewadahi start up di Indonesia ini menggambarkan sektor kuliner Indonesiatumbuh rata-rata 7-14% per tahun dalam lima tahun terakhir. Salah satu pemicu tertingginya adalah kebutuhan dan gaya hidup
penduduk yang kian beragam. Perkembangan teknologi dan internet merupakan dukungan terbesar yang menggiring masyarakat dalam menyantap kuliner saat ini.

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) pun merilis ada tiga sektor yang menyumbang masing-masing 30% untuk perekonomian kreatif, yaitu kuliner, mode, dan kerajinan. Bahkan, kontribusi sektor kuliner dapat mencapai 34%.

Saat membahas arah bisnis kuliner terdapat dua payung besar, yaitu restoran atau katering. Kali ini, kami berkesempatan mengenal lebih dekat Kitchen Groove. Mengusung tagline halal, healthy, dan tasty, katering yang memasuki usia tiga tahun ini memiliki ‘bumbu-bumbu’ kisah yang menarik di baliknya.

Aldira Kayhatu, Fajar Surya & Patrick Jonathans

Patrick Jonathans dan Aldira Kayhatu merupakan sosok di balik Kitchen Groove yang terbuka berbagi pengalaman merintis usaha kuliner. Dengan lugas, keduanya menyatakan dua tahun adalah langkah awal dalam meriset cita rasa, kualitas produk, dan prosedur kerja.

Patrick yang sudah dibekali pengalaman profesional di brand raksasa di mancanegara, yaitu McDonalds lebih menempati sebagai konseptor. Bersama Aldira, konsep cita rasa lebih ditajamkan dengan kekuatan palet Aldira yang detail dalam bumbu, kuantitas, pemilihan jenis produk, maupun pengemasan yang tepat. Setiap menu di Kitchen Groove melalui proses rumusan cita rasa bersama-sama dan tentunya saleable.

Untuk saat ini, Kitchen Groove memiliki delapan menu. Antara lain sajian andalannya adalah Chicken Chop, Chicken Steak, dan Fruit Salad. “Masyarakat Indonesia itu termasuk chicken eater. Dari data tersebut, kami bergerak ke diferensiasi produk yang ingin dilabelkan di Kitchen Groove. Kemudian sepakat main product kami adalah modern chicken grilled. Jenis olahan ayam panggang juga lebih sehat,” jelas Patrick.

Selain soal rasa dan konsistensi, pengelolaan bisnis juga syarat penting. Kedatangan investor baru di Kitchen Groove semakin memperkuat citra Kitchen Groove sebelumnya.

Selain mengusulkan tagline baru, sebagai investor baru Maya Miranda Ambarsari menemukan kecocokan visi dan misi dengan kedua founder dalam pengembangan bisnis katering ini. Di bawah payung PT Kuliner Global Inovatif, Kitchen Groove diproyeksi akan menjadi katering pilihan dengan sajian lezat dan sehat.

“Kami menyambut baik kehadiran Maya dan Fajar yang memperkuat Kitchen Groove dari segi bisnis. Chemistry yang kuat menjadi dasar kami menyatu saat ini,” tutup Patrick. Foto: Fikar Azmy

 

Untuk membaca artikel selengkapnya, dapatkan majalah Women’s Obsession edisi April 2018

<iframe src="https://www.youtube.com/embed/ABlsTJSjqmA" width="696" height="392" frameborder="0" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>