Elvyn G Masassya | IPC Menuju World Class Port

Untuk mencapai perusahaan menjadi World Class Port, dia membangun culture baru yang disebut CINTA. Yaitu Customer Centric, Integrity, Nationalism, Teamwork, dan Action.

Di tahun kedua dilantik menjadi direktur utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC, Elvyn G Masassya telah melakukan berbagai langkah strategis untuk membawa institusinya menuju World Class Port Operator. Hal ini membuktikan, pria kelahiran Medan 18 Juni 1967 ini mampu menerjemahkan keinginan Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

Untuk mencapai perusahaan menjadi World Class Port, dia tentu menyadari dibutuhkan kerja ekstra dengan dukungan teamwork yang kuat. Itulah sebabnya, dia membangun culture baru yang disebut CINTA. Yaitu Customer Centric, Integrity, Nationalism, Teamwork, dan Action.

“Customer centric, karena ini perusahaan jasa maka yang paling tinggi adalah customer. Tanpa customer kita tidak bisa apa-apa. Sebuah korporasi tidak mungkin bisa hebat kalau tak memiliki  integrity. Nationalism adalah apa yang kita kerjakan ini sebagai kepentingan negara. Teamwork, tidak mungkin kita kerja sendiri sendiri, harus ada teamwork. Action, tidak cukup bicara saja, harus ada action,” Elvyn menjelaskan.

IPC juga melabuhkan CINTA untuk lingkungan dan masyarakat di sekitar wilayah operasi pelabuhan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). Di antaranya, bantuan kesehatan pada 17 Legiun Veteran berupa kursi roda, kacamata, tongkat jalan, dan alat bantu dengar.

Untuk meningkatkan kualitas hidup para veteran yang telah berjasa bagi bangsa Indonesia, dilaksanakan pula Bedah Rumah Veteran (BRV). Program tersebut untuk 40 unit rumah yang berada di wilayah Jawa Barat, yakni Bogor, Indramayu, Cirebon, dan Kuningan.

IPC juga memberikan tempat ibadah yang layak untuk setiap umat dengan program Perbaikan 45 Unit Rumah Ibadah di lingkungan 12 Cabang Pelabuhan IPC. Sementara, dalam bidang pendidikan diberikan bantuan dana kepada generasi penerus bangsa dan para tenaga pendidik.

Optimisme World Class Port

Sebagian besar seluruh program diharapkan rampung di 2019. Ini bisa terbukti dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam hal peningkatan produktivitas, efisiensi, dan revenue. Pada 2014 revenue di angka Rp7 triliun, setahun kemudian mencapai Rp7,7 triliun, lalu 2016 mencapai Rp9 triliun, dan tahun 2017 silam ditargetkan menembus angka Rp10 triliun.

Kemudian dari sisi jumlah kontainer yang bisa kita layani, tahun ini diharapkan kontainer bias mencapai 6 juta lebih dan jika tercapai ini menunjukan adanya peningkatan kemampuan pengelolaan kontainer, berarti arus barangnya lebih banyak. Kalau arus barangnya lebih banyak, baik itu keluar atau masuk, berarti perekonomian kita lebih hidup dan lebih baik.

“Target saya 2019 atau paling telat 2020, IPC akan menjadi world class port operator. Untuk itu, kita mempunya jargon IPC twenty twenty atau IPC 2020 dengan triple I (III) yakni Integritas, Integrasi, dan Inovasi. IPC 2020 melalui triple I akan menjadi pengelola pelabuhan berkelas dunia berbasis digital,” tutup Elvyn.

Naskah: Suci Yulianita | Giattri Fachbrilian Putri Foto: Sutanto

<iframe src="https://www.youtube.com/embed/PjdOB_BsAW8" width="696" height="392" frameborder="0" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>