Cinta Dalam Tari

Menandai perjalanannya yang telah mencapai usia 43 tahun, Padnecwara menampilkan pertunjukan tari bertajuk ‘Kumolo Bumi’. Karya yang dibuat oleh Rury Nostalgia ini mengangkat salah satu bagian dari cerita Kitab Menak. Sebuah karya kisah roman klasik. Bertajuk ‘Menak Cina’ pertunjukan ini mengisahkan tentang pertarungan antara dua wanita, yakni Adaninggar dan Kelaswara.

 

Adaninggar sendiri merupakan seorang wanita asal Cina yang jatuh cinta pada Jayengrana, penguasa Kerajaan Puser Bumi. Cintanya yang bergitu besar membuatnya rela meninggalkan tanah kelahirannya demi mencari sang pujaan hati. Para pemeran yang mengenakan pakaian berwarna putih, rok lilit merah, dan hiasan kepala khas perempuan Cina membuat mereka tampak anggun dengan gerakan yang gemulai.

 

“Kisah peperangan penuh romansa cinta yang terjadi antara Adaninggat dan Kelaswara, sudah menarik perhatian saya sejak lama, kisah klasik dari sebuah naskah Jawa, ‘Serat Menak Cina’ yang ditulis oleh Yoyodipuro I ini seolah mengajak saya untuk berdialog panjang tentang apa itu cinta; dengan sederet pertanyaan yang juga sudah klasik: haruskan cinta itu berarti ‘memiliki’?” tutur Rury.

 

Tidak hanya Kumolo Bumi, dalam pertunjukan ini juga ditampilkan tarian Retno Pramudya karya R.T Kesoemokesowo. Tarian ini mengisahkan bentuk kepahlawanan srikandi dalam menghadapi sosok Bisma. Meski tampil dengan membawa panah, bergerak lincah, dan lihai melawan para pria, tarian ini menunjukkan bahwa wanita akan tetap pada kodratnya. Dengan mempertahankan kelembutan, kesabaran, dan kehalusan.

 

Indah K | Foto: Fabianus Koesoemadinata