Totalitas & Dedikasi Penuh

Airin Rachmi Diany, Walikota Tangerang Selatan

 

Menjabat dua periode sebagai walikota Tangerang Selatan (Tangsel), nama Airin Rachmi Diany patut diperhitungkan sebagai salah satu perempuan yang sukses menjadi kepala daerah. Keberhasilan memimpin Tansel terlihat dari bagaimana masyarakat mempercayainya sejak tahun 2011 silam hingga saat ini. Melihat kesuksesan Airin menjadi government leader, dia berhasil membuktikan kesetaraan peran antara laki-laki dan perempuan. Airin pun menaruh harapan besar kepada para perempuan di Indonesia untuk turut berperan membangun bangsa.

 

“Sebagian besar kaum Hawa memiliki peran sebagai ibu, pendidik manusia yang paling pertama, selain ayah. Aksesibilitas pendidikan perempuan menjadi sangat penting, karena tidak mungkin seorang perempuan dapat menjadi educator yang mumpuni, jika tidak terdidik secara baik. Kita harus selalu meningkatkan skill, pengetahuan, kemampuan, dan ketangguhan kita. Selain peran domestik, perempuan juga memberikan manfaat bagi orang banyak sebagai bagian dari masyarakat, bisa sebagai pejabat publik ataupun peran-peran lainnya. Tidak hanya sebagai walikota tapi juga di tingkat lainnya,” ujar perempuan kelahiran 28 Agustus 1976 ini dengan nada bersemangat.

 

Di tengah kesibukan menangani kota Tangsel, dia pun menyadari tugas sebagai seorang ibu bagi putra-putrinya juga tak kalah penting. Untuk itu, meskipun memegang amanah sebagai pemimpin dengan segala tanggung jawab yang menyita waktu. Sebisa mungkin dia membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, sehingga tak pernah lalai dalam memerhatikan keluarganya.

 

TOTALITAS MEMBANGUN

Memimpin kota yang berlokasi di sebelah barat Jakarta selama kurang lebih sembilan tahun, berbagai penghargaan tidak hanya diraih oleh sang kepala daerah ini, tapi juga daerahnya itu sendiri. Hal tersebut juga menjadi bukti totalitasnya membangun dan mengembangkan Tangsel. Termasuk kepeduliannya terhadap anak ditunjukkan lewat terwujudnya berbagai fasilitas ramah anak di kota kepemimpinannya. Penghargaan sebagai Kota Layak Anak (KLA) diberikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak pada pertengahan tahun 2019 silam.

 

Untuk pertama kalinya, kota tersebut meraih penghargaan KLA di tingkat Nindya. Level tersebut adalah posisi ketiga dari lima tingkat penghargaan KLA. Salah satu yang membuat Tangsel meraih penghargaan tersebut berkat adanya child care yang dikelola oleh PKK dan Dharma Wanita di Puspemkot Tangsel. Selain itu, pemkot juga harus memenuhi berbagai standar seperti hak sipil, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan pemanfaatan waktu luang dan kegiatan, serta perlindungan khusus. 

 

Dia berdedikasi dan memberikan totalitas penuh, hingga meraih berbagai penghargaan bergengsi. Sebut saja saat dinobatkan sebagai Kepala Daerah yang Konsisten Dalam Pelayanan Publik dalam ajang Indonesia Award 2019. Bukannya terlena, dia justru menjadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk terus memperbaiki pelayanan publik. Salah satunya adalah terus melakukan reformasi terhadap pelayanan publik di berbagai lini di wilayah setempat.

 

MEMUTUS MATA RANTAI COVID-19

Tangsel telah menjadi kota yang sigap dalam menangani antisipasi penyebaran wabah Covid-19. Dengan gerakan cepat Airin menetapkan berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai Covid-19. Antara lain dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Upaya pencegahan penyebaran juga dilakukan dengan menyediakan sarana kesehatan berkaitan pencegahan penyebaran dan penanganan virus, seperti alat pelindung diri, peralatan kesehatan, dan Rumah Lawan Covid-19.

 

Satuan Gugus Tugas juga telah dibentuk di tingkat RT dan RW. Ada pula GERAKAN TANGKAS, yaitu Gerakan Tangerang Selatan Pakai Masker yang dilakukan untuk mengajak masyarakat, agar tetap memakai masker sebagai bagian dari protokol kesehatan selama masa pandemi. Selain itu bekerja sama dengan Kepolisian membentuk Kampung Jawara atau Jaga Kesehatan, Warga Aman, Religius, dan Sejahtera. Atas dasar inilah, Airin dianugerahi penghargaan Kepala Daerah Inovatif 2020 kategori kesehatan.

 

Perempuan lulusan S2 Magister Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung ini berkata, “Pembatasan ini meliputi aktivitas belajar dan bekerja di rumah, pembatasan kegiatan keagamaan, dan pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Termasuk pembatasan kegiatan sosial budaya, pembatasan moda transportasi, dan kegiatan lainnya. PSBB di Tangerang Selatan telah diperpanjang dengan tingkat pembatasan yang berbeda-beda. Relaksasi telah dilakukan secara bertingkat dengan mengurangi pembatasan pada sektor-sektor tertentu.”

 

Airin sendiri telah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis pertama maupun kedua dan tidak merasakan gejala atau efek apapun. Dia pun kemudian bisa langsung beraktivitas dengan leluasa tanpa hambatan. “Para lansia, tenaga nakes maupun pelayan publik juga sudah menjalan vaksinasi ini. Untuk mendapatkan herd immunity harus ada kebersamaan dan vaksinasi adalah cara untuk membebaskan kita semua dari Covid-19. Kita pun harus tetap disiplin menjalankan protokol 3M dalam beraktivitas sehari-hari, sehingga ke depannya perekonomian masyarakat bisa berangsur-angsur bangkit kembali,” tambahnya menutup pembicaraan dengan Women’s Obsession.

 

Elly S | Foto: Fikar Azmy