Wakilkan Perasaan Setiap Individu

Museum Macan menampilkan pameran karya seni dan program edukasi seni daring setelah kembali dibuka pada Maret 2021 lalu. Salah satu yang ditampilkan adalah karya Melati Suryodarmo. Seniman kelahiran Kota Surakarta, Jawa Tengah, ini menampilkan 12 karya miliknya. Satu di antaranya adalah ‘Sweet Dreams Sweet’. Pertunjukan ini menampilkan 30 orang perempuan mengenakan seragam berwarna putih yang menutupi kepala hingga kaki, termasuk wajah.

 

Dilakukan tanpa dialog, para pemeran mulai bergerak berjalan. Beberapa berjalan dan membentuk kelompok-kelompok kecil. Dengan gerakan perlahan, mereka kemudian mencelupkan kaki ke dalam cairan berwarna biru, hingga mewarnai stoking yang dikenakan. Pertunjukan ini menjadi bentuk tanggapan yang dibuat Melati terhadap situasi sosial budaya di Indonesia. Mengeksplorasi gagasan tentang kehadiran individu-individu di dalam kelompok dan penindasan terhadap individualitas.

 

Ada pula ‘Behind the Light’ yang juga dibuat oleh Melati Suryodarmo. Berupa pertunjukan dalam kotak kaca dua arah, sang seniman berkali- kali menempelkan wajahnya pada selembar kertas putih yang sebelumnya diberi pewarna. Karya ini merupakan pencerminan psikologis ketika seorang individu membentuk gagasan tentang diri mereka sendiri dengan mengamati dan belajar dari orang di sekitarnya. Di sisi lain, secara bersamaan seseorang juga kerap mempengaruhi orang lain dengan memproyeksikan diri dan kepribadian mereka.

 

Selain karya milik Melati, ada pula buatan Olafur Eliasson asal Denmark. Bertajuk ‘Multiverses and Futures’ terdiri dari empat perangkat optik yang disebut sebagai ‘kaleidoskop’. Perangkat tersebut terbuat dari panel baja tahan karat dengan permukaan yang dibuat sedemikian rupa hingga hingga menjadi cermin. Kaleidoskop ini membuat dunia di sekitar kita menjadi pemandangan dan pengalaman baru. Landscape yang ditampilkan akan terus berubah seiring dengan pergerakan dan arah yang dituju. Peletakan setiap alat disesuaikan dengan kebijakan menjaga jarak sesuai protokol kesehatan Covid-19.

 

Di sisi lain Museum, tampak karya milik Tan Vatey (Kamboja) dan Sinta Wibowo (Belgia) yang berjudul ‘[re-enacting memories] with you’. Di karya ini, keduanya mengajak pengunjung untuk mengungkapkan perasaan mereka menggunakan kain-kain yang berisi gambar-gambar ke tempat yang telah disediakan. Berbagai macam barang yang lekat dengan keseharian diletakkan di sana. Seperti saputangan yang bersifat pribadi, handuk yang menyiratkan keperluan praktis, hingga bendera yang bermakna lebih politis. Bagi Tan Vatey dan Sinta Wibowo, setiap gambar mampu mengungkapkan energi berbeda.