Prosesi Mengantarkan Roh di Dayak Ngaju

Jika Toraja memiliki upacara Rambu Solo yang telah dikenal dunia, masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah punya tradisi Tiwah untuk menghormati keluarga mereka. Tiwah merupakan upacara kematian terbesar di Suku Dayak. Menurut kepercayaan setempat, arwah (liaw) orang yang telah meninggal dunia akan berpindah tempat dari dunia ke akhirat (Lewu Tataw). Melalui upacara ini, keluarga dan sanak saudara yang masih hidup akan mengantarkan roh sang kerabat untuk perjalanannya ke alam yang baru.

Bukan tanpa alasan jika Tiwah menjadi upacara kematian terbesar di Suku Dayak. Panjangnya rangkaian upacara yang memakan waktu tujuh hingga 40 hari menjadi alasannya. Prosesi yang pertama kali dilakukan, yakni keluarga harus mendirikan balai nyahu tempat untuk menyimpan tulang belulang yang telah dibersihkan. Setelah itu, kain-kain atau yang dikenal dengan anjung-anjung harus disiapkan sesuai jumlah saudara yang akan ditiwahkan.

Selanjutnya, keluarga akan memasukkan tulang belulang ke dalam balai nyahu. Tahapan ini disebut dengan Tabuh I, Tabuh II, dan Tabuh lll. Ketiga prosesi ini dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut dengan sangat sakral dan hati-hati. Sebab di sinilah roh keluarga mereka diantarkan ke lewu tataw.

 

Untuk membaca artikel selengkapnya, dapatkan majalah cetak dan digital Women's Obsession edisiSeptember 2019