Meningkatkan Kinerja dengan Sense of Belonging

Agus Syabarrudin, Direktur Utama Bank Kalsel

Meski belum setahun memimpin Bank Kalsel, Agus Syabarrudin sukses memenuhi seluruh target Rencana Bisnis Bank (RBB), baik dari sisi aset, dana pihak ketiga, kredit, maupun laba. Dan saat ini, peraih gelar magister pada jurusan ilmu ekonomi & keuangan syariah Universitas Indonesia Jakarta ini berupaya mempertahankan dan meningkatkan prestasi. Caranya dengan mengajak semua karyawanterlibat dan memikirkan perusahaan lebih mendalam, agar tumbuh sense of belonging pada korporasi.

 

Bersahaja, low profile, namun tegas, begitulah keseharian kandidat doktor di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ini dalam menjalankan tugasnya sebagai pucuk pimpinan Bank Kalsel. Ditambah tangan dinginnya sebagai bankir, Agus sudah mencatatkan sejumlah prestasi cemerlang dalam kurun waktu kurang dari setahun kepemimpinannya. Antara lain ditunjukkan pada kinerja keuangan Bank Kalsel selama semester I 2019 yang telah melampaui target RBB.

 

Pada paruh pertama 2019 ini, aset tumbuh sebesar 18,62%, giro tumbuh 38,95%, tabungan tumbuh 7,51%, dan deposito tumbuh 17,67%, kredit/pembiayaan tumbuh sebesar 13,61%, serta laba tumbuh sebesar 4,72%. Agus menjelaskan, posisi keuangan Bank Kalsel pada semester I-2019, antara lain posisi aset sebesar Rp16,41 triliun. Kemudian, giro sebesar Rp5,09 triliun, tabungan sebesar Rp3,05 triliun, dan deposito sebesar Rp5,42 triliun. Sementara, posisi kredit atau pembiayaan adalah Rp10,31 triliun.

“Secara keseluruhan laba yang diperoleh Bank Kalsel mencapai Rp146 miliar,” urainya. Dengan posisi kinerja seperti itu, sambung Agus, berdampak positif terhadap pencapaian RBB semester I tahun 2019, yakni posisi aset tercapai 119,24%, penghimpunan danapihak ketiga (Giro, Tabungan dan Deposito) tercapai 124%, kredit/pembiayaan tercapai 108,16%, dan laba menyentuh 150,87%.

 

Keberhasilan awal itu tak lepas dari kemampuan dan pengalamannya sebagai bankir yang sangat visioner. Jauh sebelum didapuk sebagaidirektur utama pada awal Januari 2019, Agus yang selalu tampil fresh dan elegan ini menyadari bahwa di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0 saat ini terjadi banyak perubahan fundamental. Oleh karenanya, mau tidak mau, Bank Kalsel harus melakukan perubahan.Apalagi era perbankan saat ini berada dalam era banking everywhere, dunia perbankan harus siap dengan upayaupaya yang serius untuk menghadapi perubahan. 

 

Lalu, apa saja resep yang dia siapkan untuk menghadapi perubahan? Sambil tersenyum, Agus membeberkan rahasianya, yakni memperkuat sisi people development dan melakukan pembenahan di bidang Information Technology (IT). Dua grand strategy sangat fundamental. Dengan strategi itulah, lelaki kelahiran Jakarta, 31 Agustus 1966, ini memulai membangun langkah-langkah besar lainnya. “Karena ke depan, setelah dua grand strategy itu siap, Bank Kalsel akan melakukan penetrasi ke fase berikutnya, yakni pengembangan produk yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan transaksi keuangan bagi para nasabah,” jelasnya. Imam Faturrahman/Gia Putri | Foto: Sutanto/Edwin B

 

 

Untuk membaca artikel selengkapnya, dapatkan majalah cetak dan digital Women's Obsession edisi Januari 2020