Kartini BUMN Inspiratif: Putri Eka Sukmawati Direktur Pengembangan, Manajemen Risiko, dan Kepatuhan PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero)
Pengalamannya berkarier telah melampaui 20 tahun di berbagai perusahaan baik swasta maupun BUMN sebelum diamanahi jabatan Direktur. Putri Eka Sukmawati atau yang kerap dikenal dengan Eka Sjarief dipercaya untuk mengemban posisi sebagai direktur pengembangan, manajemen risiko dan kepatuhan PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero), yaitu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa reasuransi.
Kepada Women’s Obsession dia mengungkapkan hal terberat baginya adalah melangkah keluar dari zona nyaman. “Saya memiliki sedikit self doubt saat dipercaya memegang jabatan tersebut. Karena selama ini belum pernah berpengalaman di dunia reasuransi. Tetapi saya memilih untuk live by choice, not by chance. Saya menganggap ini adalah kesempatan baru sebagai amanah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya,” tutur Eka. Sedangkan sisi yang menarik bagi lulusan fakultas hukum Universitas Padjajaran Bandung dan peraih gelar LL.M dari Boston University Law School, USA, ini adalah mendapatkan kesempatan bertemu orang baru dan mempelajari hal-hal yang belum pernah dikuasainya untuk peningkatan kapabilitas diri.
Mengepalai bidang pengembangan, manajemen resiko, dan kepatuhan, dia juga membawahi IT maupun strategic planning. Seiring dengan perkembangan yang ada semua itu akan diintegrasikan dengan tim solid.
“Dalam jangka waktu dekat ke depan akan ada pembentukan holding, maka harus ada persiapan yang matang dan ready to implement. Semuanya harus siap diintegrasikan termasuk juga dari sisi anak usaha perusahaan. Dalam lima tahun ke depan, reasuransi ini ditargetkan menjadi high end company yang mampu berkompetisi secara global dengan perusahaan-perusahaan multinasional lainnya,” harap Eka.
Sebagai salah satu pemimpin wanita di dunia BUMN, Eka berbicara tentang kepemimpinan wanita. Menurutnya, peran wanita di BUMN pada era sekarang ini sudah banyak. Secara global posisi kaum Hawa pun banyak dipercaya memegang jabatan strategis. Sebab mempunyai keistimewaan sendiri baik dari point of view yang berbeda dari laki-laki, memberikan warna baru bagi pengambilan keputusan dalam pengembangan business model, dan kemampuan multitasking.
“Kecenderungan untuk holding back, sungkan dan menahan diri, selalu bertanya, ‘Am I good enough?’ adalah hal yang kerap membuat wanita tidak bisa maju, padahal kesempatan itu selalu ada. Dibandingkan dengan laki-laki, wanita memiliki sudut pandang yang berbeda. Contohnya jika terdapat sepuluh soal, dia melihat ada tiga kesalahan, sedangkan laki-laki melihat tujuh benar dan hanya tiga yang salah. Agar memiliki kemampuan tentu harus belajar dan memiliki self confidence atau percaya diri. Kepercayaan diri dapat ditingkatkan dengan memiliki good education,” tutur Eka yang kerap aktif dalam kegiatan sosial membantu para penderita skoliosis atau penyandang kelainan tulang belakang.
“Ini adalah cara saya giving back to the community, melatih diri untuk humble dan tanpa jabatan apapun. Hanya sebagai Eka,” lanjutnya.
Untuk artikel selengkapnya dapat dibaca di majalah cetak dan digital Women’s Obsession edisi April 2019
Naskah: Angie Diyya Foto: Fikar Azmy