Kecintaannya pada dunia pendidikan membawa Yovita Marlina menekuni karier di bidang tersebut selama hampir lebih dari 20 tahun. Sejak Maret 2020, perempuan ramah ini bergabung dengan Turnitin, sebuah perusahaan global penyedia teknologi untuk mendeteksi plagiarism asal Amerika Serikat.
Menjabat sebagai Senior Manager Customer Growth untuk wilayah Asia Tenggara, perempuan yang akrab disapa Yovita ini menangani marketing, product management, hingga support dan finance. Menurutnya, di era digital ini, terutama ketika pandemi melanda internet menjadi bagian kehidupan yang tak terpisahkan. Sayangnya, literasi digital penduduk di Tanah Air bisa dikatakan belum terlalu tinggi. Banyak penyebaran informasi yang salah masih kerap terjadi.
Lebih dikenal sebagai software atau peranti lunak untuk mengecek plagiarisme, Turnitin sebenarnya memiliki kemampuan untuk menemukan, mengolah, serta membuat informasi secara daring. “Kami membantu para edukator, dosen maupun institusi untuk mengetahui apakah tulisan seseorang mempunyai kesamaan dengan yang sudah pernah diterbitkan, baik secara daring maupun luring,” tutur Yovita.
Misi perusahaan yang telah berkembang sejak 1998 ini, ungkap Yovita, adalah menciptakan integritas akademik. Dengan deteksi dini sejak tahap awal penyelesaian tugas, guru atau dosen bisa memberi peringatan kepada peserta didiknya. Perusahaan juga telah bekerja sama dengan lebih dari 15.000 institusi di seluruh dunia, dan memiliki sekitar 17 miliar database.
Saat ini, beberapa lembaga pendidikan di Indonesia telah menggunakan Turnitin, mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi, seperti Universitas Indonesia, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Pelita Harapan. Selain itu, Turnitin menjalin kerja sama pula dengan berbagai lembaga pemerintahan yang menangani riset dan teknologi, jadi tidak terbatas pada pendidikan saja. Memang saat ini bisnis masih berlangsung secara B2B, karena cakupan institusi yang lebih luas.
Dipercaya sebagai pribadi yang tangguh dan supel, Yovita diamanahi untuk melebarkan sayap perusahaan yang mulai membuka kantor perwakilan di Indonesia sejak setahun lalu ini. "Bukan tugas yang mudah, tapi juga bukan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan," katanya bersemangat dalam sesi wawancara dengan Women's Obsession secara daring.