Sacred Sites Serenity

 

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana orang-orang Hawaii menjalani kehidupan mereka yang tak pernah tergesa-gesa? Atau mengapa penduduk Inca membangun Machu Picchu di Peru? Lalu, mengapa Ayer Rock atau Uluru dianggap suci oleh penduduk asli Australia? 

 

Pengalaman spiritual datang dalam banyak bentuk, mulai dari perjalanan religius dan intelektual, hingga yang berpusat pada seni dan alam. Sering kali, momen tersebut didapatkan melalui traveling. Terkadang tanpa diduga, karena kita bepergian ke tempat-tempat suci, dalam kunjungan ziarah, bahkan perjalanan seorang diri. Dari Bethlehem hingga Borobudur, dalam rupa bentang alam maupun rumah ibadah, berikut adalah tempat-tempat suci indah di dunia yang bisa menjadi inspirasi atau untuk kita kagumi dari jauh saat ini.

 

Borobudur, Indonesia

Terletak di Provinsi Jawa Tengah, Borobudur adalah candi Buddha ikonik dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra dengan konstruksi abad kedelapan dan kesembilan. Situs warisan budaya dunia UNESCO ini terdiri dari tiga tingkatan, 72 stupa kecil, dan satu buah stupa besar di puncaknya. Strukturnya secara spesifik dirancang untuk mempresentasikan jalan pencerahan. Setiap tingkat merupakan simbol dari alam semesta, dan semakin tinggi kita mendaki, maka semakin dekat pada nirwana.

 

Struktur Borobudur berbentuk persegi dengan empat titik masuk dan titik pusat melingkar. Tingkat pertama yang disebut Kamadhatu adalah dunia yang dihuni orang biasa. Terdapat 160 relief yang menggambarkan adegan Karmawibhangga Sutra, hukum sebab akibat. Relief-relief tersebut menggambarkan perilaku nafsu manusia, seperti perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan, dan pencemaran nama baik. Tingkat kedua, Rapudhatu, terdiri dari galeri ukiran relief batu dan patung Buddha. Sementara tingkat ketiga, Arupadhatu yang mencerminkan surga, sehingga tidak ada ornamen maupun hiasan, yang berarti menggambarkan kemurnian tertinggi. Selain digunakan untuk upacara keagamaan, seperti perayaan Waisak, Borobudur juga sering dijadikan tempat acara kebudayaan lainnya.

 

Stonehenge di Inggris

 

Stonehenge, Inggris

Tujuan utama dan asal-usul Stonehenge di Inggris masih merupakan misteri sampai sekarang. Berbagai teori mulai dari simbol kesuburan perempuan, sihir Merlin yang memindahkan batu-batu tersebut dari Irlandia, hingga teori yang menyatakan bahwa lingkaran batu tersebut digunakan untuk ritual khusus. Terlepas dari legenda yang menyertainya, tengara spiritual ini merupakan satu di antara tempat populer di Inggris yang didatangi hampir satu juta orang setiap tahunnya.

 

Monumen dari masa prasejarah yang terletak di Wilshire ini sering kali dikaitkan dengan budaya Druid dan paganisme. Beberapa kelompok mereka masih berkumpul di tempat tersebut untuk merayakan ekuinoks dan titik balik matahari. Tempat ini bisa dicapai dengan bus selama dua setengah jam dari London.

 

Kuil Abu Simbel

 

Kuil Abu Simbel, Mesir

Kuil Abu Simbel dibangun Ramses II dari dinasti ke-19 Mesir pada masa pemerintahannya dari 1279-13 SM. Kompleks ini mencakup dua kuil, Kuil Agung dan Kuil Kecil di dekatnya. Diukir dari tebing batu pasir, pintu masuk utama Kuil Agung diapit empat patung Ramses sendiri, dengan anggota keluarga di kakinya. Konon, struktur ini didedikasikan untuk dewa matahari kuno Amon-Ra dan Ra-Horakhte, meskipun Ramses juga digambarkan sebagai dewa. Dibangun sangat cermat, dua hari dalam setahun—biasanya 21 Februari dan 21 Oktober—cahaya matahari tepat mengenai Kuil Agung dan menyinari bagian dalam kuil.

 

Kuil yang lebih kecil dibangun untuk memberi penghormatan kepada Ratu Nefertari yang merupakan istri Ramses II dan Dewi Hathor. Seperti pada kuil utama, bagian depan juga dihiasi patung Nefertari beserta anak-anak mereka. Setelah ditinggalkan pengikutnya sekitar 600 SM, kuil ini perlahan mulai tertutup pasir dan menghilang. Kuil ditemukan kembali oleh Johann Ludwig Burckhardt pada tahun 1812. Untuk menghindari ancaman banjir dari pembangunan Waduk Aswan, UNESCO memindahkan kuil ke tempat yang lebih aman pada 1964. Bagian-bagian kuil dipotong dengan sangat teliti, lalu dipindahkan ke lokasi baru yang merupakan gurun dan selesai pada 1968.

 

Ghat Varanasi

 

Ghat Varanasi, India

Varanasi yang menjadi tempat pemuja Dewa Shiwa ini sendiri terbilang cukup istimewa. Dalam legenda diyakini bahwa cahaya pertama setelah semesta tercipta jatuh di kota ini, mengabadikannya sebagai tempat kudus. Sungai Gangga, yang sungai paling suci dalam agama Hindu mengalir melalui kota abadi tersebut dan di tepiannya terdapat Ghat, yaitu tangga yang menuju ke sungai. Ghat memainkan peran luar biasa dalam kegiatan keagamaan kota. Dipakai untuk berbagai upacara, seperti ritual mandi ‘penyucian dosa’ maupun untuk mengambil air suci. Ada pula ghat khusus untuk kremasi, dengan api yang selalu menyala selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.

 

Ghats di Varanasi secara simbolis mewakili lima elemen berbeda atau Pancha Tattva yang membentuk tubuh manusia. Mereka dipercaya sebagai ambang pintu surga, dan jutaan Sadhu dan peziarah membayar upeti kepada para dewa yang berdiri di atas Ghats. Sebagian besar ghat di Varanasi dibangun setelah 1700 M, ketika kota itu berada di bawah Maratha. Banyak ghat, seperti Dashashwamedha, Manikarnika, dan Raj Harishchandra dikaitkan dengan legenda atau mitologi dan situs mereka telah ada sejak dahulu kala. Lainnya, seperti Ahilyabai Ghat, Ganga Mahal Ghat, dan Chet Singh Ghat baru dibangun kemudian.

 

Uluru, Australia

 

Uluru, Australia

Jauh sebelum zaman dinosaurus, Uluru telah terbentuk lebih dari 530 juta tahun yang lalu. Berada tepat di jantung merah negeri Kanguru, tinggi Uluru melebihi Menara Eiffel di Paris dan Gedung Chrysler di New York, dan sebagian besar bagiannya masih tersembunyi di bawah gurun Australia. Berlimpah dengan lubang air, gua batu dan satwa liar dan flora asli, situs suci kuno ini telah menjadi rumah Orang Anangu selama lebih dari 30.000 tahun dan masih ada sampai sekarang. Dikenal pula sebagai Ayer Rocks, situs berupa monolit batu pasir raksasa merah ini memiliki panorama spektakuler.

 

Selain itu, formasi batuan ikonik sepanjang 9,4 km ini juga menjadi rumah bagi tumbuhan dan hewan langka, situs spiritual penting, serta gua yang dipenuhi lukisan purba luar biasa. Bagi masyarakat Anangu, Uluru tidak terpisahkan dari Tjukurpa, atau hukum adat. Bukti penciptaan nenek moyang masih terlihat di sekitar batu, dan diceritakan turun-temurun dari generasi ke generasi, seperti yang telah terjadi selama ribuan tahun. Pemandangan Uluru paling menakjubkan dapat kita jumpai sekitar matahari terbit dan terbenam, ketika cahaya keemasan membuat warna batu menjadi hidup.