Indonesian Card Artist (ICA) adalah komunitas yang mewadahi siapa pun yang tertarik dengan seni kartu atau biasa disebut dengan card flourish. Berbeda dengan sulap kartu ataupun ramalan kartu tarot, card flourish merupakan seni yang menggunakan prinsip kelenturan jari-jari tangan, kecepatan, dan kelincahan tangan. Sehingga membentuk gerakan-gerakan tertentu untuk memamerkan efek manipulasi kartu kepada penonton.
Ketika seni card flourish ini mulai booming di seluruh dunia, flourisher (orang yang mempelajari card flourish) dari ICA mengeksplor dan memperkenalkan kesenian ini ke masyarakat Indonesia. Sebagai pionir, ICA banyak menyumbang karya dan berkontribusi untuk dunia card flourish Indonesia, bahkan dunia.
Awal didirikan pada 1 Februari 2009, ICA baru beranggota tujuh orang. Seiring waktu, jumlah member komunitas ini pun semakin berkembang dan sampai saat ini menyentuh ribuan berasal dari latar belakang profesi mulai dari pelajar, mahasiswa, pesulap hingga karyawan telah terdaftar dalam forum. ICA pun semakin mengepakkan sayap.
Keberadaannya tak hanya di Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga menjangkau daerah-daerah lain di Indonesia, seperti Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Medan, Kalimantan, Manado, hingga Papua. ICA terbuka luas untuk seluruh pencinta kartu di Indonesia.
Untuk bergabung dengan ICA, tidak ada persyaratan khusus. Siapa pun yang tertarik dan ingin belajar mengenai kesenian kartu ini bisa langsung bergabung di grup Facebook, Fanpage Indonesian Card Artist, ataupun mengikuti acara-acara ICA.
“Kami tidak strict dalam hal membership dan menerima siapa pun untuk menjadi anggota. Indonesian Card Artist adalah wadah berkumpulnya orang-orang yang menyukai card flourish, entah itu sifatnya sementara, ataupun memang dari dulu menyukai seni ini, seperti saya dan teman-teman yang masih aktif,” ungkap Presiden ICA, Dimas Bhaskara Putra.
Untuk membaca artikel selengkapnya, dapatkan di majalah cetak dan digital Women’s Obsession edisi Januari 2019.