Memiliki bisnis di bidang kecantikan diakui Heddy Kandou adalah impiannya sejak dulu, karena merupakan panggilan jiwa sebagai seorang perempuan. Dalam wawancara daring dengan Women’s Obsession, dia mengungkapkan alasan tersebut. “Saya menyukai segala sesuatu yang bersih dan indah, termasuk keelokan kulit perempuan maupun juga laki-laki. Itulah yang menginspirasi saya bekerja sama dengan pihak dari Korea, SamKim Skincare & Cosmetics. Alasannya saya melihat wajah orang Korea bagus, halus, dan sehat walaupun tanpa menggunakan makeup. Saya kemudian berdiskusi cukup lama dengan para dokter di Korea, hingga akhirnya membuat produk di sana. Tetapi, saya tidak ingin terus mengimpor, sehingga dalam waktu dekat ini saya berharap sudah mendapat kesepakatan dengan pihak Korea agar bisa diproduksi di Indonesia, dengan bahan inti yang sama seperti dari Korea,” jelasnya.
Selain PT Haka Luxury Indonesia yang menaungi SamKim Skincare & Cosmetics dan Agatta Artisan Jewelry, hal yang hampir sama mendasarinya mendirikan PT Nindya Indonesia yang membawahi Nindya House of Relax, berhubungan dengan layanan perawatan kulit wajah, rambut, dan tubuh. Namun, Heddy menyatakan, di balik kedua bisnis yang sangat feminin ini, dia juga menangani perusahaan di bidang IT (Information Technology). “Selain bidang kecantikan, saya menjalankan PT Techno9 Indonesia yang berurusan dengan sistem integrasi dan dalam waktu dekat akan go public atau menjadi perusahaan terbuka (Tbk). PT Techno9 Indonesia menawarkan layanan yang ditujukan untuk era transformasi digital, dari konsultasi hingga implementasi infrastruktur hingga layanan terkelola,” paparnya
Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang dirasakan Indonesia dan dunia, Heddy mengungkapkan perusahannya pun terkena imbas. Di kala masyarakat tidak bisa bergerak, karena batasan guna memutus rantai penyebaran. Banyak bisnis terkena efek hingga drop, bahkan sampai merumahkan karyawan. “Gejolak yang sama terjadi di dalam perusahaan saya. Bisnis mengalami perlambatan. Pengiriman barang yang biasanya memakan waktu tiga minggu dari Korea, Cina, dan Singapura tertahan, empat hingga enam bulan. Nindya House & Relax juga dibatasi, karena bidangnya bersentuhan secara langsung. Namun, saya dan para direksi merasa jika karyawan sebagian dirumahkan, menurut kami tidak adil. Oleh karena itu kami tetap mempertahankan sampai pelan-pelan membaik. Ternyata memang jika kita memiliki tujuan baik pasti akan selalu diberi jalan,” tutur Heddy.
Untunglah masyarakat selama ini di tengah keterbatasan tetap melakukan aktivitas, seperti menggunakan aplikasi meeting untuk bekerja dan berdiskusi memakai jaringan yang baik. “Pada saat itulah perusahaan saya PT Techno9 Indonesia bergerak bangkit. Karena IT adalah salah satu bidang yang diperlukan selain medis dan ekspedisi atau pengiriman barang. Dari sanalah kami mulai bangkit lagi. Syukur kepada Tuhan, dalam waktu dekat ini jika Tuhan mengizinkan perusahaan kami akan menjadi perusahaan terbuka atau Tbk,” jelas Heddy.
Bidang IT sebenarnya memang tak asing baginya sejak kuliah S1 Ilmu Komputer. Setelah memiliki bisnis bidang teknologi, dia merasa belum puas, mengikuti sekolah kecantikan kulit di beberapa negara. Perempuan yang gemar membaca ini mengatakan, “Meskipun sudah membuka rumah kecantikan, ternyata tidak sekadar itu saja. Rupanya setiap kita berbisnis bersinggungan dengan hukum. Maka, saya mengambil S1 dan S2 hukum bersamaan. Tahun 2021 ini saya mendapatkan gelar Magister Hukum dan Sarjana Hukum. Setelah itu saya merasa menjadi lebih addicted dan jadi suka sekali belajar. Akhirnya, saya mengambil lagi S3 program doktor hukum. Sekarang sudah semester kedua dan mudah mudahan segera bisa menyelesaikannya.”
Mengatur waktu memang menjadi kesulitan tersendiri bagi Heddy, namun dia mengaku bersyukur memiliki keluarga yang selalu memberikan dukungan. Termasuk mempunyai partner bisnis yang luar biasa di perusahaan IT maupun kecantikan, dan memiliki sahabat-sahabat kampus di UKI yang amat mendukungnya. Saat harus di rumah saja karena pembatasan kegiatan, Heddy menghabiskan waktu dengan berkebun, merangkai bunga, jalan pagi, memasak, dan kegiatan lain yang sebelumnya terlupakan pada saat sibuk.
Ke depan, dia menyebutkan obsesinya ingin melihat anaknya sukses dan keluarga bahagia. “Untuk perusahaan, harapan saya adalah lepas dari lubang jarum atau dari masalah pandemi. Saya meminjam istilah ini dari panutan sekaligus partner bisnis saya, Dr. Dhaniswara K Hardjono SH, MH, MBA. Saya akan bahagia kalau para karyawan saya sejahtera dan menjadi sukses," lanjutnya.
Terkait dengan HUT Kemerdekaan Indonesia, Heddy menyatakan harapannya sebagai warga negara Indonesia. “Diharapkan pemerintah ikut campur tangan untuk kesejahteraan masyarakat. Mencegah penyebaran virus dengan aturan di rumah memang tidak salah. Tetapi, bagaimana agar tidak ada kekhawatiran dan keresahan. Bagi pengusaha, selalu melihat ke bawah untuk membantu mengulurkan tangan. Sebagai negara yang berpatokan pada pancasila, diharapkan terwujud sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat terkait dengan kesejahteraan masyarakat. Itulah yang saya harapkan,” tutupnya.