Bergerak Untuk Masyarakat Sekitar

Fitriyah, Sosok Penggerak Literasi Bidang Pemberdayaan Nominasi Ibu Ibukota Awards 2021

Dikenal sebagai penggerak literasi bidang pemberdayaan masyarakat di Kepulauan Seribu, Fitriyah mengawali perjuangannya untuk masyarakat sejak tahun 1998 Berbekal tekad yang kuat dia memulai langkahnya untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak setempat. Diawali dengan mengajar di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Fitriyah sadar usia tersebut merupakan golden age untuk masa depan anak kelak.

 

Meski memiliki niat yang baik, perjalanannya dalam mendidik anak-anak tidaklah mudah. Dipandang sebelah mata merupakan hal yang biasa diterimanya di awal perjalanannya mengajar. Tidak hanya itu, dia pun bahkan sempat tidak dipercaya oleh para orangtua murid. Namun, itu semua tidak menyurutkan langkah Fitriyah untuk tetap totalitas dalam mendidik anak-anak. “Saya menganggap orang-orang yang melemahkan saya adalah motivasi untuk bangkit,” ujarnya bersemangat.

 

Akhirnya, seiring berjalannya waktu, kerja keras dan dedikasinya pun berbuah manis dengan datangnya dukungan yang semakin banyak diberikan masyarakat. Para orang tua murid turut melihat sendiri keberhasilannya mendidik anak-anak mereka. Dukungan semakin deras ketika Fitriyah berhasil masuk dalam jajaran kader PKK terbaik beberapa waktu silam. Dia mengatakan, “Saya sekarang bangga, orang pulau juga bangga dengan saya. Mereka tidak lagi menganggap saya lemah. Prinsip saya itu mereka makan nasi, kita juga makan nasi. Kalau mereka makan emas baru saya mundur.”

 

Berbekal dukungan yang semakin besar dan kepercayaan dari masyarakat, Fitriyah semakin semangat dalam mendorong masyarakat di Kepulauan Seribu untuk semakin maju baik dari segi pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Selain menjadi penggagas PAUD, ibu satu anak ini juga menjabat sebagai kader PKK.

 

 

Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan adalah memberikan edukasi pada masyarakat tentang kesehatan. Seperti, betapa pentingnya gizi untuk anak-anak, hingga bahaya kanker, terutama kanker payudara. Dia menyadari betul bahwa kanker yang satu ini menjadi salah satu penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi.

 

Tidak bergerak sendirian, dia menggandeng banyak pihak, mulai dari tenaga medis, juru pemantau jentik (Jumantik), kader Dasawisma, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan lain-lain. Agar lebih mudah dimengerti oleh masyarakat ketika memberikan edukasi, dalam setiap kegiatannya Fitriyah selalu membawa pamflet berisi informasi seputar kanker payudara. Dia dan tim medis juga memberikan informasi cara melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) di rumah.

 

Perihal edukasi di bidang kesehatan, Fitriyah terus menggalakkan pentingnya penanaman tanaman obat keluarga (toga). Kelor menjadi salah satu toga yang wajib ditanam mengingat banyaknya manfaat yang dimiliki tanaman ini. Selain itu, dia mengajak masyarakat untuk menanam minimal lima jenis pohon yang dapat menjadi obat penurun panas, bisul, dan lain-lain.

 

Perempuan yang juga menjabat sebagai kader Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK) Keluarga ini disibukkan pula dengan memberikan pendampingan bagi para perempuan dan anak yang mendapat kekerasan hingga pelecehan. Dirinya juga selalu membuka pintu untuk siapa pun yang ingin berkeluh kesah tentang masalah dalam keluarga. “Selama ini orang susah curhat, apalagi urusan rumah tangga. Dengan pendampingan door to door kami menyambangi mereka. Jangan tanyakan masalah mereka, tapi tanyakan apa yang mereka inginkan,” tuturnya.

 

Selalu didukung oleh suami tercinta, Fitriyah memegang teguh pesan sang suami, bahwa perjuangannya tidak harus dibayar. Tapi, justru dirinya harus menunjukkan yang terbaik untuk orang-orang sekitar. Jika itu sudah dilakukan, sang pencipta yang akan membalasnya.