Sri Sintawati: Pengabdian Tanpa Batas

 

Tak bisa berdiam diri dan ingin bermanfaat bagi lingkungan sekitar, Sri Sintawati tak pernah kekurangan aktivitas. Selain berprofesi sebagai pengajar di Universitas Persada Indonesia Yayasan Administrasi Indonesia (UPI YAI), perempuan yang akrab disapa Sinta ini aktif berkegiatan di beberapa komunitas. Salah satunya adalah komunitas peduli sehat mental yang memberikan konseling gratis bagi para remaja di mal-mal. Dia juga kerap terjun sebagai sukarelawan ketika terjadi bencana, seperti tsunami di Palu, Sulawesi Utara pada 2018 silam.

 

Kegemaran Sinta membatik pun kini tersalurkan melalui Griya Nirmala, sebuah usaha bersama warga RW 4 Kelurahan Sunter Jaya. Sempat belajar membatik di Yogyakarta dan Pekalongan pada 2018, dia tanpa ragu ikut serta ketika datang tawaran dari Suku Dinas Pariwisata dan Budaya Jakarta Utara yang memberikan pelatihan membatik. Diadakan di RPTRA Nirmala, pelatihan diikuti oleh 21 orang. 

 

 

Saat pelatihan selama dua bulan selesai, produk yang dibuat bersama kemudian dipamerkan dalam acara Gebyar RPTRA di Jakarta Utara yang melibatkan semua binaan Suku Dinas Pariwisata dan Budaya. “Alhamdulillah, kami menang juara satu waktu itu. Saya pikir peluang ini bisa dimanfaatkan jika diseriusi,” ujar perempuan yang menjabat pula sebagai pengurus RW ini.

 

Nama Griya Nirmala dipilih, karena mereka berkegiatan di RPTRA Nirmala. Siapa pun yang ingin ikut serta dipersilakan, tak perlu bisa membatik dan tak peduli dari kalangan tua ataupun muda. Sinta bahkan mengaku ada beberapa anak muda yang berkontribusi mendesain batik yang mereka hasilkan. Tak perlu khawatir, jika tidak mampu mencanting, bisa di bagian pewarnaan, pelorotan, atau di manajemen.

 

Pesanan pertama diterima untuk acara prajabatan Kasudin Se-DKI angkatan 117. Griya Nirmala diminta untuk mengirimkan contoh desain dan disetujui. Namun, produk pertama mendapatkan keluhan. Sinta bersama-sama dengan anggota lainnya pun mendiskusikan dan mempelajari hal yang dikeluhkan tersebut. Sampai akhirnya mendapat sedikit keuntungan, diputuskanlah untuk mengirim salah satu anggota mendalami produksi batik di Yogyakarta.

 

 

Pandemi turut membawa inovasi dalam produk yang dihasilkan Griya Nirmala. Mereka mulai menghasilkan tas dan pernak-pernik lainnya. Motifnya pun beragam, karena menurut Sinta Jakarta tidak melulu identik dengan ondel-ondel, tetapi banyak simbol lain yang bisa mewakili kota ini. Sampai saat ini, jalur distribusi masih mengandalkan kekuatan dari mulut ke mulut. Proses produksi juga terus berjalan, meskipun sebagian besar harus dilakukan dari rumah masing-masing.

 

 

Melalui kegiatan batik ini pula, Sinta berkeinginan untuk mengadakan pelatihan membatik di panti-panti asuhan. “Kami mau melatih membatik di panti asuhan, supaya mereka bisa berdiri sendiri, tidak tergantung pada donasi. Namun  sayangnya masih tertunda akibat PSBB,” tutur Sinta. Kegigihannya menggerakkan ibu-ibu di lingkungan sekitarnya mengganjar Sinta dengan anugerah Ibu Ibukota Awards 2021 di bidang kewirausahaan. Giat, tangguh, dan gemar berbagi yang menjadi kriteria kiranya layak disematkan pada perempuan yang satu ini.