Perayaan Natal Terpanjang Di Dunia

Menjadi negara dengan mayoritas pemeluk agama Kristen di Asia, Filipina memiliki tradisi Natal terpanjang di dunia, yakni selama empat bulan. Jika di negara-negara lain pemasangan dekorasi Natal baru dimulai pada bulan Desember, di negara ini pernak-pernik perayaan kelahiran Kristus sudah berlangsung sejak September.

 

Sejak bulan kesembilan tersebut, semarak Natal tidak hanya terasa di pusat perbelanjaan, gedung-gedung pemerintahan, atau taman-taman, warga pun mulai memasang elemen dekorasi di rumah mereka pada bulan tersebut.

 

Salah satu yang tidak pernah alpa dalam setiap perayaan Natal adalah lampion berbentuk bintang. Pada awal kemunculannya pada tahun 1920, lampion yang dikenal dengan nama ‘parol’ dibuat untuk para penduduk desa.

 

Hal tersebut dilakukan agar memudahkan mereka ketika pergi menuju ke gereja saat malam hari. Kala itu, beberapa desa di Filipina masih banyak yang belum menggunakan lampu. Lampion-lampion tersebut umumnya digantung di jendela atau pintu.

 

Meski seiring waktu lampu telah menerangi seluruh penjuru negeri, lampion tetap dibuat untuk memeriahkan Natal. Selain itu, pembuatan lampion juga telah menjadi bagian tradisi Natal masyarakat setempat yang bahkan dapat ditemukan dengan ukuran mini di bus-bus kota.

 

Selain dibuat dalam ukuran kecil yang digantung di setiap sudut kota, ada pula satu tradisi pembuatan lampion raksasa. Dikenal dengan sebutan ‘Giant Lantern Festival’, kebiasaan tersebut tetap berlangsung meskipun di tengah pandemi.

 

Seperti halnya tahun lalu, festival ini disiarkan melalui platform digital Department of Foreign Affairs (DFA) Philippines. Acara tersebut memamerkan keindahan lampion raksasa dalam kompetisi tahunan yang melibatkan masyarakat dan beragam komunitas di kota San Fernando, Pampanga, Filipina.

 

Selain menggelar festival yang meriah, terdapat salah satu rangkaian khidmat, yakni mengikuti rangkaian sembilan hari Misa Simbang-Gabi. Ini merupakan prosesi yang wajib diikuti oleh masyarakat Filipina.

 

Tradisi ini telah dimulai sejak ratusan tahun yang lalu. Biasanya, prosesi akan berlangsung sejak tanggal 16 hingga 24 Desember. Perayaan ibadat agung ini dilangsungkan sebagai bentuk penghormatan pada Bunda Maria yang berjalan ke Betlehem sambil membawa Yesus dalam rahimnya.

 

Satu lagi hal menarik yang dapat ditemukan di negara yang dikenal sebagai Pearl of the Orient Seas ini adalah pemasangan diorama kelahiran Yesus. Diorama berukuran kecil tersebut dapat ditemukan hampir di banyak tempat tidak hanya di gereja, tapi juga rumah-rumah warga.

 

Seiring berjalannya waktu, masyarakat setempat semakin kreatif dalam membuat diorama yang satu ini. Tidak hanya menggunakan kayu, masyakat juga kerap memakai botol bekas atau plastik tidak terpakai.

 

Setelah membahas berbagai tradisi, tidak lengkap rasanya jika belum menyimak seperti apa kuliner khas Natal di negara yang memiliki 7641 pulau ini. Pertama, ada ‘Pancit Malabon’ hidangan mi berwarna kuning yang dibumbui dengan biji annatto.

 

Umumnya masyarakat mengidangkan mi tersebut dengan dilengkapi telur, udang, dan chicharon. Ada pula ‘Lechon’, makanan yang terbuat dari daging babi panggang. Sebagai makanan penutup, ada ‘Buko Pandan’ yang dibuat dengan menggunakan pandan rasa gelatin yang dicampur dengan kelapa dan krim.