Berani Berbisnis & Pantang Mundur

Lucye Kwee, CEO Prolite Design Indonesia

Menyetarakan derajat kaum perempuan dan pria, sehingga perempuan masa kini bisa mengekpresikan kemampuannya dan memiliki power setara dengan lelaki, bahkan bisa melebihinya, tak lain ini adalah berkat jasa Kartini. “Kaum hawa di Tanah Air selama ini telah banyak memberikan kontribusi secara positif, turut memajukan bangsa dan negara. Itulah sebabnya, perempuan muda masa kini harus turut melanjutkan keberhasilan ini. Dengan mengutamakan pendidikan setinggi-tingginya sebagai kunci dan jalan menjadi generasi penerus yang mandiri, cerdas, inovatif, dan memiliki rasa nasionalisme tinggi,” ujar CEO Prolite Design Indonesia Lucye Kwee.

 

Sebagai single parents yang memiliki empat anak, dia ingin membuktikan bahwa kaum Hawa bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang biasa ditangani para pria. Memiliki beragam usaha, kebanyakan perusahaannya bergerak di ranah kaum lelaki antara lain men-supply alat-alat ketahanan negara, seperti senjata, kendaraan militer, drone tembak, hingga software anti-teroris dan lainnya. Lalu, bisnis forestry dengan lahan hutan kayu di Sulawesi Tengah maupun usaha trading. Saat ini yang tengah berkembang pesat, lanjut Lucye, adalah bisnis interior design, architecture, constructions, furnitures termasuk bespoke furnitures yang berada di bawah naungan PT Prolite Design Indonesia (Interior Design & Contractor).

 

Banyak hotel bintang lima di Jakarta sudah menjadi kliennya. Termasuk juga kantor-kantor perusahaan asing maupun pemerintahan dan expatriate residential, baik dari dalam maupun luar negeri yang memiliki properti berskala nationwide, bahkan sampai ke negeri Cina. Dia juga tengah mendirikan pabrik furniture untuk mendukung bisnis di bidang tersebut. Peraih Woman of The Year 2022 dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini berkata, “Range klien kami dari skala medium hingga ke highend market dan sampai hari ini sudah ada 49 proyek yang tengah waiting list. Ini merupakan penghargaan yang luar biasa bagi kami mendapatkan kepercayaan menangani proyek-proyek tersebut. Meskipun, dari Surabaya tapi kami ternyata mampu bersaing secara desain dan harga dengan perusahaan terkenal sejenis yang ada di Tanah Air.”

 

Selain itu, dia juga memiliki klinik kecantikan ID Clinic Indonesia di Jakarta maupun Surabaya dan sedang merintis membuat produk kecantikan dengan brand Le Gilap yang akan launching akhir tahun 2022. Jadi, bisa dibilang inilah contoh emansipasi Kartini Zaman Now bahwa perempuan bisa menciptakan berbagai bisnis dengan kategori bidang usaha beragam, dari yang macho hingga feminin, seperti yang dilakukan oleh Lucye. Mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap beragam perusahaannya, dia berterus terang yang paling terkena efek adalah bisnis kecantikan, karena adanya aturan social distancing, banyak kliennya yang takut datang ke klinik.

 

Baca Juga:

Terus Belajar & Mencari Inovasi Baru

Berbagai Program Untuk Masyarakat

 

Sementara, bisnis yang lainnya tetap berjalan. Untuk bidang kontraktor memang di tiga bulan pertama sejak Covid-19 melanda Indonesia sempat vakum. “Namun, yang luar biasa sejak akhir tahun 2020 hingga sekarang, karena kebanyakan orang menerapkan sistem kerja Work from Home dan anak-anak belajar dari rumah. Imbasnya, mereka pun ingin bisa betah berada di rumah dan melakukan berbagai renovasi, agar merasa nyaman dan suasana jadi tidak membosankan. Ini merupakan suatu berkah yang langka dan sangat kami syukuri,” ungkap Lucye dengan nada bersemangat.

 

Berbicara mengenai target bisnis untuk tahun 2022, dia dengan optimis berkata bahwa setiap usahanya harus mencapai target, meskipun ada yang sedikit mundur, tapi target harus terealisasi. Karena di sinilah kekuatannya sebagai pengusaha perempuan diuji, sehingga harus mempunyai feeling yang tajam, strategi yang benar, dan waktu yang tepat dalam berbisnis. Lucye pun mendirikan pabrik furniture dan berharap ke depannya bisa menjadi besar dan menginginkan anak-anaknya bisa membantu bisnis perusahaan. Dua anaknya kini sudah turut ambil bagian menangani berbagai usahanya. 

 

Produk skincare yang masih memiliki peluang pun dirambahnya dan menjadi target tahun ini, tak lain karena banyak perempuan masa kini yang sudah beralih ke skincare lokal dan paham akan ingridients suatu produk. Dia memaparkan, “Begitu pun di kalangan atas tidak lagi selalu berpikir harus memakai skincare luar negeri, mengingat produk kecantikan dalam negeri sudah banyak yang berkualitas. Zaman dulu kalau kita mau merilis produk baru harus membuka offline store di beberapa tempat, biaya SDM maupun promosi yang tinggi, dan lain sebagainya. Sekarang ini semua budget bisa ditekan dengan adanya teknologi digital berjualan secara offline dan dibantu promosi melalui media sosial. Sehingga produk yang bagus dengan ingridients internasional, harganya bisa lebih terjangkau. Saya pun jadi optimis untuk menjalankan bisnis kecantikan ini.”

 

Lalu, untuk memenuhi animo warga Jakarta pencinta bakery & patisserie terutama dari Prancis, di bulan Juni 2022 dia akan membuka toko roti peringkat 5 dunia Gontran Cherrier, di Jl. Ciranjang, Jakarta Selatan. Sehingga, ada pilihan lain untuk produk bakery berkualitas tinggi di Jakarta.

 

Lucye memberikan masukan bahwa kita sebagai perempuan harus berani berbisnis dengan prinsip pantang menyerah, disiplin, dan mengasah naluri bisnis agar tajam dalam menangkap setiap kesempatan. Kalau pun ada kegagalan, dia lebih menganggapnya sebagai sebuah pembelajaran untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Perempuan kelahiran 27 Maret 1971 ini menambahkan, “Setiap ada ide bisnis saya selalu mendalami terlebih dahulu untung ruginya dan risiko yang harus saya hadapi. Jika risiko terlalu besar daripada keuntungan, maka semuanya saya harus pertimbangkan sebaik-baiknya. Kalau ditanya stres atau tidak, pastinya dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari masalah, apalagi kalau kita memiliki beragam bisnis pasti akan stres. Namun, selama kita berusaha mencari solusi dan tidak menghindarinya, maka setelah ada jalan keluar stres pun akan berlalu.”

 

(Naskah: Elly S| Foto: Dok. Pribadi)