Kembali digelarnya Art Jakarta belum lama silam di JCC Senayan Jakarta adalah sinyal penting bagi pemulihan ekosistem seni rupa di Indonesia yang selama ini bergulat dengan kesulitan era pandemi. Ini menunjukkan bahwa seni rupa memainkan peranan pelopor dalam upaya pemulihan nasional. Pameran ini memantik kita semua untuk menggali inspirasi artistik bagi kehidupan yang lebih berkelanjutan.
Art Jakarta 2022 menampilkan beberapa segmen yang menarik perhatian para pengunjung dan pecinta seni. Segmen utama pekan seni ini adalah Art Jakarta Gallery yang secara keseluruhan mencakup 62 galeri, dengan 39 galeri berasal dari Indonesia dan 23 galeri dari mancanegara (Asia Tenggara, Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang). Di segmen ini ditampilkan pula galeri muda dan baru yang belum pernah mengikuti Art Jakarta sebelumnya.
Dihadirkan pula Art Jakarta Spot, yaitu platform untuk presentasi istimewa suatu instalasi seni yang telah disesuaikan khusus untuk pekan seni ini. Tahun ini Art Jakarta Spot menghadirkan 15 karya seni yang telah terkurasi untuk dipamerkan di area publik pekan seni ini. Sementara, AJX adalah prakarsa kolaboratif antara Art Jakarta dan institusi atau perusahaan swasta untuk menyajikan koleksi karya di hadapan publik luas di Art Jakarta. AJX menjadi kesempatan bagi khalayak untuk menyaksikan banyak karya seni untuk pertama kalinya.
Di segmen ini, berkolaborasi bersama mitra utama, UOB Indonesia, yang telah menyelenggarakan kompetisi lukisan Asia Tenggara setiap tahun sejak 1982, yaitu UOB Painting of the Year. Kolaborasi ini memamerkan karya-karya pemenang kompetisi Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir di sebuah area khusus, UOB Art Space, termasuk lukisan pemenang dari Indonesia tahun 2021, Meliantha Muliawan.
Kolaborasi juga dilakukan juga bersama mitra-mitra kunci. Di antaranya Tumurun Museum, sebuah institusi yang juga mendukung edukasi seni, memamerkan bagian dari koleksi eksklusifnya di VIP Lounge Art Jakarta. Menghadirkan karya maestro berpengalaman hingga seniman muda yang tengah menanjak.
Mitra kunci lainnya, Bibit, aplikasi investasi reksa dana yang sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mempersembahkan karya Marco Cassani. Merupakan bagian dari seri “Fountain”, suatu eksplorasi atas nilai-nilai transformatif koin yang dilemparkan ke dalam air mancur pura di Bali oleh pengunjung saat mengirimkan doa.
Lalu, Cohart yang merupakan platform media sosial untuk menemukan karya lewat kurasi berbasis teknologi, mempertunjukkan proyek NFT berjudul The Art Yearbook. Proyek ini terinspirasi dari sosok-sosok di dunia nyata yang telah dan akan meninggalkan jejak di dunia seni, untuk memberi salut bagi komunitas seni dari masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.
Para pemgunjung tampak antusias menyimak Bali Art Scene yang menjadi segmen baru mempersembahkan galeri-galeri dari Bali, pulau yang sangat terhantam oleh pandemi beberapa tahun terakhir. Sebagai sorotan khusus, Bali Art Scene menyajikan seniman-seniman kontemporer Bali. Segmen ini mewakili sekilas pandang apa yang sedang terjadi di kancah seni rupa Bali.
Energi baru dalam kancah tersebut dapat dilihat dari perspektif TONYRAKA Art Gallery, salah satu galeri terlama yang senantiasa berupaya menggelar pameran untuk komunitas seni rupa. Galeri Zen1, yang baru saja didirikan pada masa sulit selama pandemi, dan Art Xchange Gallery yang belum lama pindah dari Singapura ke Bali, menambah kesemarakan kancah seni rupa Bali.
Tak kalah seru, Art Jakarta sepenuhnya berkomitmen mendukung karya NFT dan mengedukasi masyarakat tentang karakter NFT, khususnya bahwa NFT bukan sekadar instrumen moneter. Maka, dengan gembira Art Jakarta mempresentasikan dua proyek NFT tahun ini.
Art Jakarta NFT pertama kali digagas dalam Art Jakarta Gardens dan akan diperluas lebih jauh dalam skala lebih besar, dengan aspirasi agar kolektor NFT dan kolektor konvensional dapat berinteraksi dan berkumpul bersama.
Elly Simanjuntak | Foto: Dok. Art Jakarta