Tergerak untuk memberdayakan masyarakat menjadi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Intan Mustika Anggraeni merasa bahwa bidang kewirausahaan dan UMKM adalah salah satu tulang punggung ekonomi negara. Semangat ini terus ditularkan kepada banyak pihak terutama para ibu. Dia ingin menyampaikan bahwa meski hanya berkarya di rumah, banyak kegiatan yang bisa dilakukan mulai dari untuk diri sendiri hingga untuk orang banyak.
"Jadi, memang banyak sekali masyarakat kita yang secara ekonomi sebetulnya masih belum mampu. Tapi, mereka sangat ingin berusaha untuk maju. Jadi, saya memiliki keinginan untuk terjun ke masyarakat, membantu UMKM dan teman-teman yang ingin berwirausaha terutama anak-anak muda yang saat ini juga banyak sekali yang ingin bergerak menjadi entrepreneur, punya usaha sendiri, menjadi lebih maju, dan mandiri.
Jadi, memang kegiatan ini menurut saya sangat mendukung kegiatan di masyarakat. Kemudian, tentunya buat saya sendiri menjadi nilai tambah, karena bisa bermanfaat bagi orang banyak," tuturnya dengan bersemangat.
Selain mengajak ibu-ibu untuk berwirausaha, Anggi juga menggandeng anak-anak muda dengan menggelar kegiatan di beberapa universitas hingga program inkubasi. Menjabat sebagai mentor, berbagai informasi seputar wirausaha, seperti marketing, pemasaran, pengelolaan keuangan, sumber daya manusia, hingga teknik negosiasi dipaparkan bagi para pebisnis pemula tersebut. Dia juga kerap menggelar diskusi dan sesi tanya jawab, serta memberikan solusi atas tantangan yang dihadapi, terlebih pada masa pandemi.
Baca Juga:
Roosalina Wulandari: Berdayakan Tetangga Tanggap KDRT
Bertemu Kembali 62 Sosok Penggerak Jakarta
Di sisi lain, kepeduliannya terhadap bidang kewirausahaan lantas membawanya menjadi Ketua Komunitas Sahabat UMKM sejak tahun 2018 silam. Lewat komunitas ini, Anggi menggelar banyak kegiatan rutin, seperti seminar. Baginya, ini bisa berguna bagi orang lain mampu menghadirkan kebahagiaan tersendiri.
Oleh sebab itu, dia begitu gigih menyebarkan semangat wirausaha ke banyak orang. Anggi menjelaskan bahwa salah satu tantangan terjun ke masyarakat adalah mengubah mindset orang-orang yang selama ini beranggapan bahwa modal utama membuka usaha adalah uang. Padahal, menurutnya modal pertama yang harus dimiliki adalah skill.
"Coba apa saja yang bisa dikerjakan sendiri dari rumah dan lingkungan, kemudian mengajak mereka untuk memperkaya skill itu juga merupakan tantangan tersendiri. Cukup terasa awal pandemi ketika banyak sekali UMKM yang merasa bahwa kondisinya sangat sulit.
Kita budayakan teman-teman untuk berani mencoba dan berkarya. Jangan pantang menyerah pada kondisi apa pun, karena menjadi pebisnis itu memang banyak sekali tantangannya. Harus tetap semangat dan tahu cara menghadapi tantangan, karena ke depan tantangannya semakin besar dan tidak sedikit," ujarnya.
Tidak sekadar bicara belaka, perempuan yang bekerja sebagai marketing manager ini juga bergerak di bidang kewirausahaan. Menekuni jual beli tanaman hias sejak masa pandemi, dia menjelaskan, "Bisnis saya saat ini di bidang tanaman hias, kebetulan ada beberapa jenis tanaman hias yang memang kami kembangkan sendiri, seperti Philodendron dan Anthurium.
Tapi, di sini lebih banyak anthurium kuping gajah. Pada masa pandemi tidak banyak yang bisa dilakukan, karena tidak boleh ke luar rumah. Akhirnya, yang tadinya menjadi hobi dan hanya sekadar mengoleksi ternyata bisa menghasilkan dan saat ini kami sudah mengekspor ke beberapa negara lain. Kami juga sudah menghasilkan beberapa pembibitan sendiri yang Insya Allah sudah bisa segera dipasarkan."