Luky I Walalangi | Pengetahuan Kami Itu Milik Tuhan

Keputusan Luky I Walalangi kembali ke Tanah Air menciptakan jalan emas untuk kariernya.

Selain diterima di salah satu firma hukum korporasi terbesar di Indonesia, dia juga
mendapatkan posisi yang besar amanahnya. Di firma Walalangi & Partners, dia dipercaya menjadi equity partner sejak 2008. Tentu pencapaian tersebut bernilai prestisius.

Memilih profesi lawyer, diakuinya karena ada tantangan yang besar. Misalnya, memberikan analisis dan pertimbangan hukum yang tepat kepada klien dunia korporasi. “Berkiprah sebagai lawyer juga memberikan kita kesempatan untuk bertemu para profesional andal dalam berbagai bidang dari seluruh belahan dunia, agar kita bisa terus belajar dan menambah pengalaman,” terang Luky di ruang kerjanya.

Banyak kasus yang sudah pernah ditangani Luky. Salah satunya yang paling monumental adalah ketika menangani beberapa kasus mewakili salah satu bank di Indonesia, sehubungan dengan rencana membeli unit usaha dari bank lain di Indonesia senilai Rp7 triliun. Dia juga pernah mewakili suatu penerbit surat utang Indonesia dalam penerbitan surat utang senilai US$1,5 juta, mewakili perusahaan baja dari Jepang dalam pembelian aset, dan pembangunan pabrik baja dengan total investasi sebesar US$500 juta.

Capaian lainnya yang menjadi catatan Luky adalah ketika mendapatkan kesempatan untuk diangkat menjadi partner equity termuda di salah satu law firm terbesar di Indonesia. Dia juga di-acknowledge oleh beberapa media publikasi hukum internasional sebagai lawyerkorporasi yang telah membantu kliennya dengan nilai memuaskan.

“Termasuk dari sisi Legal 500, IFLR, ALB, Asialaw, dan lain sebagainya,” paparnya. Raihan tersebut memberikan semangat bagi Luky untuk terus berkarya di dunia hukum nasional. Untuk saat ini, dia sedang fokus menangani beberapa transaksi komersial, antara lain mewakili salah satu perusahaan properti Jepang terbesar, Tokyo Tatemono dalam transaksi real property di Jakarta dengan total investasi sebesar US$300 juta.

“Merepresentasi perusahaan Jepang untuk pembelian tujuh perusahaan Indonesia dengan total investasi US$200 juta dan untuk mewakili salah satu perusahaan Jepang yang termasuk dalam kategori big four dalam pengambilalihan saham perusahaan fintech,” ungkapnya.

Profesionalisme dan kepiawaiannya dalam bidang hukum korporasi, membuat dia mampu menyelesaikan kasus-kasus yang ditanganinya dengan gemilang dan tepat waktu. Bahkan, dia mengaku, selama menjadi lawyer tidak pernah mendapati kejadian yang tidak menyenangkan. Selain profesional dan cerdas, satu hal lagi yang membuat nya berhasil adalah berani mengorbankan waktu dan tenaga untuk profesi.

“Saya dan teman-teman pernah tidak istirahat dan tidak pulang selama dua hari berturut-turut di Natal tahun 2012. Saat itu, kami mengurusi suatu negosiasi sehubungan dengan transaksi klien yang saat itu bernilai US$500 juta. Namun, karena seluruhnya dapat diselesaikan dengan baik, Puji Tuhan. Hal ini menjadi pengalaman yang membanggakan,” ceritanya.

Selain persoalan waktu yang sangat padat, selebihnya Luky sangat senang, karena diberi berkesempatan bekerja sama dan berbagi dengan timnya yang sudah berpengalaman dan sangat bertalenta dengan kemampuan analisa yang dalam.

“Apapun yang kita punyai saat ini, baik itu kebijaksanaan, pengetahuan ataupun aset adalah milik Tuhan semata. Maka, sudah selayaknya kita berbagi dan menjadi garam di sekitar kita, antara lain dengan berbagi dan berkembang bersama dengan tim,” tuturnya.

Meski sudah sukses menjadi lawyer, Luky masih memiliki obsesi, yakni bisa melahirkan bibit muda yang andal sebagai generasi penerus melalui firma bentukannya. Tidak hanya memiliki wawasan dan pengalaman, dia juga ingin lawyer di Indonesia berintegritas tinggi.

“Firma kami sangat aktif menulis dan berkunjung ke fakultas-fakultas hukum di Indonesia, agar hukum di Indonesia menjadi penuntun arah dan memberikan kepastian langkah bangsa ini ke masa depan yang positif,” Luky berharap.

Di sela kesibukannya yang padat, dia tetap menjadi hakikatnya makhluk sosial
yang senang berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Baginya keluarga menjadi faktor utama di balik keberhasilannya.

Dia berkomitmen setiap akhir pekan menghabiskan waktu bersama istri dan putri kesayangannya. “Saya mempunyai perjanjian dengan putri saya untuk tidak bekerja di hari Sabtu mulai pukul 6 sore dan hari Minggu mulai pagi hari sampai pukul 6 sore. Waktu bersamanya menjadi me time yang sangat saya nikmati,” ungkap Luky.

Di luar itu, dia hobi membaca buku, menonton film, dan berolahraga. Jogging adalah olahraga yang digemarinya. Dalam seminggu minimal dia berolahraga empat kali
untuk menjaga kondisi tubuh dan pikirannya tetap sehat di tengah kepadatan aktivitas. Subchan Husaen Albari | Dok. Pribadi