Banyak makanan Nusantara yang menggunakan kecap sebagai pelengkapnya. Sebut saja gado-gado dari Jakarta, sop konro dari Makassar, rawon dari Jawa Timur, dan banyak lagi lainnya.
Tapi tahukah Anda kalau kecap merupakan culinary gem yang memiliki sejarah panjang? Ada sejak abad ke-16, kecap manis adalah hasil akulturasi antara saus koechiap yang dibawa pedagang Tiongkok dengan gula jawa atau gula kelapa yang banyak digunakan pribumi untuk mengolah makanan.
Andreas Maryoto, seorang food historian, dalam jumpa pers Festival Jajanan Bango 2023 pada Selasa (3/10/2023), mengatakan, “Hingga kini, Indonesia adalah satu-satunya negara yang memiliki kecap bercita rasa manis, dilengkapi rasa umami dari proses fermentasi kedelai.”
BACA JUGA:
Pecahkan MURI Membatik Secara Serentak dengan Motif Terbanyak
Dukung Produk Kerajinan Buatan Anak Muda Indonesia
Berkat keunikan ini, aneka hidangan Nusantara yang menggunakan kecap manis bahkan telah mengharumkan nama bangsa di kancah dunia. Sebagai komitmen melestarikan culinary gem tersebut, Kecap Bango mengadakan kembali Festival Jajanan Bango 2023 di dua kota, yakni Makassar pada 7-8 Oktober 2023 dan Jakarta pada 27-29 Oktober 2023 mendatang.
Ari Astuti, Head of Marketing Nutrition Indonesia, PT Unilever Indonesia, Tbk. yang akrab disapa Tutut menyampaikan, “Di acara ini, pengunjung bisa mengeksplorasi kelezatan aneka hidangan otentik yang disajikan oleh para legenda kuliner dari Sabang hingga Merauke, terutama yang menggunakan kecap manis, culinary gem asli Indonesia.”
Bertema ”Bangkitkan Sejuta Rasa Nusantara”, Bango memberikan pengalaman multisensori dalam bentuk sebuah galeri yang menonjolkan berbagai pesona kuliner Nusantara menggunakan teknologi imersif yang memanjakan kelima indra. Diharapkan dengan pengalaman ini, para pencinta kuliner akan makin tidak sabar untuk menikmati aneka hidangan yang tersedia, dan akan lebih mengapresiasinya sebagai sebuah mahakarya yang patut dilestarikan.
Culinary gem atau pusaka kuliner adalah cerminan sejarah, identitas, tradisi, dan kearifan lokal yang unik dan tak lekang waktu. Tidak hanya menjembatani masyarakat dengan akar budaya mereka, culinary gem juga menjadi alat untuk memperkenalkan jati diri sebuah negara pada dunia. Contoh negara yang sukses melakukannya antara lain Jepang dengan Shoyu, Thailand dengan saus Sriracha, atau Korea dengan saus Gochujang.
Bowo, pegiat pelestarian kuliner Indonesia yang merupakan Co-Founder Dari Halte ke Halte (DHKH) turut berbagi, “Istilah culinary gem muncul karena minat millennial dan Gen-Z untuk berpetualang kuliner kini makin tinggi, termasuk hunting berbagai kuliner otentik dari mancanegara. Maka tak heran kalau Shoyu, Sriracha atau Gochujang jadi makin familiar di telinga dan lidah generasi muda.”
Di tengah kondisi tersebut, salah satu misi platform DHKH adalah mengajak HalTeman, terutama millennial dan Gen-Z, agar tidak lupa akan kuliner nusantara dan terus mengeksplorasi kekayaannya. Bisa dibilang, sebagian besar dari trip yang mereka lakukan berfokus mengunjungi UMKM kuliner Nusantara yang masih kurang terekspos, termasuk hidangan-hidangan otentik yang kaya dengan penggunaan kecap.
BACA JUGA:
IdeaFest Wadah Kolaborasi untuk Insan Muda Kreatif
Targetkan Indonesia Jadi Pusat Halal Dunia, ISEF 2023 Perkuat Kolaborasi Ekosistem Syariah
Festival Jajanan Bango 2023 di Jakarta akan digelar pada 27-29 Oktober 2023 di Parkir Timur Senayan bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Bango akan membangkitkan semangat pelestarian kuliner Nusantara di tengah generasi muda dengan kehadiran lebih dari 100 legenda kuliner dari berbagai penjuru negeri, seperti Sop Konro Karebosi yang legendaris.
“Kami mengundang seluruh pecinta kuliner di Jakarta dan Makassar bergabung di Festival Jajanan Bango 2023 untuk satukan tekad melestarikan kekayaan kuliner nusantara – terutama yang menggunakan kecap. Dengan demikian, keberadaan kecap manis dapat terus kekal sebagai culinary gem kebanggaan kita semua,” tutup Tutut.