Menggelar pertunjukan teater berkelas internasional sebagai persembahan di Hari Ibu, Jakarta Art House menghadirkan ‘Mamma Mia! The Musical’. Merayakan hari yang spesial, gelaran ini menyuguhkan kisah kekeluargaan dan drama percintaan yang dekat dengan sosok ibu dan anak perempuannya. Selain itu, pertunjukan ini juga dibawakan dengan musik dari musisi legendaris yaitu, ABBA dengan lagu-lagu klasiknya seperti ‘Dancing Queen’, ‘Mamma Mia’ dan ‘I Have A Dream’ yang tidak lekang waktu.
Mamma Mia! The Musical menceritakan tentang Sophie Sheridan yang akan segera menikah dengan tunangannya, yakni Sky Rymand. Namun, dalam perjalanan menuju hari pernikahan, dia merasa pernikahannya kurang lengkap, jika tidak ada seorang ayah yang mengantarkannya ke pelaminan. Sementara, selama ini dia hanya dibesarkan oleh seorang ibu, Donna Sheridan.
Baca Juga:
Titimangsa Selenggarakan Pertunjukan Seni Sukabumi 1980
ART SG Menghadirkan Galeri Pilihan dan Program Menarik Edisi Kedua Januari 2024
Dalam proses pencarian siapa sosok ayah kandungnya, Sophie menemukan diary ibunya sendiri. Dalam buku tersebut, sang ibu menceritakan tentang tiga orang pria yang kemungkinan besar adalah ayahnya, yaitu Sam Carmichael yang seorang arsitek asal New York, Harry Bright bankir asal London, dan Bill Austin yang merupakan seorang travel journalist. Konflik pun mulai terjadi ketika Sophie mengundang tiga orang pria tersebut dan ketiganya hadir dalam pernikahan Sophie, tanpa sepengetahuan ibunya.
Dari sudut pandang sang ibu, Donna, dia berusaha melakukan semua sendiri. Mulai dari menjalankan bisnis hingga membesarkan anaknya. Walaupun dia merasa berat melalui semua seorang diri dengan semua tekanan yang dilewati, Donna tetap melaksanakan tugasnya, karena ini adalah pilihannya.
Donna juga tidak pernah membicarakan tentang masa lalunya dan siapa ayah Sophie, karena dirinya merasa dapat melakukan semua sendiri. Dalam perjalanannya, Donna akhirnya membuka diri dan menerima bantuan dari orang di sekitarnya, termasuk kedua sahabatnya dan tiga kandidat ayah Sophie. Donna juga akhirnya mau menghadapi masa lalunya untuk mengubah masa depannya dan masa depan Sophie.
Dalam momen ini dapat dilihat bagaimana Donna dapat sedikit melepaskan sisi independen dari dirinya dan stres yang menumpuk dari membesarkan anak seorang diri. Dia juga mulai membuka diri untuk menerima bantuan dari orang lain dan membuka hati untuk menerima cinta.
Selain pertunjukan teater, Jakarta Art House juga merancang aktivitas Hari Ibu lainnya, seperti ‘Relung Rasa’. Kegiatan ini merupakan sebuah social heartwarming experiment yang mewadahi pengalaman dalam hubungan ibu dan anak maupun orang terkasih untuk mengungkapkan perasaan sayang secara langsung. Melalui kartu yang disediakan dengan banyak pertanyaan menyentuh, hasil dari kegiatan ini dimaksudkan untuk menormalisasikan komunikasi mendalam dari hati ke hati, tanpa adanya rasa malu dan bahkan gengsi.