73 Perempuan Tangguh 2018 | Badingah Bupati Gunungkidul

Sejak kepemimpinan Badingah, Gunungkidul telah dianugerahi
sejumlah penghargaan dari berbagai pihak terkait. Ini menjadi bukti
kepemimpinan Badingah berdampak langsung kepada masyarakat
maupun infrastruktur.

 

Lima tahun belakangan, Gunungkidul muncul sebagai daerah yang dikategorikan Bali Baru berkat potensi wisata maupun komoditi kearifan budaya yang menjanjikan. Kemajuan daerah ini tak lepas dari sinergitas kepala daerah dan peran masyarakat di dalamnya. Badingah ialah sosok tertinggi yang paling disoroti dalam perkembangan Gunungkidul.

Arahan maupun kebijakannya menjadi penentu perkembangan salah satu kabupaten yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut. Badingah muda sudah membekali diri
dengan beragam pengalaman organisasi. Antara lain aktif di Aisyiyah, Majelis Ulama
Indonesia (MUI), Himpunan Wanita Karya (HWK), Palang Merah Indonesia (PMI), Wanita Islam, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia, Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (PERWOSI), Gabungan Organisasi Wanita (GOW) hingga Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Jejak berorganisasi ikut mempengaruhi elektabilitas sosok perempuan kelahiran 17 September 1949 saat menjabat wakil bupati Gunungkidul bersama Suharto pada Pilkada 2005-2010. Kemudian terpilih menjadi Wakil Bupati dari Sumpeno Putro periode 2010-2015, dan dilantik menjadi Bupati menggantikan almarhum Sumpeno Putro sampai tahun 2015.

Badingah kini menjabat Bupati Gunungkidul periode 2016-2021. Visi ibu tiga anak ini adalah menjadikan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya, menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera.

Untuk mewujudkan hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menggerakkan peran aktif masyarakat lewat kelompok sadar wisata (pokdarwis). Saat ini terdapat lebih 30 pokdarwis yang aktif mengelola daerah wisata, sehingga mereka bisa memperoleh pendapatan langsung dari sana.

Berkembangnya sektor tersebut ikut andil dalam menurunkan angka kemiskinan. Pada 2015 angka kemiskinan di Gunungkidul sebesar 21,73%, lalu turun menjadi 19,34% pada tahun 2016. Angka kemiskinan kembali turun menjadi 18,65% pada tahun 2017.
Selain itu, pertumbuhan jumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mencapai sekitar 38.000 juga menjadi fokus komando Badingah.

Dikabarkan setiap tahun, pemerintah Gunungkidul membantu sebanyak 60 UMKM mengurus izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Tujuannya mendorong para pelaku usaha mampu mengurus secara mandiri, karena semua itu penting untuk pemasaran produknya. Diberikan pula pendampingan, seperti aspek inovasi dan kualitas dari sisi kemasan hingga kualitas bahan makanan untuk menghasilkan produk berdaya saing.

Sejak kepemimpinan Badingah, Gunungkidul telah dianugerahi sejumlah penghargaan dari berbagai pihak terkait. Sepanjang 2017 Gunungkidul meraih 19 penghargaan. Di antaranya Best Communicators 2017 kategori pimpinan daerah, Juara I kategori wisata unik
terpopuler Goa Jomblang, Penghargaan Kabupaten Sehat Swastisaba Wistara, Kabupaten Peduli HAM, dan Bupati Entrepreneur Award 2017.

Awards ini menjadi bukti kepemimpinan Badingah berdampak langsung kepada masyarakat maupun infrastruktur. Di tingkat internasional, Gunungkidul memperoleh penghargaan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) berkaitan dengan Geopark Gunungsewu. Legitimasi tersebut merupakan bentuk pengukuhan keberadaan Geopark Gunungsewu di mata dunia. Silvy Riana Putri | Istimewa