Berkarya selama 49 tahun, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) merayakan hari jadinya di JW Marriott Hotel, Jakarta Selatan. Acara ini juga dihadiri oleh Nita Yudi selaku Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) IWAPI, para pengurus dan anggota DPP IWAPI, Ketua Dewan Kehormatan DPP IWAPI Dewi Motik Pramono, dan lainnya.
Menyatukan para pengusaha perempuan di Tanah Air, IWAPI selalu menunjukkan komitmennya dalam mendukung para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Menggandeng berbagai pihak termasuk pemerintah, IWAPI selalu mendorong para UMKM untuk bisa bersaing baik di pasar lokal dan internasional. Salah satunya adalah dengan melakukan proses edukasi kepada para anggota melalui pelatihan dan seminar.
Baca Juga:
Trend Warna Ramadhan 2024 Persembahan Nippon Paint
Plataran Ubud Hotel & Spa Gelar Mewahnya Ethereal Allure: The Spirit of Bridal Showcase
Dalam HUT ke-49 ini IWAPI juga berkolaborasi dengan Satgas Undang-Undang Cipta Kerja (UU CK) mengadakan sosialisasi UU CK dengan tema ‘Hubungan Perempuan Pengusaha dan Tenaga Kerja yang Inklusif dan Berkeadilan’. Pihak-pihak lain yang turut diundang sebagai pembicara, di antaranya Kemenkop, Bareskrim, Kemenaker.
“Kita perempuan pengusaha sudah memiliki kontribusi cukup untuk peningkatan ekonomi Indonesia. Ini artinya, kami memiliki strategi khusus pembangunan berkelanjutan. Ini adalah hal penting untuk mencapai Indonesia Emas 2045 saat Indonesia merdeka 100 tahun. Tapi, dalam menjalankannya kita perlu partner, yaitu pemerintah dan swasta baik dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Nita Yudi.
Dia melanjutkan, “Tetapi selama proses perjalanan ini memiliki beberapa kendala baik kendala teknologi, krisis secara global, kendala hukum, maupun hubungan dengan tenaga kerja. Oleh karena itu, hari ini kami berkolaborasi dengan Satgas Undang-Undang Cipta Kerja dan membahas permasalahan yang dihadapi IWAPI.”
Dia juga menjelaskan tantangan yang dihadapi. Salah satunya menyangkut hubungan pekerja dengan pengusaha. Ada pekerja yang bekerja lebih dari 15 tahun. Tapi, pada saat dia keluar dia mengutak-ngatik semuanya, padahal legalitas perusahaan itu sudah lengkap.
“Ini ada oknum tertentu yang membuat permasalahan itu, sehingga pengusaha harus menghadapi pengadilan. Salah satunya malah sudah sempat masuk penjara. Ini yang kita tidak mau terjadi pada perempuan pengusaha lainnya di bawah bendera IWAPI. Jadi, kita membuat seminar ini dan harus dituntaskan. Jadi, kita mengeliminir atau memperkecil permasalahan, bukan hanya dari masalah hukum tapi juga pajak, karena pemerintah sudah sangat membantu,” ujarnya menutup pembicaraan dengan Women’s Obsession.