Desi Trisnawati Masterchef Indonesia Season 2: Chefpreneur yang Tak Bisa ‘Diam’

Sejak kecil sebagian besar waktu Desi Trisnawati dihabiskan di area dapur dan
dikelilingi anggota keluarga yang hobi memasak. Dia sering membantu nenek,
ibu, dan bibinya memasak. Bahkan, pergi ke pasar basah dan bertemu pedagang
maupun pengunjung pasar menjadi kegiatan favoritnya. Mencoba resep baru
menjadi tantangan menarik untuk dirinya.

Ketika dia kuliah di Perth, Australia, Desi aktif terlibat kegiatan memasak untuk acara bazar makanan, termasuk memenuhi keinginan mahasiswa Indonesia saat itu akan makanan rumah. Selepas meraih gelar Associate Diploma in Management dari Edwards Colleges Perth dan Commerce Degree in Marketing dari Curtin University Perth, Australia, dia kembali ke kampung halaman menekuni bisnis hotel keluarganya. Hingga dipercaya menjabat sebagai direktur Novilla Boutique Resort, Sungailiat, di Bangka.

MENGEJAR MIMPI
Berada di zona nyaman ternyata tak membuat dirinya puas. Karena memiliki mimpi lain
yang harus dikejar yaitu menjadi chef, dia pun tertantang untuk mengikuti ajang MasterChef Indonesia Season 2. Meskipun, prosesnya tidak nyaman, dan usianya memang sudah tidak muda lagi.

Dia bercerita, “Bayangkan, saya harus dikarantina jauh dari keluarga selama empat
bulan. Namun, saya tidak patah semangat, karena saya ingin meninggalkan warisan nilai
kepada anak-anak tentang bagaimana meraih mimpi yang belum terwujud. No pain no gain.

Bersaing dengan 18.000 pendaftar, berpanas-panasan, dan rindu tak tertahankan kepada keluarga, khususnya putri kedua saya yang meminta pulang, hampir membuat saya menyerah.

Padahal, waktu itu sudah masuk sampai kategori 10 besar dan mesti syuting panjang yang melelahkan secara fisik maupun rohani dari pagi sampai pagi. Namun, putri saya berkata tidak ingin melihat saya menyerah, hingga akhirnya berujung manis saya berhasil keluar
sebagai pemenang di kompetisi tersebut.”

 

Setelah itu, kehidupan Desi normal seperti semula, dia kembali mengurus bisnis hotel keluarganya. “Saya memang secara teratur bolak-balik ke Bangka setiap bulan mengurus hotel, karena pada dasarnya saya adalah seorang entrepreneur.

Sejak tahun 2015 saya pun terjun menangani usaha Pesona Katering Nusantara dan madu dengan label Meliponini Honey dari jenis lebah tanpa sengat. Dia memang sudah lama ingin memiliki usaha di bidang makanan, namun tidak mudah mendapatkan partner yang tepat, agar bisnis bisa berkembang dengan baik.

“Syukurlah di Pesona Katering Nusantara saya berhasil memperoleh rekan bisnis yang juga
penggemar kuliner, sehingga bisa cocok. Kami lebih memilih segmen pasar yang tidak highend, agar semua orang bisa merasakan makanan kami dengan harga terjangkau.

Memang kalau kita membuka restoran mahal, itu bagus dan banyak orang cenderung jadi
kagum. Namun, kami melihat ada kebutuhan pasar akan nasi kotak khas Nusantara yang mudah dipesan via telepon dan rasanya berkualitas. Kami berdua pun lebih tertarik ‘bermain’ di segmen yang lebih besar,” ungkap Desi yang berusaha membesarkan bisnis
Pesona Katering Nusantara ini secara serius. Elly Simanjuntak | Fikar Azmy

 

Untuk membaca artikel selengkapnya, dapatkan Women’s Obsession eidsi Juli 2018

<iframe src="https://www.youtube.com/embed/Bma43YkvDPk" width="696" height="392" frameborder="0" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>