Revolusi Camilan Sehat, Gaya Hidup Modern Mengubah Kebiasaan Ngemil

Dulu, camilan dianggap sebagai pilihan makanan ringan di antara waktu makan untuk meningkatkan energi. Namun, kini camilan telah menjadi bagian dari kebiasaan diet modern. Permintaan global untuk camilan meningkat, didorong oleh gaya hidup yang berubah dan urbanisasi yang terus berkembang. Konsumen semakin mengharapkan hal lebih dari camilan mereka, sekaligus mengandalkan camilan lebih dari sekadar menyuplai kalori untuk mendukung gaya hidup sibuk.

 

Raj Jalan, Direktur Riset Neurosensum, menyebut data berdasarkan berbagai artikel, jurnal, dan studi penelitian. "Hampir setengah populasi dunia (49%) mengonsumsi camilan 2-3 kali sehari atau lebih. Di Indonesia, angkanya mencapai 69%, sementara di Malaysia bahkan lebih tinggi, yaitu 79%,” katanya. Konsumen di seluruh dunia semakin sadar akan kesehatan, yang kemudian mendorong permintaan camilan yang alami, bergizi, dan sesuai dengan kebutuhan diet mereka. Tren ini tercermin dalam data yang menunjukkan peningkatan konsumsi camilan sehat pasca pandemi: dunia 22%, Indonesia 53%, sementara Malaysia 42%.

 

Perhatian terhadap nutrisi dan bahan baku kini menjadi keharusan tanpa mengorbankan kenikmatan yang diharapkan dari sebuah camilan. Konsumen mencari keseimbangan antara keinginan untuk camilan lezat dengan pola makan sehat, yang dikenal dengan istilah 'Conscious Indulgence'. Tren camilan sehat global dapat diprioritaskan dalam tiga kategori utama: proses pengadaan dan produksi, bahan baku yang digunakan, serta pengemasan dan komunikasi produk.

 

Raj juga menyebut konsumen pun semakin mencari camilan yang terbuat dari bahan alami, mudah dikenali, bebas dari aditif buatan, pengawet, dan bahan kimia sintetis. Kekhawatiran tentang efek negatif pemrosesan ultra-tinggi (Ultra High Processed) yang dapat mengurangi kandungan nutrisi mendorong inovasi dalam produk dan pengemasan. Permintaan untuk camilan yang diperkaya dengan nutrisi meningkat, didorong oleh nilai gizi dan manfaat kesehatannya.

 

 

Kemudian, konsumen juga aktif mencari camilan yang diperkaya dengan protein, serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang mendukung kesejahteraan secara keseluruhan. Daftar bahan dan klaim nutrisi menjadi sangat penting dalam memilih camilan yang tepat.

 

Selain itu, permintaan untuk camilan bebas kacang dan ramah alergen juga meningkat, didorong kebutuhan untuk mengakomodasi berbagai preferensi diet dan pertimbangan alergi. Faktor seperti kontrol porsi dan pengaruh DIY (Do It Yourself) juga mempengaruhi preferensi konsumen serta strategi pemasaran bagi merek-merek yang ingin memenuhi kebutuhan tersebut.

 

Industri camilan pun terus beradaptasi dengan tuntutan konsumen yang semakin sadar akan kesehatan, berfokus pada kualitas bahan, proses produksi, dan komunikasi yang transparan. Hal ini menciptakan peluang bagi produsen untuk berinovasi, guna memenuhi harapan konsumen akan camilan yang lebih sehat dan memuaskan.