Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) kembali menyuguhkan koleksi rencana terbaiknya dalam ajang JF3 Fashion Festival 2024, dengan tema kolektif Fashion Fusion in Elegance: Bridging Generations. Memadukan perspektif unik mereka menciptakan koleksi yang harmonis dan elegan, kreasi kali ini penuh dengan sinergi antara inovasi anak muda dan keahlian berpengalaman, menghadirkan perpaduan gaya kontemporer dan klasik.
Pada presentasi APPMI yang ke-12 di JF3, APPMI menampilkan karya sang pendiri Poppy Dharsono, bersama dengan Harry Hasibuan, Riki Damanik, dan APPMI Muda Sustainable Fashion. Dengan misi merancang, mengembangkan, dan membina dunia mode, APPMI terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia secara umum, serta memajukan dunia mode secara khusus.
Tahun ini, APPMI akan mengumpulkan koleksi dengan tema kolektif "Fashion Fusion in Elegance: Bridging Generations". Memadukan perspektif unik mereka untuk menciptakan koleksi yang harmonis dan elegan, "Fashion Fusion in Elegance: Bridging Generations" merayakan sinergi antara inovasi anak muda dan keahlian berpengalaman, menghadirkan perpaduan gaya kontemporer dan klasik.
Poppy Dharsono
Berkolaborasi dengan Gamatex, Poppy Dharsono menyuguhkan serangkaian busana perempuan dan pria yang chic dan tidak ketinggalan zaman, menggabungkan antara batik dengan blue denim. Diperkaya dengan teknik jacquard dan sentuhan personal ala Poppy Dharsono begitu kuat terlihat dalam busana-busana yang ditampilkan.
Partisipasi kita sangat dibutuhkan dalam memajukan produk lokal yang intinya akan membantu lapangan pekerjaan bagi mereka yang ada di industri fashion lokal. “Saya prihatin sekali dengan adanya lebih dari 10 pabrik tekstil di Indonesia yang terpaksa harus tutup. Kemarin juga baru saja ada 50.000 orang terkena Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK. Padahal potensi fashion kita luar biasa. Saya berharap para pelaku di bidang garmen dan tekstil harus berjuang dan bagi masyarakat umum diimbau untuk mau membeli produk asli Indonesia. Kita harus rajin membeli produk buatan karya Indonesia,” ujar Poppy Dharsono di acara ini (28/7/2024).
Harry Hasibuan
Sang desainer di balik merek Haze Be Wear, Harry Hasibuan telah berkarya selama lebih dari 12 tahun dan saat ini menjabat sebagai pengurus APPMI SUMUT. Koleksi terbarunya, 'Where Classic Meets Chic', terinspirasi dari kenyamanan dan kemewahan yang tenang . Koleksi ini menggunakan material linen dan ditujukan untuk mereka yang menginginkan gaya minimalis namun tetap elegan.
Riki Damanik
Sosok Riki Dinamik adalah seorang desainer busana perempuan yang berkecimpung dalam pembuatan made-to-order , fokus pada upaya pelestarian dan mempromosikan warisan budaya Sumatera Utara. Dia memanfaatkan kain tradisional, seperti ulos dan songket dalam rancangan busana kontemporer yang menggabungkan sentuhan bordir, tempelan , hiasan manik-manik, dan manipulasi kain.
Dia mempersembahkan koleksi yang terinspirasi oleh busana klasik seperti kebaya, beskap, dan korset, dengan penggunaan wastra Sumatera Utara, organza, renda, dan sutera satin. Menyajikan interpretasi modern dan segar atas siluet tradisional dalam tema 'Kreasi Wastra dengan Mood Muda dan Fresh'.
(Elly S | Foto: Dok. JF3)