Sherry Winata: Mengisi ‘Buku Kehidupan’ Sesuai Passion Masing-Masing

“Setiap orang mempunyai ‘buku kehidupan’ yang unik kita bisa mengisinya dengan berbagai kegiatan yang kita cintai dan bermanfaat untuk sesama.”

 —Sherry Winata: Pelukis & Guru Meditasi

 

 

Seni adalah ekspresi jiwa dari apa yang kata-kata tidak bisa ungkapkan. Seni bisa menggambarkan banyak hal mengenai kekayaan suatu bangsa. Saya rindu melihat pameran di setiap kota di Indonesia untuk menampilkan kekayaan dan kerja sama sebagai satu kesatuan negara Indonesia.

 

Tak terasa Republik Indonesia sudah berusia 79 tahun dan dunia seni lukis di Indonesia sudah kembali menggeliat dengan adanya berbagai pameran seni lukis dihadirkan di dalam dan luar negeri.

 

Perempuan yang giat berinvestasi ini berpesan kepada para perempuan di Indonesia, “Kita sebagai kaum Hawa memiliki kebebasan untuk menemukan jati diri masingmasing dan bisa menjadi diri kita sendiri. Berusaha keluar dari batasan-batasan atau keterikatan yang menghalangi diri untuk berekspresi dan berkarya sesuai dengan passion diri kita masing-masing. Saya memiliki mimpi dan harapan, ini bisa diwujudkan oleh para perempuan di Tanah Air bahwa setiap orang mempunyai ‘buku kehidupan’ yang unik. Kita bisa mengisinya dengan berbagai kegiatan yang kita cintai dan bermanfaat untuk sesama.”

 

Seperti karya lukisannya yang bertema, ‘Garden of Eden’ yang dipamerkan dalam ajang ArtMoments Jakarta bersama dengan G3n Project yang berlangsung beberapa waktu lalu di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel. Memberi pesan dalam kehidupan ini kita pernah memainkan peran, seperti melukai diri sendiri atau orang lain, difitnah, berbohong, dan hal negatif lainnya. “Namun, kekuatan sejati kemudian kita temukan dan menyembuhkan luka batin menjadi proses awal perbaikan diri. Babak baru dalam kehidupan pun dimulai dengan perwujudan sikap yang positif dan kekebasan untuk menjalankan kehidupan sesuai dengan keinginan kita. Kita bebas ‘melukis warna kehidupan’ yang kita pilih dan sukai,” ungkap Sherry.

 

Ibu dari tiga anak ini juga tak pernah berhenti belajar dan baru saja kembali dari London selama 14 hari belajar gong master training dari gong master dunia Don Conreaux. Semakin dia belajar merendahkan hati, ternyata dia semakin haus akan ilmu dan membagikan apa yang dia peroleh lewat lukisan, buku, kursus meditasi maupun sound healing untuk kesembuhan emosi dan jiwa.

 

Sherry juga percaya setiap individu bisa memberikan kontribusi terhadap bangsa Indonesia, karena setiap orang sebenarnya memiliki talenta dan sisi positif dari kehidupan ini. Menularkan perdamaian, menawarkan persahabatan, menebarkan cinta kasih, dan kepedulian terhadap sesama akan membuat dunia pun terasa indah dan penuh makna.

 

 

Di tengah kondisi perekonomian yang menantang baik di dalam maupun luar negeri, sesama seniman kita memang perlu saling bekerja sama dan tolong-menolong. Sherry percaya akan kekuatan bersama ini, sesama seniman kita menghindari yang namanya persaingan. Dia melanjutkan, “Itulah sebabnya, saya mendirikan Yayasan non profit Sherry Winata Art Foundation yang didirikan bersama teman baiknya Elia Yoesman bertujuan untuk membantu sesama, karena banyak orang yang sedang dalam kesusahan. Kegiatan sosial yang sudah kami lakukan antara lain, membagikan sembako dan air bersih serta membantu mendukung usaha para seniman maupun mendatangkan 100 seniman untuk bisa hadir di acara ArtMoments di Jakarta bersama dengan G3n Project."

 

Pelukis yang juga adalah guru meditasi ini berpesan kita harus menjaga kesehatan emosi dan jiwa, karena ini sangatlah penting seperti tanah yang subur untuk biji tumbuh menjadi bunga. “Belajar bekerja seperti anak-anak bermain tanpa berusaha, tapi terbang tinggi menjadi diri kita yang seutuhnya. Sehingga kita tidak lagi kecewa mengukur hasil luar tidak sesuai dengan ekspektasi dan usaha kita,” tambahnya. Sehingga, kita bisa berkembang menjadi bunga yang bersinar untuk sekeliling kita, seperti bunga lotus yang mekar keluar dari lumpur dan menebar keindahan ke semua orang yang memandanginya.