Museum Eugene di Bali tengah menjadi sorotan baru dalam dunia seni dan budaya. Terletak tak jauh dari Pura Tanah Lot yang ikonik, museum permanen ini dirancang untuk menyatukan seni kontemporer dengan keindahan alam Bali. Didesain oleh arsitek Indonesia terkenal, Andra Matin, proyek ini adalah hasil kerja sama dengan seniman Eugene Kangawa, yang dikenal dengan instalasi berskala besar dan lukisan yang kerap mengeksplorasi tema cinta, cahaya, dan bayangan.
Museum ini dirancang sebagai ruang pengalaman tempat seni dan arsitektur berbaur dengan alam. Menurut Matin, konsep bangunannya lahir dari tradisi dan budaya lokal, termasuk dalam hal penggunaan material dan teknik yang selaras dengan alam Bali. "Saya ingin museum ini menjadi bagian dari lanskap, seolah-olah tumbuh dari tanahnya sendiri, tanpa mengganggu keindahan alami sekitarnya," ujar Matin dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Dengan luas lebih dari satu hektar, museum ini akan menampilkan karya-karya ikonik Eugene, seperti "Golden Rain" dan "Infinite Ocean", serta ruang-ruang eksklusif yang dirancang untuk menghadirkan pengalaman seni yang intim dan imersif. Selain galeri seni, museum juga akan memiliki restoran, perpustakaan, dan program menginap, yang menawarkan pengalaman menyeluruh bagi para pengunjung.
Salah satu proyek Eugene yang paling ditunggu adalah pameran seri "White Painting", yang akan dipamerkan di Art Jakarta tahun ini. Karya ini pertama kali diciptakan pada 2017 dan telah dipamerkan di berbagai negara, namun kali ini menjadi debutnya di Asia Tenggara. Uniknya, setiap lukisan dalam seri ini memiliki judul berdasarkan nama individu yang terlibat dalam proses kreatifnya. Eugene mendokumentasikan setiap interaksi dengan teliti, menciptakan hubungan personal antara seninya dengan para peserta.
Rencana pembukaan museum ini pada tahun 2026 telah mendapatkan perhatian besar, tak hanya dari kalangan pecinta seni, tetapi juga masyarakat lokal dan internasional. Pengunjung nantinya dapat menikmati lebih dari sepuluh ruangan yang menampilkan instalasi seni yang didesain untuk menghadirkan harmoni antara karya manusia dan alam. Eugene Museum di Bali diharapkan menjadi destinasi budaya baru, di mana pengunjung dari berbagai kalangan bisa terlibat langsung dengan seni dalam lingkungan yang alami dan damai.
Di luar pameran, proyek ini juga melibatkan pembangunan sekolah internasional yang berada di sekitar area museum. Sekolah ini diharapkan menjadi pusat pendidikan baru yang mempromosikan kolaborasi antarnegara di Asia. Eugene sendiri merasa terhormat dapat berpartisipasi dalam proyek sebesar ini. "Saya berterima kasih atas kesempatan ini. Dukungan dari berbagai komunitas di seluruh dunia sangatlah berarti, dan saya berharap museum ini bisa menjadi tempat di mana seni, alam, dan manusia hidup dalam keharmonisan," ungkap Eugene dalam pernyataannya.
Melalui perpaduan antara arsitektur yang inovatif, karya seni yang reflektif, dan pemandangan alam Bali yang memukau, Museum Eugene menjadi simbol kolaborasi budaya yang kuat dan menginspirasi, baik di tingkat lokal maupun global. Gabungan seni, budaya, dan lingkungan yang harmonis, Museum Eugene di Bali menjadi simbol baru kolaborasi lintas budaya yang kuat. Proyek ini mencerminkan komitmen untuk menghadirkan ruang kreatif, tempat seni dapat berkembang dan dinikmati oleh banyak generasi ke depan.