Setiap daerah dari Sabang sampai Merauke memiliki kekhasan batiknya masing-masing dengan karakteristik, corak, dan filosofi yang unik.
Menyadari pentingnya melestarikan warisan budaya daerah dan memperkenalkan kekayaan seni Kendal kepada masyarakat luas. Bupati Kendal Dico M Ganinduto bersama Ketua PKK dan Dekranasda Kendal Chacha Frederica dengan bangga mempersembahkan batik Kendil Mas, hasil kolaborasi kreatif dengan desainer terkemuka Mel Ahyar.
Tema Kendil Emas diangkat dari salah satu cerita rakyat khas Kendal yang mengandung nilai-nilai budaya dan kebijaksanaan lokal yang mendalam. Setiap helai batik ini dirancang dengan cermat untuk menggambarkan keindahan, kearifan, dan semangat masyarakat Kendal yang terus hidup dalam kisah Kendil Emas.
"Kalau ditanya batik Kendal apakah ciri khasnya? Terkadang memang suka bingung menjawabnya. Memperkenalkan batik asli kabupaten Kendal ini tujuannya agar Kendal juga dikenal memiliki batik, agar diingat orang. Tamu-tamu biasanya bertanya mana batik khas Kendal? Syukurlah, hari ini Alhamdulillah ada enam motif batik dari Kabupaten Kendil yang juga sudah dipatenkan," ujar Chacha Frederica di acara launching dan pameran Batik Kendil Mas di Le Nusa Jakarta, milik Raffi Ahmad & Nagita Slavina.
Dico berpesan, "Semoga dengan diluncurkannya batik Kendil Emas ini dapat meningkatkan awareness terhadap Kabupaten Kendal dan produk ini bisa menembus pasar internasional maupun pasar-pasar utama yang kita harapkan.”
Batik Kendil Emas juga memiliki makna yang sangat mendalam bagi warga Kendal. Dirancang dengan ‘5 Jahitan Baju’, batik ini melambangkan kebanggaan dan identitas masyarakat yang telah melekat kuat. Baju batik khas ini telah menjadi milik masyarakat Kendal sebagai simbol budaya.
Batik Kendil Emas memiliki enam motif indah, pertama Bahurekso menceritakan kisah Tumenggung Bahurekso, Bupati pertama Kabupaten Kendal. Kedua, Agra Samodra yang memiliki makna Puncak Hingga Samudra atau Kendal yang memiliki banyak keindahan alam.
Ketiga, Akara Kundika melambangkan kesempurnaan dan kemurnian dari gambar burung kendil dan burung hong. Keempat, Kendalasari (Kendal yang Asri) yang terinspirasi dari kisah Sunan Katong yang terpana dengan keindahan pohon Kendal.
Kelima, Bhumi Kendalapura Sogan (Tanah Kendal) menggambarkan Kendal pada akhir masa Kerajaan Majapahit. Untuk batik keenam, bermotif sogan yang terdapat versi warna hitam dan putih. (Elly | Foto: Istimewa)