Kepemimpinan Tenny Elfrida mengajarkan bahwa positive thinking mampu menciptakan human capital yang tangguh dan inspiratif. Bukan cuma pengalaman, pola pikir optimis menjadi kunci transformasi kariernya di PT Kilang Pertamina Internasional
Di balik keberhasilan PT Kilang Pertamina Internasional dalam mengelola sumber daya manusia (SDM) yang unggul, terdapat sosok Tenny Elfrida, Direktur SDM dan Penunjang Bisnis perusahaan tersebut. Lebih dari duadekade pengalaman di Pertamina Group, Tenny telah membuktikan bahwa kepemimpinan yang dilandasi oleh positive thinking tak hanya menginspirasi, tetapi juga membentuk human capital yang tangguh.
Perjalanan karier Tenny Elfrida di dunia sumber daya manusia dimulai dengan langkah yang tidak konvensional. “Awalnya, saya bergabung dengan Pertamina Group sebagai management trainee. Setelah itu, saya berpindah-pindah fungsi dan jabatan. Saya pernah berada di operational audit, operation excellence, IT, quality management, hingga business process improvement. Setelah lebih dari 10 tahun bekerja di berbagaifungsi tersebut, saya akhirnya terjun ke bidang human capital,” kenang Tenny.
Meski tidak memiliki latar belakang formal di bidang human capital, perjalanan Tenny di dunia SDM justru dimulai dengan tantangan besar. Ketika diberikan amanah untuk memimpin fungsi human capital, ia tidak memiliki pengalaman di bidang tersebut. Namun, ia tidak melihat ini sebagai halangan. “Saya langsung diberi amanah untuk menjadi vice president. Itu adalah tantangan besar yang kemudian membuat saya semakin terinspirasi untuk mengembangkan diri dan tim,” ujarnya.
Lantas, apa yang membuat Tenny akhirnya jatuh cinta pada dunia human capital? Menurutnya, hal itu karena kesempatan untuk bekerja dengan orang-orang yang memiliki beragam karakter dan potensi. “Apa yang membuat saya jatuh cinta dengan bidang ini adalah kesempatan untuk mengenal tim lebih dalam, memahami potensi mereka, dan mengembangkan mereka sesuai dengan kelebihan masing-masing,” tambah Tenny.
Bagi Tenny, perubahan terbesar yang ia alami dalam kariernya adalah transformasi dalam pola pikirnya. “Sebelumnya, saya terbiasa dengan lingkungan yang sangat teratur dan berorientasi pada hasil yang jelas. Namun, ketika masuk ke human capital, saya belajar untuk lebih percaya bahwa setiap orang memiliki potensi yang luar biasa. Kita perlu memberi mereka kesempatan untuk berkembang,” papar perempuan yang hobi traveling ini.
Tenny juga menceritakan bagaimana pola pikirnya yang lebih positif mulai terbentuk seiring berjalannya waktu. “Ketika saya melakukan assessment terhadap diri saya sendiri, ternyata saya menyadari bahwa positive thinking saya meningkat drastis. Saya belajar untuk lebih percaya kepada orang, untuk tidak hanya melihat kekurangan, tetapi juga mencari kelebihan dan potensi yang ada dalam diri setiap individu,” Tenny menggarisbawahi.
Hal inilah yang menurutnya menjadi inti dari kepemimpinan di bidang human capital. “Sebagai seorang pemimpin, kita harus percaya bahwa setiap orang memiliki potensi, dan tugas kita adalah membantu mereka untuk menemukannya dan mengembangkannya. Ini yang saya terapkan dalam setiap keputusan yang saya buat, baik itu dalam penempatan posisi maupun dalam pengembangan karier,” imbuhnya.
Dalam mengelola tim, Tenny mengutamakan prinsip situasional leadership. Gaya kepemimpinan ini mengharuskan seorang pemimpin untuk menyesuaikan pendekatan dan tindakan berdasarkan situasi yang dihadapi oleh tim. Menurutnya, kepemimpinan yang efektif tidak bisa mengandalkan satu pendekatan tunggal.
“Penting untuk menempatkan diri kita sesuai dengan kebutuhan tim. Jika tim sedang menghadapi masalah motivasi, saya akan berada di belakang untuk memberi dorongan. Jika tim sudah memiliki ritme yang baik, saya akan lebih banyak berada di tengah untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Namun, jika ada masalah kompetensi, saya akan berada di depan untuk memberikan arahan dan contoh,” ungkap Tenny.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Tenny adalah memastikan budaya perusahaan yang sehat dan produktif, terutama dalam organisasi besar seperti PT Kilang Pertamina Internasional. Ia percaya membangun budaya perusahaan yang kuat dimulai dari bagaimana tim SDM bekerja.
“Kami di SDM selalu berusaha untuk menjadi contoh bagi budaya yang kami ingin terapkan di perusahaan. Dengan terus mendorong adanya komunikasi yang terbuka, memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk berkembang, dan selalu mendukung proses peningkatan kompetensi, kami ingin membangun budaya yang tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga pada kesejahteraan karyawan,” ujar Tenny.
Di PT Kilang Pertamina Internasional, SDM memang memegang peranan penting. “Dengan lebih dari 6.000-an pekerja organik, kami sangat bergantung pada kualitas dan kemampuan tim. Walaupun otomasi dan digitalisasi terus berkembang, kami percaya bahwa kualitas dan akurasi tetap bergantung pada kompetensi dan pengetahuan dari para pekerja kami,” tambahnya.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pengembangan SDM yang berkesinambungan, dengan memanfaatkan teknologi terbaru, seperti Artificial Intelligence (AI) untuk meningkatkan efektivitas rekrutmen dan pengembangan karier.
Dalam hal rekrutmen, Tenny mengatakan, PT Kilang Pertamina Internasional sudah mulai mengintegrasikan teknologi AI dalam proses seleksi untuk membantu menilai karakteristik dan potensi kandidat lebih tajam. Meski demikian, Tenny menegaskan teknologi tidak akan menggantikan peran manusia dalam proses seleksi.
Menutup pembicaraan, Tenny menuturkan pesan bagi anak muda yang telah atau tertarik terjun di dunia SDM. “Seorang HC harus memiliki kemampuan untuk memahami bisnis secara holistik. Mereka harus memiliki business acumen yang kuat, memahami tantangan yang dihadapi bisnis, dan tahu bagaimana mengelola SDM untuk mendukung tujuan Perusahaan. Selain itu, seorang HC juga harus mahir dalam memanfaatkan digitalisasi, seperti menggunakan AI untuk analisis data karyawan atau meningkatkan efisiensi administrasi. Dengan begitu, waktu mereka bisa lebih banyak digunakan untuk hal-hal strategis yang dapat mendorong produktivitas dan kinerja perusahaan,” pungkasnya.