Di balik keberhasilannya sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat, Ratnawati menyimpan dedikasi untuk memberdayakan UMKM dan memajukan pendidikan di Jawa Barat. Perjuangannya adalah bentuk nyata dari kepemimpinan yang mengedepankan kepentingan rakyat.
Tanggal 2 September 2024 menjadi momen bersejarah bagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat. Dr. Ratnawati resmi dilantik sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPRD Jawa Barat. Ini merupakan tonggak penting, karena dia menjadi perempuan pertama yang memimpin fraksi partai yang identik dengan simbol Bintang Mercy tersebut.
Perjalanan Ratnawati menuju pencapaian ini penuh dengan tantangan dan dedikasi. Meski awalnya telah menekuni profesi sebagai dokter, dia merasa terpanggil untuk memasuki dunia politik, mengikuti jejak suaminya, Herman Khaeron, seorang politisi senior Partai Demokrat yang telah empat periode menjadi legislator di Senayan. Tekad Ratnawati untuk melayani masyarakat semakin mantap ketika dia maju sebagai calon Wakil Bupati Indramayu pada Pilkada 2020. Meskipun belum berhasil, pengalaman tersebut justru memperkuat landasan langkah politiknya.
Setelah kegagalan di Pilkada 2020, dr. Ratnawati tidak menyerah. Pada April 2022, dia terpilih menjadi Bendahara DPD Partai Demokrat Jawa Barat, dan pada Juli 2023 dia dipercaya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Cirebon. Dia pun semakin aktif menjalin kedekatan dengan masyarakat, khususnya di daerah pemilihan (dapil) Jabar 12 yang meliputi Indramayu, Kota Cirebon, dan Kabupaten Cirebon.
Pada Pemilu 2024, Ratnawati berhasil meraih 87.000 suara, mengantarkannya ke kursi DPRD Provinsi Jawa Barat dengan total suara sah lebih dari 160.000. Sebagai anggota DPRD, dia memikul tanggung jawab besar, tidak hanya dalam menjalankan fungsi legislatif, tetapi juga dalam membawa perubahan yang nyata bagi masyarakat, terutama di Cirebon dan Indramayu.
Perempuan enerjik ini memiliki rekam jejak yang mengesankan. Pernah menjadi dokter PTT di Puskesmas Garawangi, Kabupaten Kuningan, dia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan. Ratnawati bahkan pernah dinobatkan sebagai dokter teladan pada 1998 dan berdinas di BKKBN serta Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
Dalam berbagai kesempatan, dia mengungkapkan keprihatinannya terhadap sejumlah isu sosial di dapilnya, seperti tingginya angka kemiskinan yang masih membebani banyak keluarga. Masalah pendidikan, khususnya bagi perempuan, juga menjadi perhatian utamanya. Sebagai ibu dari tiga putri, Ratnawati sangat memahami pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk membuka peluang hidup yang lebih baik. Dengan tekad yang kuat, dia berkomitmen memajukan pendidikan di daerahnya, memastikan tidak ada anak perempuan yang tertinggal dalam kesempatan belajar.
Baca selengkapnya di e-magz Women's Obsession edisi 121