Anggota DPR RI Komisi VI Fraksi Partai Demokrat
Sebagai Putri dari pahlawan nasional Dr Johannes Leimena, Melani Leimena Suharli mengungkapkan perjuangan Raden Ajeng Kartini bermakna bagi bangsa Indonesia. Sebagai tonggak sejarah untuk gerakan Nasional kebangkitan perempuan Indonesia. “Kartini salah satu tokoh perempuan yang menginspirasi. Sosoknya sebagai perempuan pada zamannya terbelenggu oleh aturan dan adat, namun kemudian mampu membangkitkan dan menginspirasi perempuan di Indonesia, bahkan di dunia. Dari Kartini, kita belajar banyak tentang bagaimana membebaskan perempuan dari belenggu aturan dan adat. Selain itu, juga belajar bagaimana mencerdaskan perempuan, agar bisa setara dengan laki-laki dari sisi hak-hak hidupnya,” tegas wanita kelahiran 27 Januari 1951 ini.
Di bidang politik, dia pun menyoroti persentase laki-laki masih dominan. Dilihat dari keterwakilan perempuan di DPR pada periode 2004-2009 sebesar 11%. Di periode selanjutnya 2009-2014 senilai 18%. Sementara, pada masa jabatan 2014-2019 mencapai 17,6% . “Dilihat perkembangannya di setiap periode, perempuan harus terus berusaha dan berjuang, agar memperjuangkan kesetaraan gender di segala bidang kehidupan,” tutur anggota DPR yang terpilih selama dua periode, yakni 2009-2014 & 2014-2019.
Selain jumlah kuota yang belum tercukupi, tantangan-tantangan sebagai anggota parlemen pun cukup beragam. Di antaranya persoalan masih rendahnya pendidikan perempuan, kemiskian perempuan, kekerasan terhadap perempuan, kesempatan kerja yang masih terbatas bagi perempuan, dan lainnya. Melani pun tidak berpangku tangan melihat persoalan yang ada. Lewat Komisi VI diciptakan program-program yang dikerjasamakan dengan kementerian Koperasi dan UKM, Perdagangan, Perindustrian, dan BUMN. Dia juga mengapresiasi proses penetapan RUU Penghapusan Kekerasan Perempuan.
Sebagai pribadi, dia banyak membina Paud dan karang taruna, agar sejak dini anak-anak dan remaja mendapatkan akses terkait kehidupan di masa mendatang. Di dalam keaktifannya di berbagai organisasi perempuan, seperti Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPPRI), Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) hingga Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI), dia selalu merinci pandangan tentang pemberdayaan dan akses perempuan berkarya.
Ketika memproyeksikan perkembangan perempuan Indonesia di masa mendatang, Melani berharap ada kuota anggaran pemberdayaan perempuan di APBN. Bila dicermati dari anggaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dia melihat adanya penurunan dari tahun ke tahun. Melani pun menambahkan, “Harapan saya kebangkitan perempuan Indonesia harus terus digaungkan, mengingat tantangan dunia semakin terbuka lebar. Dunia sudah tidak ada sekat hari ini, perempuan harus tetap mampu mengikuti tiap pergerakan cepat perubahan dunia.”
Dalam menunaikan tugasnya sebagai anggota dewan, Melani menargetkan agar program-programnya dapat terserap dengan baik di masyarakat lewat sinergitas kementerian-kementerian yang berada di bawah naungan Komisi VI. Untuk konstituen dapilnya, dia berupaya menciptakan kehidupan yang lebih berdaya, mandiri, dan sejahtera.
“Bekerja sama dengan mitra-mitra, kami mengadakan pelatihan-pelatihan kewirausahaan dan keterampilan, agar konsituen mandiri secara ekonomi. Tidak hanya itu, difasilitasi perbaikan sarana dan prasarana fasilitas umum, contohnya masjid, Paud, balai warga, wc umum di dapil, sehingga masyarakat luas ikut menikmatinya dan mendorong lahirnya kegiatan positif di lingkungan,” tutup perempuan yang pernah menjabat sebagai wakil ketua MPR RI periode 2009-2014 ini.