Menyambut Hari Perempuan Internasional 2025, Grant Thornton Indonesia merilis laporan tahunan Women in Business yang mengkaji perkembangan keterwakilan perempuan di jajaran manajemen senior secara global. Tahun ini, tema "Impacting the Missed Generation" diangkat untuk menyoroti pentingnya langkah konkret dari perusahaan agar kesetaraan gender dapat tercapai lebih cepat.
Selama lebih dari dua dekade, Grant Thornton memantau proporsi perempuan dalam kepemimpinan bisnis. Meskipun jumlahnya terus bertambah, pertumbuhannya masih sangat lambat. Jika tren ini berlanjut, perempuan yang memulai karier saat ini harus menunggu 25 tahun sebelum kesetaraan gender benar-benar terwujud di tingkat manajemen senior.
"Perusahaan tidak bisa hanya menunggu perubahan terjadi secara alami. Diperlukan langkah nyata agar perempuan memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang dan memimpin. Kita tidak boleh kehilangan satu generasi lagi dalam mencapai kesetaraan gender di tempat kerja," ujar Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia
Laporan Women in Business 2025 mencatat bahwa secara global, perempuan lebih banyak menduduki posisi kepemimpinan di bidang sumber daya manusia dan keuangan. Chief Human Resources Officer (CHRO) memiliki keterwakilan tertinggi sebesar 47,6%, diikuti Chief Financial Officer (CFO) sebesar 44,6%, dan Chief Marketing Officer (CMO) sebesar 33,3%. Namun, posisi CEO masih didominasi laki-laki, dengan hanya 21,7% perusahaan menengah yang dipimpin oleh perempuan. Meski mengalami kenaikan 2,6% dibanding tahun lalu, angka ini masih lebih rendah dari rekor tertinggi pada 2023 yang mencapai 28,4%.
Di Indonesia, proporsi perempuan di level manajemen senior justru mengalami penurunan dari 37,4% menjadi 36,3% pada tahun ini. Meski masih lebih tinggi dari rata-rata global yang berada di 34%, tren ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan dalam mendorong perempuan ke posisi strategis. CFO menjadi posisi dengan keterwakilan perempuan tertinggi di Indonesia, mencapai 58,9%, disusul Group Corporate Secretary sebesar 32,2% dan CHRO sebesar 31,1%. Sementara itu, jumlah perempuan yang menjabat CEO naik menjadi 28,9% dari 23,3% di tahun 2024, mencerminkan peningkatan namun masih jauh dari paritas gender.
Untuk mempercepat perubahan, Grant Thornton Indonesia menyoroti tiga faktor utama yang dapat membantu perusahaan mempercepat kesetaraan gender. Pertama, menetapkan target ambisius pada posisi manajemen senior agar perempuan memiliki peluang lebih besar dalam kepemimpinan. Kedua, menyediakan dukungan di setiap tahap karier perempuan, termasuk mentoring dan networking untuk mempertahankan talenta perempuan dalam organisasi. Ketiga, mendorong keseimbangan gender dalam rantai pasokan dan kemitraan bisnis, sehingga perusahaan dapat memperluas dampak keberagaman di sektor bisnis yang lebih luas.
"Hari Perempuan Internasional 2025 bukan hanya perayaan, tetapi juga pengingat bahwa kita harus bergerak lebih cepat untuk mencapai kesetaraan gender. Perusahaan harus mengambil tindakan nyata agar tidak kehilangan generasi pemimpin perempuan yang berpotensi membawa perubahan besar bagi industri dan ekonomi," tambah Johanna Gani.
Grant Thornton Indonesia mengajak seluruh pelaku bisnis untuk berkomitmen dalam mendorong keberagaman gender. Kesetaraan bukan hanya soal keadilan, tetapi juga tentang membangun lingkungan bisnis yang lebih inovatif, kompetitif, dan berkelanjutan. [Angie]