Dikenal dengan nama Rambu Solok, upacara pemakaman ini menjadi salah satu upacara adat kematian termahal di Tanah Air. Bagaimana tidak, dalam satu upacara, satu keluarga yang akan mengadakan Rambu Solok harus menyembelih sekitar 100 kerbau dalam bahasa setempat disebut tedong untuk kurban. Dikenal dengan istilah Ma’tinggoro Tedong, ada pula beberapa tedong belang atau bule yang memang terkenal memiliki nilai tinggi.
Sebelum memulai rangkaian upacara Rambu Solok, keluarga akan melakukan prosesi Mellantang terlebih dahulu. Mellantang adalah prosesi awal Rambu Solo dengan cara membuat lantang atau pondokan. Lantang dikerjakan dua bulan sebelum acara puncak Rambu Solo.
Dibangun di sekitar tanah lapang dan mampu memuat ratusan orang. Bagian
tengah lantang dibuat sekat, belakang untuk tempat para tamu beristirahat, sementara bagian depannya menghadap ke lapangan.
Setelah pertunjukan kesenian masih ada beberapa prosesi, yakni Ma’roto. Di sini keluarga akan menghiasi peti jenazah menggunakan kain dari benang merah dan emas. Kemudian Ma’popengkalo, yaitu proses pengarakan jenazah hingga ke lumbung persemayaman. Keluarga akan berdiri di bawah kain merah dan akan bersorak sorai tanpa terlihat adanya kesedihan.
Selanjutnya, peti akan dinaikkan ke atas panggung atau lumbung untuk disemayamkan. Di atas panggung tersebut terletak pula patung Tao-Tao yang bentuknya menyerupai jenazah semasa hidupnya lengkap dengan pakaian dan aksesoris semasa hidup. Terakhir ada Ma’palao, yakni proses pengarakan jasad dari dari area rumah tongkonan hingga ke kompleks pemakaman.
Untuk membaca artikel selengkapnya, dapatkan majalah cetak dan digital Women’s Obsession edisi April 2019