6 Alasan “Jumbo” Sukses Mencatat Rekor Film Animasi Dalam Negeri

 

Industri film Indonesia kembali menorehkan pencapaian penting. Film animasi Jumbo dari Visinema Studios sukses jadi film animasi lokal dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa. Sejak tayang hingga 6 April 2025, tercatat film ini sudah ditonton lebih dari 1 juta penonton, melewati rekor yang sebelumnya dipegang Si Juki the Movie: Panitia Hari Akhir (2017). Tapi perjalanan menuju pencapaian ini penuh cerita yang layak disimak.

 

1. Proses Panjang Lima Tahun

Produksi Jumbo tak mudah. Tim Jumbo membuktikannya lewat dedikasi selama lima tahun penuh. Dimulai pada pertengahan 2020, proses produksi film ini melibatkan lebih dari 420 kreator berbakat dari Sabang sampai Merauke yang bekerja tanpa kenal lelah untuk membangun semesta cerita dari nol.

 

“Bikin animasi itu kayak membangun dunia dari awal,” ujar Ryan Adriandhy, sutradara dan Head of Animation Development di Visinema. Untuk menghasilkan satu detik tayangan, tim harus membuat 24 gambar yang kemudian digerakkan, diwarnai, dan diberi suara. Karena itu, tiap detail dalam film ini lahir dari kerja kolektif, semangat besar, dan komitmen untuk menghadirkan karya yang berkualitas.

 

 

2. Cerita yang Dekat dan Menggugah

Jumbo menghadirkan kisah yang menyentuh. Ceritanya berpusat pada Don, bocah 10 tahun yang kerap diejek karena fisiknya. Dia ingin membuktikan dirinya lewat kompetisi bakat, membawakan cerita dari buku peninggalan orang tuanya.

 

Saat buku itu dicuri oleh teman yang iri, Don memulai petualangan bersama sahabat-sahabatnya dan seorang anak dari dimensi lain. Narasinya mengalir imajinatif, tapi tetap mengangkat nilai-nilai yang bisa dirasakan semua usia, menggambarkan tentang keberanian, persahabatan, dan keluarga. “Kami ingin membawa kembali nuansa cerita keluarga yang hangat dan penuh imajinasi,” kata Ryan.

 

 

3. Suara Bintang-Bintang Ternama

Karakter dalam Jumbo terasa hidup berkat suara para bintang. Ariel NOAH, Bunga Citra Lestari, dan Cinta Laura Kiehl menjadi bagian dari tim pengisi suara yang ikut memperkuat karakter.

 

Don diisi oleh suara Prince Poetiray, sementara karakter Mae dan Meri dibawakan Graciella Abigail dan Quinn Salman. Kolaborasi antara nama-nama besar dan pendatang baru menciptakan harmoni yang menarik dalam penceritaan. Mereka semua dipilih bukan hanya karena populer, melainkan juga mampu menghadirkan interpretasi karakter yang kuat dan pas.

 

4. Menembus Bioskop Mancanegara

Jumbo tak hanya dinikmati di Indonesia. Film ini juga akan tayang di 17 negara, menjadikannya salah satu film animasi lokal dengan jangkauan paling luas sejauh ini.

 

Waktu rilisnya pun bertepatan dengan momen libur Lebaran, momen yang pas untuk dinikmati bersama keluarga. Capaian ini membuka peluang bagi karya animasi lokal untuk dikenal lebih jauh di luar negeri.

 

Anggia Kharisma selaku produser menegaskan bahwa Jumbo bukan tontonan biasa, tapi bagian dari kontribusi kreator Indonesia terhadap industri ekonomi kreatif. “Hal ini membuktikan bahwa kita bisa bersaing secara kualitas,” ujarnya.

 

 

5. Menyalakan Semangat Kreator Muda

Keberhasilan Jumbo jadi dorongan moral bagi kreator muda di bidang animasi. Film ini menunjukkan bahwa karya buatan lokal bisa bersaing, dihargai, dan bahkan mencetak rekor.

 

Produksi panjang yang penuh tantangan terbayar lunas dengan sambutan hangat dari penonton. Semangat, ketekunan, dan keyakinan terhadap potensi lokal menjadi fondasi lahirnya film ini. Selain membawa harapan baru, Jumbo juga menjadi perwujudan industri animasi Indonesia sedang bertumbuh dan siap melangkah lebih jauh.

 

 

6. Dua Lagu Tema yang Menyempurnakan Film Jumbo

Salah satu kekuatan film animasi Jumbo terletak pada musik temanya. Film ini tidak hanya mengandalkan satu, tetapi dua lagu tema utama yang diciptakan oleh musisi-musisi berbakat Indonesia. Lagu pertama, "Dengar Hatimu", dibawakan langsung oleh Prince Poetiray dan Quinn Salman, pengisi suara karakter Don dan Meri dalam film. Penciptanya, Ifa Fachir dan Simhala Avadana, menghadirkan komposisi dengan aransemen hangat dan lirik yang menyentuh. Lagu ini menangkap esensi perjalanan emosional para karakter dalam memahami, menerima, dan tumbuh bersama, yang sejalan dengan tema besar film Jumbo.

 

Lagu tema kedua, "Selalu Ada di Nadimu", dibawakan oleh Bunga Citra Lestari. Produksi musiknya dipercayakan kepada grup Laleilmanino dengan pendekatan yang berbeda. Proses kreatifnya dimulai dari lirik, lalu diaransemen dengan nuansa orkestra untuk mengikuti dinamika adegan film. Kehadiran dua lagu ini memperkuat dimensi emosional cerita dan menghadirkan pengalaman audio-visual yang menyeluruh. Suara BCL yang khas, serta lirik yang menyentuh, Jumbo tampil sebagai karya multimedia yang utuh. [Angie | Foto: Istimewa]