Tren “FOMO skincare” belakangan banyak muncul di media sosial. Banyak orang mencoba berbagai produk hanya karena takut ketinggalan tren, padahal belum tentu sesuai kebutuhan kulit. Dalam acara talkshow di The BFF Festival 2025 (The Beauty, Fashion & Fragrance Festival) di JICC, Jumat (15/8), dr. Abel yang dikenal sebagai dr. Incognito mengingatkan bahwa kebiasaan ini bisa merusak skin barrier dan membuat perawatan kulit tidak lagi efektif.
“Skin barrier itu lapisan pelindung tak terlihat di permukaan kulit. Kalau rusak, tandanya bisa kulit berminyak tapi terasa kering, muncul jerawat, sampai fungal acne yang sulit sembuh,” kata dr. Abel. Ia menambahkan, kerusakan sering terjadi karena penggunaan bahan aktif seperti retinoid atau exfoliant tanpa pemahaman yang tepat.
Lebih jauh lagi, ketika muncul reaksi negatif seperti kemerahan, jerawat, atau rasa perih, sulit untuk mengetahui penyebab pastinya. Hal ini karena ada terlalu banyak variabel—mulai dari kandungan bahan, konsentrasi, hingga cara pemakaian—yang berubah dalam waktu singkat. Akibatnya, proses mencari solusi menjadi lebih lama dan rumit, sementara kondisi kulit bisa semakin memburuk.
Owner MS Glow, Shandy Purnamasari, yang hadir di acara tersebut, menyebut pentingnya konsistensi dalam pemakaian. “Banyak yang sudah cocok dengan satu produk tapi tergoda iklan lalu ganti. Efek skincare itu munculnya membutuhkan waktu, kalau belum sempat bekerja tapi sudah diganti, kita jadi tidak tahu bahan mana yang sebenarnya cocok,” ujarnya.
Dr. Abel juga meluruskan mitos yang masih sering dipercaya, yakni bahwa kulit berminyak tidak memerlukan pelembap. “Kadar minyak dan kadar air pada kulit itu berbeda. Kalau kulit kekurangan air, tubuh akan memproduksi lebih banyak minyak untuk mencegah air menguap. Memberi cukup hidrasi justru bisa mengurangi produksi minyak,” jelasnya.
Menurutnya, pemilihan pelembap juga perlu mempertimbangkan tekstur dan risiko komedogenik. “Semakin kental, biasanya kandungan oklusif dan emollient-nya lebih tinggi. Hal ini memang membantu mengunci kelembapan, tapi juga bisa meningkatkan risiko penyumbatan pori. Sesuaikan dengan kebutuhan kulit dan waktu pemakaian, misalnya yang ringan di pagi hari dan lebih kaya di malam hari,” sarannya.
Dalam kesempatan itu, Shandy memperkenalkan tiga varian moisturizer dari MS Glow yang diformulasikan untuk kebutuhan kulit berbeda, yaitu Calm Blemish untuk kulit berjerawat, Symwhite 377 untuk mencerahkan dan mengatasi hiperpigmentasi, serta Diamond Moisturizer untuk meratakan warna kulit.
Menutup sesi, dr. Abel mengingatkan kembali bahwa edukasi adalah kunci sebelum mencoba produk baru. “Kenali kebutuhan kulit, pahami kandungannya, dan beri waktu untuk melihat hasilnya. Jangan hanya ikut tren,” tegasnya. (Angie)