Selama ini mungkin banyak yang tak menyadari bahwa sendi merupakan salah satu bagian terpenting dalam tubuh lantaran fungsinya yang membantu pergerakan tulang. Untuk itu, menjaga kesehatan sendi juga perlu dilakukan. Jangan sampai terjadi masalah pada sendi yang bisa mengganggu, seperti nyeri sendi.
Nyeri sendi bisa menyerang siapapun, tak hanya pada orangtua. Nyeri sendi bisa terjadi karena beberapa faktor dengan tingkat rasa sakit yang berbeda beda, bisa berlangsung singkat atau lama, mulai dari sakit ringan, menengah hingga berat.
Nyeri sendi biasanya terjadi pada bagian lutut dan sekitar pinggang, terutama pada kasus nyeri di salah satu sendi, lutut menjadi yang paling sering mengalaminya. Nyeri sendi kelompok ini, disebabkan beberapa faktor, antara lain, kerusakan tulang rawan di belakang tempurung lutut atau disebut chondromalacia patellae, dan bisa juga haemarthrosis atau perdarahan di dalam ruang sendi akibat retak lutut.
Selain itu penyakit asam urat atau gout arthritis merupakan kondisi yang dapat menyebabkan rasa sakit nyeri sendi yang berulang dan seringkali kambuh. Nyeri oleh gout arthritis biasanya sering dialami pada bagian jari-jari tangan atau kaki, pergelangan kaki dan lutut yang bisa timbul secara tiba-tiba. Bagi yang memiliki riwayat keluarga gout arthritis, suka mengkonsumsi alkohol berlebihan, mengonsumsi seafood dan daging, serta riwayat obesitas sebaiknya berhati-hati karena berisiko lebih tinggi terkena gout arthritis.
Sedangkan untuk penyebab nyeri pada beberapa sendi, antara lain, osteoarthritis, yaitu pembengkakan jaringan di dalam dan sekitar sendi akibat kerusakan permukaan pelindung tulang. Pada osteoarthritis terjadi peradangan di membran synovial, yaitu membran yang menyelubungi dan melindungi sendi sehingga sendi dapat bergerak bebas.
Jika membran sinovial meradang, maka terjadi pembengkakan, nyeri, dan kaku sendi. Sendi yang terkena biasanya pada jari-jari tangan, pinggul, dan lutut. Cedera serius pada sendi, obesitas, dan faktor usia bisa meningkatkan risiko terkena osteoarthritis. Suci Yulianita | Istimewa
Untuk membaca artikel selengkapnya, dapatkan Women’s Obsession edisi Januari 2018