Raymond Lim | Tak Henti Berinovasi

Rasa bangga bisa  menjual dunia pariwisata Tanah Airnya, itulah yang muncul dalam diri Raymond Lim yang telah berkarier di Singapore Tourism Board (STB) lebih dari 20 tahun. Adanya passion bekerja di industri pariwisata membuatnya betah menjadi pekerja yang loyal.

“Bahagia sekali bisa membantu negara saya selama ini dalam urusan mendatangkan wisatawan dari Indonesia  ke Singapura dan posisi tahun lalu masuk dalam peringkat nomor satu. Saya sampai fasih berbahasa gaul dalam bahasa Indonesia.

Lalu, yang paling saya senangi di sini adalah makanannya begitu lezat dan beragam. Berat badan saya pun jadi naik dan susah turun, apalagi kalau bepergian ke berbagai kota seperti Makasar, Aceh, Medan, Bali, Surabaya, Semarang, Yogja, Bandung, dan lainya,  ”ujar pria yang menjabat sebagai Area Director Singapore Tourism Board (STB) Indonesia ini seraya tersenyum.

 

PENTINGNYA PASAR INDONESIA

Tinggal dan bekerja di Indonesia cukup lama membuat pria yang sempat ditempatkan di Moscow selama tiga tahun ini jadi bisa lebih relaks menikmati hidup, namun tetap berkomitmen penuh memenuhi target-target perusahaan. Dia juga belajar bersabar diri, bertoleransi, dan memahami budaya basa-basi yang bermanfaat untuk pergaulan dan mencairkan suasana.

Raymond berkata, “Ada sekitar tiga juta orang Indonesia mengunjungi Singapura setiap tahun untuk berbagai tujuan baik itu untuk jalan-jalan, bisnis, maupun urusan kesehatan.

Banyak juga yang datang dalam rangka mengunjungi teman, keluarga maupun saudara yang kebetulan bekerja, sekolah, atau tinggal di Singapura. Untuk yang baru pertama kali ke luar negeri, Singapura seringkali menjadi pilihan, karena posisinya dekat, aman, nyaman, udaranya bersih, dan  menawarkan pengalaman berbeda yang tak ditemukan di sini.”

Para wisatawan bisa cepat beradaptasi menyatu dengan suasana kota nan modern ini.  Tujuan destinasi yang beragam berpadu budaya lokal yang kuat menyebabkan banyak orang Indonesia selalu ingin kembali ke Singapura.

“Mereka juga menyukai pergi dengan cara lain yaitu lewat kapal pesiar dan mampir ke berbagai negara lainnya.  Ini menjadi tren yang berkembang belakangan ini. Banyak grup-grup korporasi dalam jumlah besar hingga mencapai 1500 orang  memilih berberwisata melalui kapal pesiar,” papar penyuka yoga, renang, dan menonton acara sepak bola ini dengan nada serius.

Promosi wisata kapal pesiar maupun corporate travel menjadi perhatian utama timnya dan mereka terus membuat terobosan di kedua area ini termasuk untuk pasar di luar Jakarta.

“Kami mengharapkan di liburan akhir tahun 2017 akan terjadi peningkatan arus masuk wisatawan dari sini ke Singapura. Saya sangat senang kantor kami di Surabaya  sudah mulai beroperasi sejak 2 Oktober 2017. Sehingga dapat membantu meraih pasar secara efektif dari wilayah Jawa Timur, Sulawesi, dan Bali,” tambahnya.

Singapura memiliki agenda event tahunan yang memudahkan orang Indonesia memilih kegiatan sesuai kesukaan masing-masing dan konser musik adalah salah satu yang digemari.

Dari ZoukOut, St. Jerome Laneway Festival and Ultra, Cold Play, Britney Spears, atau Foo Fighters ramai dipadati wisatawan Tanah Air. Selain itu, ada juga ajang sports seperti International Champion Cup Soccer Tournament, Formula 1 Singapore Airlines Singapore Grand Prix maupun Standard Chartered Singapore Marathon menjadi penarik utama kedatangan orang Indonesia ke Singapura.

TEROBOSAN SLOGAN BARU

Singapura beberapa waktu lalu baru saja meluncurkan slogan pariwisata yang baru: Passion Made Possible. Mempromosikan Singapura dari segi bisnis maupun pariwisata dengan cara berbeda, kerjasama antara Singapore Tourism Board (STB) dan Singapore Economic Development Board (EDB).

Raymond berkata, “Brand destinasi terpadu ini dipersembahkan untuk semua orang, termasuk Indonesia untuk mengajak para traveler mengeksplor Singapura lebih jauh dan mendalam sesuai passion masing-masing.

Jadi, tak hanya menikmati kulit luarnya saja. Misalnya, menjadi pecinta kuliner yang tak hanya sekadar mencicipi makanan atau penjelajah yang tak cuma melihat-lihat  seperti turis biasa saja.”

STB juga merilis serangkaian film yang menceritakan bagaimana Singapura menjadi destinasi di mana impian menjadi nyata. Menampilkan para penduduk dan tokoh terkemuka mewakili masyarakat Singapura yang beragam.

Melalui film tersebut, STB mengelompokkan calon pengunjung berdasarkan gaya hidup, minat, dan tujuan mereka melakukan perjalanan. Ada tujuh kategori ‘Passion Tribes’, yakni Foodie (penyuka kuliner), Collector (penikmat belanja dan mengumpulkan barang-barang unik), Explorer (senang alam terbuka dan tempat-tempat menarik), dan Action Seeker (senang sensasi dan acara olahraga). Lalu, Culture Shaper (penikmati seni dan kebudayaan), Socialiser (hobi menjalin hubungan bermakna lewat musik dan hiburan), dan terakhir Progressor (pelancong bisnis yang ingin terkoneksi, berkolaborasi, dan berinovasi).

Passion Made Possible akan diperkenalkan di 15 pasar di seluruh dunia melalui kantor regional STB di Asia Pasifik, Inggris, dan Amerika Serikat. Elly Simanjuntak | Fikar Azmy

 

 

Untuk membaca artikel selengkapnya, dapatkan Women’s Obsession edisi November 2017