Kampanye untuk Kebaikan

Veronica Utami, Direktur Home Care Unilever Indonesia

Pada kuartal ketiga, laporan keuangan interim PT Unilever Indonesia Tbk mencatat penjualan bersih tumbuh 2,63% yoy menjadi Rp32,36 triliun. Pertumbuhan ini didukung kinerja baik, salah satunya dari home & personal care yang dikepalai Veronica Utami. Meskipun baru diangkat sebagai direktur home care oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 21 Mei 2019, dia berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik.

 

Bergabung dengan Unilever semenjak 2002, perempuan kelahiran Jakarta ini tumbuh dan berkembang bersama perusahaan. Tujuh belas tahun bukanlah waktu yang singkat, banyak pengalaman didapatnya selama menempuh karier di perusahaan produsen barang rumah tangga terbesar ketiga di kancah dunia tersebut.

 

Jejak Karier

Veronica memulai dari posisi brand manager yang menangani beberapa merek, antara lain comfort (Molto dan Trika), Ponds Premium, serta Close Up. “Saya bergabung pertama kali dengan divisi home care menangani Rinso lalu Molto. Sempat pindah ke personal care, tapi kembali sebagai senior brand manager Molto. Setelah itu ditarik lagi ke personal care untuk memegang Ponds, brand yang waktu itu paling prestisius di Unilever Indonesia,” tuturnya sambil tersenyum kepada Women's Obsession.

 

Pada 2012-2015, peraih gelar sarjana teknik industri dari Universitas Indonesia ini dipercaya menjadi ice cream marketing director. Produk yang ditanganinya, antara lain Paddle Pop (Max), Cornetto, Fruttare (Buavita), Populaire, Feast, Dungdung. Veronica bertanggung jawab untuk merancang strategi marketing guna meningkatkan keuntungan sekaligus menjaga brand tetap kompetitif di pasaran. Latar belakang studinya banyak membantu saat perencanaan maupun pemasaran.

 

Setahun kemudian, Veronica dipromosikan sebagai Brand Director untuk wilayah Asia Tenggara, Australia, dan New Zealand (SEA & ANZ) yang berkedudukan di Singapura. Dia memegang platform yang lebih besar, yaitu ‘dirt is good’ atau ‘berani kotor itu baik’ untuk produk (Omo/Rinso/Breeze). Kenaikan jenjang kariernya bukan tanpa hambatan, tetapi dia menganggapnya sebagai tantangan. Prinsipnya ketika itu adalah siap belajar lagi dan terbuka akan segala hal.

 

“Diperlukan kerendahan hati untuk un-learn dan re-learn. Bahwa saya orang baru, ajari saya supaya bisa berkontribusi pada kesuksesan bersama.”

 

Sekembalinya ke Indonesia dia diserahi tanggung jawab mengepalai divisi home care. Ketika ditanya mengenai strategi yang dijalankan hingga akhir semester dua, dia mengatakan bahwa yang terpenting adalah dekat dengan konsumen. Hal itu kian dipermudah di era ketika semua serba digital seperti sekarang ini, interaksi dapat terjadi tanpa perlu bertatap muka. “Kita harus peka, jeli, dan cepat. Selain itu, intuisi dan data adalah powerful tools,” tegasnya. 

 

Bekerja untuk Kebaikan

Dukungan perusahaan terhadap pekerja perempuan adalah salah satu alasan Veronica tidak pernah berpikir untuk pindah ke tempat lain. Perusahaan selalu memberikan kesempatan dan tantangan baru untuk membuat tiap individu bertumbuh, baik dari segi profesional dan personal.

 

“Perusahaan sangat memperhatikan kebutuhan personal, finansial, maupun emosional karyawan, sehingga kita selalu merasa nyaman dan mendapat dukungan penuh baik dari perusahaan, pimpinan serta lingkungan sekitar,” papar pengagum novelis Bhre Redana ini sambil tersenyum. 

 

Agile working yang diterapkan juga merupakan bentuk support Unilever terhadap pegawai. Kerja bisa fleksibel mau di rumah ketika nama anak sedang membutuhkan atau di kantor yang penting bisa tetap terjaga kualitasnya. Fasilitas penunjang lain yang sangat membantu menurut pengalaman pribadi Veronica adalah nursery bagi karyawan yang masih memiliki anak-anak.

 

Selain itu, dalam membangun brand pun perusahaan selalu menekankan pentingnya strategi tujuan mulia (purpose-led) dan mampu bersaing di masa depan (future fit). Tahun ini dari divisi yang Veronica pimpin paling tidak ada beberapa kampanye sudah dilakukan dari segi purpose ini. Pertama, gerakan ‘Yuk Mulai Bijak Plastik’ dari Rinso, merek pertama Unilever yang mengajak segenap masyarakat Indonesia untuk lebih bijak dalam menggunakan plastik. Kampanye dipicu oleh masalah pencemaran lingkungan akibat limbah sampah plastik menjadi sesuatu yang harus diselesaikan secara menyeluruh. Kedua, dari brand cleaner sudah memasuki tahun keempat Unilever menjalankan program mosque cleaning atau bersih-bersih masjid menjelang lebaran bersama komunitas remaja masjid dan masyarakat umum. Tidak ketinggalan kegiatan pemberdayaan perempuan lewat brand Sunlight.

 

Meskipun pekerjaan menuntut sebagian besar waktunya, Veronica selalu menyempatkan diri berkumpul bersama keluarga, terutama kedua putrinya yang beranjak remaja. Yoga bersama putri bungsunya kerap dilakukan. “Saya merasa beruntung dikarunia keluarga yang begitu suportif, tak terkecuali kedua orang tua yang sering menemani anak-anak saat saya tengah sibuk,“ ujarnya menutup pembicaraan.

 

Nur A | Foto: Fikar A