Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dikenal karena memiliki rekam jejak di dua BUMN besar, yaitu PLN dan Pertamina. Sosok yang bukan hanya cerdas, namun juga cantik dan berpembawaan tegas ini merupakan perempuan satu-satunya yang dipercaya menjabat di jajaran direksi perusahaan bertaraf global Pertamina.
Pengangkatan lulusan Hukum Bisnis Universitas Padjadjaran (S2) tahun 2009 dan Teknik Industri ITB tahun 1991 dilatarbelakangi pula jabatannya sebagai ketua tim implementasi holding migas. Sebelum menjabat posisi ini, Nicke adalah direktur sumber daya manusia Pertamina sejak November 2017. Dia merangkap jabatan sebagai plt Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur.
Memulai kariernya di bidang konstruksi, perempuan kelahiran Tasikmalaya, 25 Desember 1967 ini resmi menjadi bos Pertamina mulai Agustus 2018. Pengalamannya yang cukup lama di Pertamina menjadi modal baginya untuk bisa mengisi jabatan tersebut. Mengurus sebuah perusahaan vital negara, Nicke menilai, Indonesia punya potensi yang besar untuk menggunakan sumber daya alamnya demi kepentingan pemenuhan energi nasional. Terutama sumber daya migas, saat ini Pertamina berhasil memproduksi minyak mentah dan gas lebih dari 900 ribu boepd. Tahun depan, ditambah dengan adanya beberapa blok yang dialihkelolakan ke Pertamina, akan menjadikannya sebagai satu-satunya Perusahaan BUMN yang memproduksi sekitar 60% dari total produksi nasional. Belum lagi andil terhadap pengelolaan potensi sumber panas bumi atau geotermal di Indonesia yang termasuk dalam urutan terbesar di dunia. Saat ini, Pertamina mengelola sekitar 1877 MW total kapasitas terpasang di seluruh wilayah kerja produksi geotermal, baik langsung maupun bersama partner. Nicke memastikan seluruh pengelolaan sumber daya nusantara adalah untuk kesejahteraan Indonesia.
Menjaga Kemandirian Energi
Sebagai pimpinan tertinggi Pertamina, Nicke juga terus berupaya mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional yang direalisasikan dalam berbagai strategi dan program kerja nyata. Di antaranya melalui pembangunan kilang baru dan pengembangan kilang yang sudah ada. Pengerjaannya terus dipercepat agar dapat selesai sesuai dengan target. Selanjutnya, upaya peningkatan penyerapan minyak mentah dalam negeri, optimalisasi kinerja kilang serta program B30 yang berhasil diimplementasikan lebih cepat dari
rencana awal. Hasilnya Pertamina sukses menurunkan porsi impor minyak mentah sekitar 30% dari tahun sebelumnya dan menetapkan kemandirian solar dan avtur sejak Maret 2019.
Dari sisi komitmen untuk ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM), kemudahan akses ke wilayah mana pun, dan keterjangkauan harga, Pertamina terus melanjutkan program BBM satu harga, setelah sebelumnya pada 2019 Pertamina berhasil menjalankan program tersebut di 161 titik di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Kemudian program One Village One Outlet juga diimplementasikan untuk memastikan setiap desa memiliki akses pelayanan produk Pertamina. Kesepakatan bersama pun dijalankan dengan Kementerian Dalam Negeri untuk memperluas pelayanan BBM dan LPG melalui pengadaan Pertashop di desa-desa wilayah Indonesia, sebagai bentuk kemitraan strategis dalam rangka mewujudkan keadilan energi.
Terkait dengan penyaluran BBM Bersubsidi atau bahanbakar Jenis BBM Tertentu (JBT) serta BBM Penugasan pada 2020, Nicke menyatakan akan disalurkan kepada 5726 lembaga penyalur di seluruh Indonesia. Dalam rangka mengawal BBM bersubsidi tersebut tepat sasaran, Pertamina bersama regulator terkait maupun masyarakat bisa sama-sama melakukan pengawasan. Salah satunya melalui gebrakan Pertamina untuk penerapan digitalisasi SPBU yang dipastikan akan diselesaikan pada 2020, sehingga seluruh transaksi di SPBU bisa termonitor dengan akurat dan real time. Integrasi digitalisasi yang diterapkan oleh Pertamina pun sudah dilakukan secara bertahap mulai dari Terminal BBM hingga SPBU dan ditambah fasilitas baru pembayaran secara nontunai melalui aplikasi MyPertamina.
Sebagai perusahaan yang menerapkan sistem manajemen lingkungan, konservasi sumber daya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab melalui program pengembangan masyarakat, Pertamina pun berhasil mendominasi penghargaan Proper (Program Peringkat Kinerja Perusahaan) Nasional tahun 2019. Dari total 200 lokasi yang mendapatkan PROPER Emas dan Hijau secara nasional pada 2019, perusahaan meraih 13 dari total 26 PROPER Emas dan 76 dari total 174 PROPER Hijau. Nicke mengatakan, fokus untuk implementasi beyond compliance berhasil dilakukan. Hal ini terbukti dalam empat tahun terakhir, perolehan Proper Emas dan Hijau terus mengalami kenaikan. Dia berharap Pertamina selalu menebarkan energi kebaikan untuk masa depan Indonesia yang lebih ramah lingkungan.
Menjadi perempuan yang memegang jabatan tertinggi di perusahaan sekelas Pertamina, diakui Nicke merupakan hal yang tidak mudah. Dalam 50 tahun terakhir, kursi tertinggi selalu dijabat oleh laki-laki. "Jika ingin berkarier tanpa batas, jangan membatasi diri kita,” tegasnya.
Angie | Foto: Dok. Pribadi