Mengandalkan Disiplin & Kejujuran

Marlia Hayati Goestam, Presdir PT Darya Varia-Laboratoria Tbk

Keberhasilan Marlia Hayati Goestam dalam berkarier di Darya-Varia Laboratoria Tbk. bukanlah sesuatu yang dia dapatkan dalam ‘semalam’. Berkarier dari bawah dia memulai dengan pekerjaannya sebagai sekretaris salah satu direktur yang kebetulan adalah pemilik perusahaan. Keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik membuatnya tertarik mencoba perusahaan distribusi produk farmasi dan diberi tantangan sebagai kepala bagian personalia.

 

Dia terlibat beberapa kali di dalam proses merger and acquisition atau M&A. Ketika perusahaan diakuisisi Darya-Varia, Marlia diberi tanggung jawab sebagai corporate secretary. Lalu, tahun 2002 diangkat menjadi direktur perseroan dan pada 2015 dipercaya menduduki jabatan presiden direktur. “Karier saya mengalir begitu saja dan bisa mencapai hingga posisi tertinggi, karena diberi kesempatan dan keleluasaan oleh pemegang saham. Tapi, jabatan sebagai presiden direktur tidak membuat saya merasa menjadi orang sukses, sebab ini lebih merupakan tanggung jawab yang harus diemban. Sukses bagi saya adalah jika perusahaan dapat tumbuh sehat secara berkelanjutan, memberikan kesejahteraan kepada karyawan maupun keluarganya, dan membuat orang Indonesia menjadi lebih sehat,” papar bungsu dari 10 bersaudara ini.

 

KUNCI KEBERHASILAN

Ketika ditanya mengapa dia betah mengabdikan diri bekerja selama 32 tahun di Darya-Varia Laboratoria Tbk. dia berterus terang perusahaan ini telah memberikan banyak hal dalam kehidupannya. Termasuk kesempatan untuk berbuat salah dan memperbaikinya. Dia berterima kasih bisa mendapat berbagai pelajaran berharga dari atasan-atasannya, hingga membentuk karakternya jadi lebih bagus lagi.

 

Selain itu, budaya di sini juga sangat kekeluargaan dengan nilai-nilai perusahaan, antara lain Bayanihan atau gotong royong yang menuntut kerja sama tim. Nilai bersatu yang kuat dan bagus menjadi pedoman seluruh karyawan maupun manajemen untuk bersama-sama memajukan perusahaan. Ada dua hal yang selalu dia tekankan dalam pekerjaan sekaligus merupakan falsafah hidupnya, yaitu disiplin dan jujur. Disiplin memang terlihat mudah diucapkan, namun sulit dilakukan secara konsisten. Dia berprinsip ini mesti diwujudkan, meskipun sering kali kita tidak ingin mengerjakannya. 

 

Marlia mempunyai cerita khusus mengenai disiplin dan mendapat pelajaran berharga dari orang lain. “Waktu saya masih membawa mobil sendiri ke kantor, setiap pagi saya selalu mendengarkan siaran Ida Arimurti dari radio Prambors. Saya merasa dia termasuk orang yang disiplin setiap hari selalu melakukan pekerjaannya dengan baik. Menyapa penggemar lewat suara yang merdu dan ceria. Saya kemudian membuat taruhan dengan diri saya, siapa yang lebih disiplin dan rajin selalu masuk kantor di antara kami berdua. Jadi, meskipun saya sakit dan tidak kerja, suaranya tetap dipantau. Ternyata, dia lebih disiplin dan dalam setahun hanya dua kali dia tidak siaran,” ujarnya seraya tersenyum.

 

Kejujuran pun menjadi faktor yang penting sekali. Tidak peduli seberapa pintarnya seorang karyawan, tapi kalau tidak jujur dalam hal ini dia cenderung akan bertindak tegas. Jika kita bekerja keras, kemungkinan kita akan sukses. Namun, dia memahami banyak orang yang sudah menerapkannya belum tentu berhasil. Tapi, satu hal yang pasti, jika tidak bekerja keras, kita pasti gagal. Hal tersebut tertanam dalam dirinya sejak lama. Orang tuanya selalu mengajarkan untuk tidak menunda pekerjaan dan menyelesaikannya sesegera mungkin dengan hasil yang maksimal. Kata-kata tersebut sering diucapkan saat dia remaja dan masih teringat hingga kini. Setiap hari Marlia selalu melakukan refleksi diri. Bertanya apa saja yang sudah dia selesaikan hari ini dan adakah perbaikan dari sebelumnya? Apakah dia sudah mempunyai kesempatan berbuat baik hari ini?

 

TETAP BERTUMBUH

Bisnis farmasi adalah industri yang sangat banyak aturannya. Mulai dari proses pendaftaran hingga pemasaran dan bahkan post-marketing. Harus taat dengan seluruh peraturan yang ada dan diperlukan usaha luar biasa untuk terus bertumbuh secara signifikan. Belum lagi bahan bakunya 95% masih impor. Ketergantungan ini memerlukan keahlian tersendiri untuk mengelolanya dengan baik, efisien, dan tepat waktu. Bahan baku harus tersedia pada waktu dibutuhkan. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika juga sangat mempengaruhi harga bahan baku dan melemahnya rupiah akan memberikan dampak kenaikan harga.

 

Di era BPJS, industri farmasi menghadapi tantangan peningkatan cakupan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjadi sekitar 75% dari penduduk Indonesia. Pertumbuhan pasar farmasi khusus resep masih didominasi obat generik, sejalan dengan meningkatnya cakupan produk JKN. “Dengan program JKN, volume penjualan tumbuh besar, namun marginnya sangat tipis. Selain itu, sumber daya manusia merupakan tantangan yang sangat besar. Tidak hanya di perusahaan yang dipimpinnya, tapi secara keseluruhan merupakan tantangan bangsa ini. Menyiapkan para leader menjadi successor merupakan PR besar yang harus kami selesaikan. Idealnya, para pengganti tersebut mesti siap menghadapi persoalan  dan peluang di zamannya nanti dan membawa perusahaan ke arah lebih baik lagi,” ucapnya. 

 

Pada dasarnya perusahaan yang antara lain memiliki produk Decolgen, Enervon-C, dan Natur-E ini selalu berusaha tumbuh di atas rata-rata industri farmasi produk obat kimia dan tradisional yang tahun ini menurun hingga 10,39%.  Namun, Darya-Varia Laboratoria berhasil membukukan kenaikan penjualan bersih sebesar Rp482 miliar, tumbuh 12% pada kuartal I 2019, dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu. Beberapa produk Darya-Varia masih menjadi market leader di segmen consumer health maupun obat bebas (Over the Counter/OTC). Seperti Enervon-C maupun Nature-E masih pegang market share di kategorinya. 

 

Berbicara mengenai program Corporate Sosial Responsibilty (CSR) yang dilakukan perusahaan, dia menerangkan kebanyakan aktivitasnya memang mengarah pada visi dan misi besar perusahaan, yaitu untuk masyarakat Indonesia yang lebih sehat. “Jadi memang berkaitan atau mengambil tema besar sesuai dengan visi dan misi tersebut. Kami bekerja sama dengan beberapa institusi tertentu maupun departemen kesehatan. Perusahaan sangat concern terhadap hal ini dan melakukannya secara rutin bisa dalam bentuk berbagai kegiatan. Terakhir yang kami lakukan adalah mengedukasi industri kecil di daerah-daerah terpencil seperti Purworejo, mengenai bahaya memakai zat pewarna industri untuk makanan.

 

Artikel selengkapnya bisa dibaca di Majalah Women's Obsession edisi Oktober 2019