Dimulai dari Nol Kilometer

Verawati Basri, CEO Trans Pacific Global

‘Tetap mengayuh tidak ada yang sia-sia jikalau kita setia.’ Kalimat indah itu diutarakan oleh sosok perempuan hebat bernama Verawati Basri. Namanya mungkin tak setenar seperti para pejabat. Namun dia termasuk salah satu entrepreneur hebat di negeri ini yang sudah terbukti mampu membangun bisnisnya di kancah nasional, khususnya bidang transportasi.

 

Dialah CEO sebuah perusahaan besar bernama PT Trans Pacific Global. Terlahir sebagai perempuan dari keluarga biasa, Verawati tak pernah berkecil hati atau merasa minder. Dia selalu berpikir positif, maju ke depan. Sehingga apa pun kondisi dan keadaan yang dihadapi tetap mampu dilalui dengan baik. Bahkan untuk membangun perusahaan ini, dirinya tidak langsung melibatkan orang banyak, melainkan benar-benar dari kecil atau dari nol.

 

Kepada Women’s Obsession saat ditemui di ruang kerjanya, Verawati bercerita panjang lebar mengenai jatuh bangunnya membangun bisnis ini. Awalnya dia tidak pernah terpikir akan bisa membangun perusahaan transportasi, karena dia adalah seorang mantan counter sales yang punya hobi otomotif. Kecintaannya dalam dunia otomotif adalah sesuatu yang langka, karena kebanyakan dunia otomotif itu digemari oleh kaum laki-laki.

 

Dia merasa sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuk jatuh cinta pada dunia otomotif. Karena sudah merasa nyaman dan menjiwai terhadap pekerjaan ini, maka dia merasa hobinya itu harus terus dilestarikan, dan diimplementasikan kepada sesuatu hal yang lebih besar manfaatnya.

 

“Jadi awalnya karena hobi, karena pada saat itu saya tidak ada pilihan lain kecuali hobi di dunia otomotif dan background di bidang transportasi, akhirnya ya sudah bismillah, saya kemudian mantap melangkahkan kaki, dan jadilah Trans Pacific Global,” ujar Vera menceritakan pengalaman awal mendirikan Trans Pacific Global.

 

Perempuan anak keenam dari tujuh bersaudara ini tidak begitu lama bekerja di salah satu dealer kendaraan mewah. Kariernya kian bergerak maju ke perusahaan di bidang sewa kendaraan. Perlahan namun pasti, Vera akhirnya mampu menguasai seluk beluk bisnis transportasi. Dimulai dari nol kilometer dan tiga unit mobil, Vera memulai mendirikan perusahaannya pada tahun 2007. Meskipun belum menyelesaikan gelar sarjananya, Vera sudah menjadi CEO di usia 28 tahun. Sebuah pencapaian yang luar biasa baginya.

 

Menjadi CEO di usia muda tentu memberi pengalaman sendiri bagi Verawati. Terlebih bisnis yang ditekuni adalah bisnis yang identik dengan dunia laki-laki, pasti punya banyak tantangan serta cerita yang menarik. Namun seberat apa pun, tantangan dan hambatannya Vera lagi-lagi tak pernah menyikapinya dengan pesimis. Dia tetap berpikir positif dan optimis bahwa segala sesuatunya bisa teratasi dengan baik. “Setiap bisnis mau besar atau kecil pasti punya tantangan, tidak ada bisnis yang tidak punya tantangan,” ujarnya menjelaskan.

 

Dalam bisnis yang dilakoni, tantangannya jelas dia harus bisa berhadapan dengan kaum laki-laki yang punya perusahaan transportasi jauh lebih besar sebagai kompetitornya. Diakuinya untuk skala global, Trans Pacific Global masih terbilang kecil, namun bukan berarti kalah bersaing dengan perusahaan global. Dia mengaku kendalanya ada di modal. Perusahaan-perusahaan luar negeri lebih kuat secara modal. Namun ia menegaskan secara kualitas sama, pihaknya berani bersaing.

 

“Di tingkat global perusahaan kami memang masih berskala kecil, tapi kami mampu bersejajar dengan mereka. Kami mampu bersaing dengan mereka dari sisi pelayanan dan kualitas jasa yang kita tawarkan,” jelas Vera yang kini sudah memiliki lebih dari 500 armada.

 

Kunci sukses berbisnis yang ditekuni Vera adalah layanan dan kecepatan. Dia harus memastikan layanan bisa diberikan secara prima, ramah, dan tepercaya. Terlebih di saat pandemi corona atau Covid-19 ini, layanan yang cepat dan sehat menjadi kunci utama. Dia menjamin layanan transportasi yang dikembangkan bersih, dan memenuhi standar protokol kesehatan. Driver pun dijamin dalam kondisi sehat karena dilakukan pemeriksaan secara berkala.

 

Meski diakui corona telah memberikan dampak besar terhadap hampir semua sektor bisnis, termasuk transportasi, Vera bersyukur badai corona tidak sampai membuatnya merumahkan para karyawan, dan juga tidak ada pemotongan gaji. Bisnisnya masih tetap bisa survive, karena dia yakin, sampai kapan pun transportasi itu selalu ada dan akan selalu dibutuhkan. “Bisnis ini tetap bagus dan sangat menjanjikan karena semua orang butuh transportasi,” tegas Vera yang selalu diajarkan orangtua untuk selalu bersyukur dan percaya diri.

 

Untuk membaca artikel selengkapnya, dapat diperoleh di majalah cetak dan digital edisi 66/2020